Translate

Setelah Mengalami Stroke Istri Meninggalkannya

Setelah mengalami stroke istri meninggalkannya ~ Seorang suami yang mengalami stroke beberapa tahun lalu mengeluh bahwa istrinya tidak mencintainya lagi. Pasalnya istrinya sudah tidak mau diajak bicara dan dingin terhadap suaminya. Ia menghindar tidur sekamar walaupun masih serumah. Saat ini sang suami yang sudah sembuh tapi masih menyisakan kelemahan tubuh dan sudah tidak bekerja lagi.

Mereka hidup dari anak-anak yang sudah beranjak dewasa dan ada yang sudah menikah. Akibat sikap dingin istri, suami akhirnya menjadi marah-marah selalu dan pada sisi lain sang istri menjadi semakin dingin dan cuek. Ketika ia datang kepada saya untuk meminta nasehat dan doa, saya pun memintanya sabar sambil mencari tahu latar belakang permasalahan keluarga ini.

Ternyata berdasarkan informasi dari anak-anaknya bahwa pasutri ini sudah sering bertengkar waktu bapak mereka masih sehat. Si suami ini memang orang keras dan suka memarahi dengan berlebihan terhadap istri dan anak-anaknya. Memang sebelum stroke suamilah tulang punggung keluarga. Bapak mereka sangat keras dan kerap membuat luka hati istrinya.


Saat ini setelah sang suami stroke dan mulai pulih, persoalan tidak selesai. Suami terus punya kebiasaan marah namun tidak lagi berdaya karena sudah tidak bekerja lagi. Bapak ini mulai frustrasi. Bagaimana menolongnya? Bagi saya tidak mudah karena suami ini sudah dalam posisi tidak sehat secara psikologis.

Ia terus menggunakan kemarahan untuk melampiaskan frustrasinya, sedangkan si istri menjadi semakin dingin dan marah juga. Apalagi dia sudah tidak bergantung lagi kepada suaminya. Tidak ada solusi kecuali masing-masing pihak bersedia mengampuni dengan kasih Tuhan.

Untuk itu saya minta kepada anak-anak mereka untuk menjadi juru damai yang menjembatani hubungan yang sepertinya sudah putus ini.
Pelajaran yang dapat diambil adalah selama suami dan istri masih muda dan sehat, maka sebaiknya kita memelihara kehangatan cinta. Bertengkar dan marah mungkin wajar saja dalam kadar tertentu, namun harus cepat diselesaikan dengan gaya hidup memaafkan, saling mengasihi dan mengampuni.

Tiga kata ajaib yang patut selalu dipakai dalam keluarga: "minta tolong; maaf; terima kasih". Jangan sombong dan merasa diri hebat terus, karena suatu ketika pasti kita menjadi tua, lemah dan sakit-sakitan. Lalu ketika anak-anak sudah besar dan meninggalkan kita, maka pasangan suami dan istri akan saling bergantung dan saling menolong sampai kematian memisahkan. Tidak ada pribadi lain yang paling dekat dengan kita kecuali pasangan kita (istri pada masa muda kita kata Kitab Ibrani). Makanya, yuk, berhenti bertengkar dan bermusuhan! Rugi!
Sumber: danielrondadotcom

Post a Comment for "Setelah Mengalami Stroke Istri Meninggalkannya"