Awas Bahaya Kesibukan Kita
Awas bahaya kesibukan kita ~ Landasan firman Tuhan untuk tema tersebut
diambil dari dua bagian firman Tuhan, yaitu: Lukas 10:38-42 dan Maz 46. Kerja telah
menjadi hal yang paling utama dalam hidup manusia. Dikatakan demikian, karena
dengan cara itulah manusia memenuhi kebutuhan hidupnya. Tanpa bekerja tentu
berdampak kepada ketiadaan persediaan makanan dalam rumah tangga. Selain itu
ekonomi rumah tangga dan roda hidup keluarga pasti akan bermasalah.
Tidak salah kalau kita
bekerja. Dikatakan demikian, karena memang Tuhan juga yang memerintahkan kita
untuk bekerja sebab dengan berpeluhlah kita bisa mendapatkan rejeki dalam hidup
kita. Sehingga tidak mungkin bagi kita untuk memperoleh rejeki kalau tidak
bekerja.
Hari ini manusia sangat sibuk. Masih adakah waktu untuk Tuhan? Bahaya
kesibukan ini jelas, bahwa tidak ada waktu untuk Tuhan sehingga kepekaan Tuhan
tidak ada dan tanpa sadar falsafah dunia mulai masuk secara perlahan. Maka
tidak heran kekristenan menjadi dangkal dan tidak mengalami kebahagiaan.
Kisah Maria dan Marta
adalah sebuah cerita, tetapi memiliki nilai teologis yang dalam. Marta
dihargai, namun Maria diapresiasi karena komitmen untuk duduk di kaki Yesus.
Ini pelajaran apa? Ini adalah soal intimasi dengan Tuhan.
Kerja dan Intimasi mana
penting? Keduanya penting. Keduanya berguna. Namun tidak bisa kesibukan
menghilangkan intimasi, karena intimasi dengan Tuhan adalah kunci keberkatan
kerja.
Mengapa ini penting? Apa
yang membuat intimasi dengan Tuhan begitu istimewa?
1. Membuka simpul rohani
kita terus terbuka dan sensitif. Dengan demikian kita mampu menolak godaan dan
dosa.
2. Adanya kesadaran,
tercipta kerinduan, dan lebih membuka diri terhadap cinta Tuhan. Ini tentu tidak
membuat Anda akan menjadi suci tanpa dosa. (baca buku Anthony de Mello –
Awareness).
3. Kalau ini terus
dipraktekkan secara disiplin (Celebration of discipline by Richard Foster),
maka akan menghasilkan keterbukaan kepada Tuhan dan akhirnya Saudara akan
merasakan suara Tuhan berbicara kepada kita.
4. Ini akan menghasilkan
hubungan yang akrab dengan Tuhan (intimacy) dengan Tuhan.
5. Keintiman
menghasilkan kesederhaan hidup (simplicity) dan sikap menyederhanakan hidup
(simplifying life)!
Bagaimana mendapatkan
keintiman itu? Mari kita membaca kitab Mazmur 46. Dalam kitab Mazmur kita
menemukan beberapa hal, yaitu:
1. Menyanyikan nyanyian bagi Tuhan – “Untuk
pemimpin biduan. Dari bani Korah. Dengan lagu: Alamot. Nyanyian” – Mazmur 46:1.
Di sini kita diajak untuk bermasmur bagi Allah kita. Dengan cara demikian, kita
bisa menikmati relasi yang indah akan Tuhan. Kita memuji dan memuliakan Allah
karena memang Dia layak dan pantas kita puji dan muliakan.
2. Melakukan refleksi
kehidupan – “Pergilah, pandanglah
pekerjaan TUHAN, yang mengadakan pemusnahan di bumi, yang menghentikan
peperangan sampai ke ujung bumi, yang mematahkan busur panah, menumpulkan
tombak, membakar kereta-kereta perang dengan api!” – Mazmur 46:9-10.
Kita dimotivasi untuk melakukan suatu perenungan atau refleksi tentang
kehidupan kita dan tentang Tuhan serta karya-Nya dalam hidup kita. Tuhan dan
karya-Nya selalu mendatangkan damai sejahtera. Tuhan menyingkirkan hal-hal yang
berpotensi menghadirkan kekacauan dan yang merampas damai sejahtera dalam hidup
kita.
3. Diam di hadapan Tuhan
– “Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah
Allah! Aku ditinggikan di antara bangsa-bangsa, ditinggikan di bumi!” – Mazmur 46:11.
Dalam saat teduh pribadi kita, dalam teduhnya jiwa kita di hadapan Tuhan, kita
dituntun untuk mengakuai kuasa dan kedaulatan serta otoritas Tuhan Allah kita.
Maria mendapat apresiasi
bukan karena dia lebih baik. Tetapi karena dia tahu kapan Dia harus duduk di
kaki Yesus dan membiarkan relasi dengan Tuhan sebagai yang utama dalam hidup.
Bagaimana dengan kita?
Sumber: danielrondadotcom.
Post a Comment for "Awas Bahaya Kesibukan Kita"