Pemberitaan Yang Seimbang Antara Sorga Dan Neraka
Pemberitaan yang seimbang antara sorga dan neraka ~ Jika kita mempromosikan tentang sorga, maka kita juga harus berbicara tentang neraka. Keseimbangan ini perlu, sebab jika tidak ada keseimbangan, maka berita tentang sorga kurang menarik atau tidak menarik sama sekali. Ketidak-jelasan tentang neraka bisa berakibat tidak adanya juga kejelasan mengenai sorga. Semangat meneriakan sorga, sesemangat itu pula seharusnya meneriakkan realitas neraka. Faktanya dari berbagai survei yang diadakan beberapa pihak, ternyata lebih banyak orang sadar realitas sorga daripada neraka.
Pemberitaan yang tidak seimbang ini juga sesungguhnya merupakan bagian dari manuver kuasa kegelapan untuk membinasakan banyak orang, termasuk orang-orang Kristen. Hal ini paralel dengan pemberitaan firman Tuhan yang menekankan kasih Allah, tetapi tidak mengajarkan mengenai keadilan dan kesucian Allah.
Demikian pula dengan pemberitaan mengenai keselamatan yang terjadi bukan karena perbuatan, tetapi hanya oleh anugerah karena iman. Tidak dijelaskan bahwa perbuatan yang dimaksud adalah perbuatan berdasarkan hukum-hukum seperti yang dikenal oleh orang Yahudi; perbuatan berdasarkan Taurat.
Baca juga: Garis Besar Injil Markus.
Dan iman sendiri bukan sekadar pengaminan akali dalam pikiran atau nalar. Iman adalah tindakan, yaitu penuntun terhadap kehendak Allah. Karena kesalahan memahami keselamatan, banyak orang Kristen merasa sudah memiliki iman karena sekadar sudah setuju bahwa Yesus adalah Juruselamat. Padahak itu bukanlah iman atau percaya. Itu hanya mengakui status Yesus.
Mereka sudah merasa telah memiliki surga dan meyakini kalau mati pasti masuk surga. Kemudian diajarkan bahwa semakin meyakini kalau mati masuk surga, maka kemungkinan masuk surga semakin besar. Mereka tidak diajar untuk bagaimana hidup tidak bercacat dan tidak bercela dengan melakukan kehendak Bapa. Karena berpikir keselamatan bukan karena "perbuatan", maka mereka tidak terpacu dan bergumul untuk melakukan kehendak Bapa. Ini keadaan yang sangat membahayakan. Mereka bisa binasa, sebab iman mereka palsu.
Mereka yang tidak pernah berpikir realitas neraka akan merasa aman, karena hidup tanpa ancaman penghukuman kekal. Padahal rasa aman mereka adalah aman semu yang menjerumuskan manusia kepada sikap tidak berjaga-jaga. Sikap seperti inilah yang diharapkan terbentuk dalam kehidupan orang percaya, sehingga mereka menjadi mangsa empuk kuasa kegelapan. Sama seperti kesediaan menerima fakta sakit penyakit, maka orang berusaha menjaga kesehatan, fakta kemiskinan maka orang bekerja keras untuk menjadi kaya, fakta kegagalan maka orang berusaha untuk sukses, demikian pula fakta neraka akan membuat orang berusaha dengan sungguh-sungguh segenap tenaga untuk menemukan keselamatan agar terhinda dari neraka.
Baca juga: Latar Belakang Injil Markus.
Keselamatan dalam Yesus Kristus menjadi semakin berarti kalau kita memberitakan realitas neraka dengan jelas. Kita akan lebih menjunjung tinggi nilai keselamatan oleh penebusan Tuhan Yesus Kristus kalau kita mengerti bukan hanya ada kedahsyatan kengerian neraka.
Tentu kemudian kualitas ucapan syukur karena bebas dari neraka menjadi ucapan syukur yang jauh lebih berkualitas. Hal ini juga akan memicu seseorang mengasihi Tuhan, berusaha tidak melukai hati Tuhan dengan melakukan kehendak-Nya, serta melayani Tuhan untuk menggenapi rencana-Nya. Kalau kita menyadari kebaikan Tuhan yang menghindarkan kita dari neraka yang memuat api kekal, hal ini akan mendorong kita untuk membalas kebaikan Tuhan.
Tidak jelasnya pemberitaan mengenai neraka berakibat pula tidak jelasnya panggilan memiliki kelakuan yang berkenan kepada Tuhan. Sejatinya, berita mengenai neraka secara tidak langsung mengingatkan manusia adanya realitas penghakiman. Segala sesuatu yang dilakukan manusia harus dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan - Roma 14:12; 2 Korintus 5:9-10.
