Orang Besar Yang Tidak Becus
Orang besar yang tidak becus ~ Landasan firman Tuhan untuk tema tersebut diambil dari Injil Matius 5:13-16. Lalu dari tulisan rasul Paulus kepada orang Kristen yang ada di kota Kolose yang demikian firman Tuhan tersebut: "Segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus" - Kolose 3:17.
Alkisah, ada seorang dosaen di bidang jurnalistik menyamar sebagai gelandangan dan tinggal selama beberapa malam di pinggir jalanan sebuah kota besar. Misinya ialah untuk mencari tahu dan mendapatkan fakta empiris tentang seberapa besar perhatian, empati dan kepedulian sesama terhadap orang lain yang membutuhkan.
Bahkan penyamaran yang dilakukan oleh dosen di bidang jurnalistik tersebut dilakukan untuk menemukan bagaimana gereja berfungsi dan berperan sebagai kaki dan tangan dari Tuhan Yesus untuk memberi pertolongan bagi sesama yang membutuhkan bimbingan hidup rohani.
Baca juga: Persiapkan Jalan Bagi Tuhan 2.
Dosen di bidang jurnalistik yang menyamar tersebut memberikan laporan yang mengejutkan. Ia melaporkan bahwa beberapa tempat penampungan memberinya sandwich dan minuman ringan. Tetapi dalam proses penyamarannya itu bahwa ditemukan tidak seorang pun dari mereka termasuk orang-orang gereja yang memberinya bimbingan rohani. Miris memang mendengarnya. Tetapi itulah fakta empiris di akhir zaman ini yang memperlihatkan bahwa orang-orang gereja lebih memilih untuk diam tentang kebenaran rohani di dalam Kristus karena berbagai alasan.
Kolumnis William Raspberry mengatakan bahwa ketika gereja gagal memberikan pertolongan secara rohani, sepertinya gereja "bermain tanpa menggunakan kekuatannya". Sama ketika seorang pemain basket setinggi 2,1 meter mencoba melakukan jumpshot dari jarak jauh tetapi gagal atau ketika berada di dekat ring, tetapi malah menahan bola setinggi dadanya. Para pelatih menyebut pemain yang menyia-nyiakan tinggi badannya itu sebagai "orang besar yang tak becus".
Kita sama seperti pemain basket itu jika kita hanya terfokus untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan fisik tetapi tidak mau menyebarkan berita tentang keselamatan yang dapat mengubahkan hidup manusia. Pada hal Allah sudah mempercayakan kepada kita.
Baca juga: Persiapkan Jalan Bagi Tuhan 1.
Memang kita diperintahkan untuk menolong sesama manusia secara fisik. Namun, jika kita gagal memenuhi kebutuhan terbesar mereka, jika kita tidak memperkenalkan Yesus Kristus kepada mereka, berarti kita "bermain tanpa menggunakan kekuatan". Kita hanya melakukan hal-hal yang dapat dilakukan orang fasik, dan tidak melakukan hal-hal yang hanya dapat dilakukan oleh kita.
Kita sama seperti garam yang telah menjadi - "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang" - Matius 5:13 - seperti pelita yang ditaruh di bawah gantang - "Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu" - Matius 5:14-16. Kita seperti orang besar yang tidak becus melakukan peran dan fungsi kita seperti yang dikatakan oleh firman Tuhan.
Alkisah, ada seorang dosaen di bidang jurnalistik menyamar sebagai gelandangan dan tinggal selama beberapa malam di pinggir jalanan sebuah kota besar. Misinya ialah untuk mencari tahu dan mendapatkan fakta empiris tentang seberapa besar perhatian, empati dan kepedulian sesama terhadap orang lain yang membutuhkan.
Bahkan penyamaran yang dilakukan oleh dosen di bidang jurnalistik tersebut dilakukan untuk menemukan bagaimana gereja berfungsi dan berperan sebagai kaki dan tangan dari Tuhan Yesus untuk memberi pertolongan bagi sesama yang membutuhkan bimbingan hidup rohani.
Baca juga: Persiapkan Jalan Bagi Tuhan 2.
Dosen di bidang jurnalistik yang menyamar tersebut memberikan laporan yang mengejutkan. Ia melaporkan bahwa beberapa tempat penampungan memberinya sandwich dan minuman ringan. Tetapi dalam proses penyamarannya itu bahwa ditemukan tidak seorang pun dari mereka termasuk orang-orang gereja yang memberinya bimbingan rohani. Miris memang mendengarnya. Tetapi itulah fakta empiris di akhir zaman ini yang memperlihatkan bahwa orang-orang gereja lebih memilih untuk diam tentang kebenaran rohani di dalam Kristus karena berbagai alasan.
Kolumnis William Raspberry mengatakan bahwa ketika gereja gagal memberikan pertolongan secara rohani, sepertinya gereja "bermain tanpa menggunakan kekuatannya". Sama ketika seorang pemain basket setinggi 2,1 meter mencoba melakukan jumpshot dari jarak jauh tetapi gagal atau ketika berada di dekat ring, tetapi malah menahan bola setinggi dadanya. Para pelatih menyebut pemain yang menyia-nyiakan tinggi badannya itu sebagai "orang besar yang tak becus".
Kita sama seperti pemain basket itu jika kita hanya terfokus untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan fisik tetapi tidak mau menyebarkan berita tentang keselamatan yang dapat mengubahkan hidup manusia. Pada hal Allah sudah mempercayakan kepada kita.
Baca juga: Persiapkan Jalan Bagi Tuhan 1.
Memang kita diperintahkan untuk menolong sesama manusia secara fisik. Namun, jika kita gagal memenuhi kebutuhan terbesar mereka, jika kita tidak memperkenalkan Yesus Kristus kepada mereka, berarti kita "bermain tanpa menggunakan kekuatan". Kita hanya melakukan hal-hal yang dapat dilakukan orang fasik, dan tidak melakukan hal-hal yang hanya dapat dilakukan oleh kita.
Kita sama seperti garam yang telah menjadi - "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang" - Matius 5:13 - seperti pelita yang ditaruh di bawah gantang - "Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu" - Matius 5:14-16. Kita seperti orang besar yang tidak becus melakukan peran dan fungsi kita seperti yang dikatakan oleh firman Tuhan.
Post a Comment for "Orang Besar Yang Tidak Becus"