Keadilan Tuhan memperhadapkan manusia kepada kemuliaan kekal (surga) atau kehinaan kekal (neraka). Hal ini harus mewarnai jiwa setiap orang percaya agar dalam meniti hidup di bumi, ia melakukannya dengan bijaksana. Amin
Pemberitaan yang tidak seimbang ini juga sesungguhnya merupakan bagian dari manuver kuasa kegelapan untuk membinasakan banyak orang, termasuk orang-orang Kristen. Hal ini paralel dengan pemberitaan firman Tuhan yang menekankan kasih Allah, tetapi tidak mengajarkan mengenai keadilan dan kesucian Allah.
Demikian pula dengan pemberitaan mengenai keselamatan yang terjadi bukan karena perbuatan, tetapi hanya oleh anugerah karena iman. Tidak dijelaskan bahwa perbuatan yang dimaksud adalah perbuatan berdasarkan hukum-hukum seperti yang dikenal oleh orang Yahudi; perbuatan berdasarkan Taurat.
Baca juga: Garis Besar Injil Markus.
Dan iman sendiri bukan sekadar pengaminan akali dalam pikiran atau nalar. Iman adalah tindakan, yaitu penuntun terhadap kehendak Allah. Karena kesalahan memahami keselamatan, banyak orang Kristen merasa sudah memiliki iman karena sekadar sudah setuju bahwa Yesus adalah Juruselamat. Padahak itu bukanlah iman atau percaya. Itu hanya mengakui status Yesus.
Mereka sudah merasa telah memiliki surga dan meyakini kalau mati pasti masuk surga. Kemudian diajarkan bahwa semakin meyakini kalau mati masuk surga, maka kemungkinan masuk surga semakin besar. Mereka tidak diajar untuk bagaimana hidup tidak bercacat dan tidak bercela dengan melakukan kehendak Bapa. Karena berpikir keselamatan bukan karena "perbuatan", maka mereka tidak terpacu dan bergumul untuk melakukan kehendak Bapa. Ini keadaan yang sangat membahayakan. Mereka bisa binasa, sebab iman mereka palsu.
Mereka yang tidak pernah berpikir realitas neraka akan merasa aman, karena hidup tanpa ancaman penghukuman kekal. Padahal rasa aman mereka adalah aman semu yang menjerumuskan manusia kepada sikap tidak berjaga-jaga. Sikap seperti inilah yang diharapkan terbentuk dalam kehidupan orang percaya, sehingga mereka menjadi mangsa empuk kuasa kegelapan. Sama seperti kesediaan menerima fakta sakit penyakit, maka orang berusaha menjaga kesehatan, fakta kemiskinan maka orang bekerja keras untuk menjadi kaya, fakta kegagalan maka orang berusaha untuk sukses, demikian pula fakta neraka akan membuat orang berusaha dengan sungguh-sungguh segenap tenaga untuk menemukan keselamatan agar terhinda dari neraka.
Baca juga: Latar Belakang Injil Markus.
Keselamatan dalam Yesus Kristus menjadi semakin berarti kalau kita memberitakan realitas neraka dengan jelas. Kita akan lebih menjunjung tinggi nilai keselamatan oleh penebusan Tuhan Yesus Kristus kalau kita mengerti bukan hanya ada kedahsyatan kengerian neraka.
Tentu kemudian kualitas ucapan syukur karena bebas dari neraka menjadi ucapan syukur yang jauh lebih berkualitas. Hal ini juga akan memicu seseorang mengasihi Tuhan, berusaha tidak melukai hati Tuhan dengan melakukan kehendak-Nya, serta melayani Tuhan untuk menggenapi rencana-Nya. Kalau kita menyadari kebaikan Tuhan yang menghindarkan kita dari neraka yang memuat api kekal, hal ini akan mendorong kita untuk membalas kebaikan Tuhan.
Tidak jelasnya pemberitaan mengenai neraka berakibat pula tidak jelasnya panggilan memiliki kelakuan yang berkenan kepada Tuhan. Sejatinya, berita mengenai neraka secara tidak langsung mengingatkan manusia adanya realitas penghakiman. Segala sesuatu yang dilakukan manusia harus dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan - Roma 14:12; 2 Korintus 5:9-10.
Keadilan Tuhan memperhadapkan manusia kepada kemuliaan kekal (surga) atau kehinaan kekal (neraka). Hal ini harus mewarnai jiwa setiap orang percaya agar dalam meniti hidup di bumi, ia melakukannya dengan bijaksana. Amin
Post a Comment for "Pemberitaan Yang Seimbang Antara Sorga Dan Neraka"