Memberi Makna Kepada Waktu Kita
Memberi makna kepada waktu kita ~ Hidup kita senantiasa ada di dalam waktu. Tidak satu pun kehidupan di dunia ini yang hidup di luar waktu. Semuanya ada di dalam penjara waktu. Dengan demikian, waktu boleh dikatakan sebagai harta yang paling berharga bagi kita (time is money).
Waktu sedang "jaya" kita merasa banyak teman di sekeliling kita. Banyak teman yang mendukung dan mensupport kita. Waktu sedang "berkuasa" kita begitu percaya diri (confidence) melakukan apa saja. Kita seakan memiliki segalanya ketika waktu "berkuasa". Apa pun yang kita ingikan pasti tercapai dan siapa pun yang kita perintahkan pasti menjalankan apa yang diperintahkan kepadanya.
Waktu sedang "jatuh" kita baru sadar selama ini siapa saja teman yang memperalat dan memanfaatkan kita. Dan kita juga baru sadar siapa sesungguh teman pencundang dan sahabat sejati ketika kita jatuh.
Waktu sedang "sakit" kita baru tahu bahwa sehat itu sangat penting, jauh melebihi harta. Oleh karena itu, jangan pikir sehat itu penting ketika kita sudah sakit, tetapi pikirkan bahwa sehat itu penting waktu sedang sehat. Dengan demikian, kita akan serius dan sungguh-sungguh akan menjaga kesehatan kita.
Manakala "miskin" kita baru tahu bahwa jadi orang haus banyak memberi dan mendermakan serta saling membantu. Itulah bentuk keterikatan solidaritas sosial dalam hidup kita. Di sinilah kita sadar bahwa betapa berharganya orang lain yang ada di sekitar kita. Karena itu, jangan sia-siakan orang-orang yang ada di sekitar kita dan pernah menahan kebaikan bagi mereka selagi kita bisa melakukannya.
Masuk "usia tua" baru tahu kalau masih banyak yang belum dikerjakan. Oleh karena itu, sadarlah dan gunakan waktu masa mudamu serta isilah dengan hal-hal yang berguna dan bermanfaat bagi kehidupan, sehingga jangan sampai ketika waktu usia sudah tua ternyata Anda sudah tidak lagi punya kesempatan untuk melakukan apa-apa.
Saat "di ambang ajal" baru tahu ternyata banyak waktu yang terbuang sia-sia. Oleh sebab itu, jangan sia-siakan waktu yang Tuhan berikan. Isilah waktu hidup dan kesempatan yang diberi dengan berbuat sebanyak-banyaknya kebaikan kepada sesama. Sehingga ketika ajal menjelang kita tersenyum dan bangga karena waktu hidup kita sudah diisi dengan hal yang bernilai dan bermanfaat bagi kehidupan.
Hidup kita tidaklah lama di dunia ini kalau kita jujur mengatakannya. Oleh karena itu, sudah saatnya kita bersama-sama membuat hidup lebih berharga dengan saling menghargai, saling membantu, saling memberi dan saling mendukung.
Jadilah teman dan sahabat setia bagi sesama selama masih ada waktu. Syaratnya yaitu: jangan saling memtong karena jika ini terjadi tentu sangat menyakitkan dan sulit untuk disambungkan kembali, jangan saling menggunting sesama teman karena itu akan menimbulkan luka yang menganga dan sulit untuk disembuhkan.
Tunjukkanlah bahwa Anda masih mempunyai hati nurani yang tulus. Jauhkan niat jahat untuk mencelakai atau memfitnah teman atau sesama kita. Jauhkan niat memaksa seseorang melakukan sesuatu hal untuk kepentingan pribadi kita.
Apa yang ditabur itulah yang akan dituai jika kondisinya matang. Langit tak selalu biru. Bunga tak selalu mekar. Dan mentari tak selalu bersinar. Tetapi ada pelangi disetiap badai. Ada senyum (hikmah) di setiap airmata. Ada berkah di setiap kesulitan. Dan ada kebijaksanaan setelah kesungguhan berjuang.
Jangan pernah menyerah, terus berjuang. Life is so beatiful and colourful. Hidup bukanlah suatu tujuan, melainkan sebuah perjalanan. Saudaraku, indahnya hidup bukan karena banyak orang mengenal kita, namun berapa banyak orang yang bahagia karena kita. Jangan pernah menjadi seperti gunting, karena gunting bisa memotong sesuatu untuk menjadi terpisah. Jadilah laksana jarum, meskipun runcing, tapi bisa menyatukan apa yang sudah terpisah.
Waktu sedang "jaya" kita merasa banyak teman di sekeliling kita. Banyak teman yang mendukung dan mensupport kita. Waktu sedang "berkuasa" kita begitu percaya diri (confidence) melakukan apa saja. Kita seakan memiliki segalanya ketika waktu "berkuasa". Apa pun yang kita ingikan pasti tercapai dan siapa pun yang kita perintahkan pasti menjalankan apa yang diperintahkan kepadanya.
Waktu sedang "jatuh" kita baru sadar selama ini siapa saja teman yang memperalat dan memanfaatkan kita. Dan kita juga baru sadar siapa sesungguh teman pencundang dan sahabat sejati ketika kita jatuh.
Waktu sedang "sakit" kita baru tahu bahwa sehat itu sangat penting, jauh melebihi harta. Oleh karena itu, jangan pikir sehat itu penting ketika kita sudah sakit, tetapi pikirkan bahwa sehat itu penting waktu sedang sehat. Dengan demikian, kita akan serius dan sungguh-sungguh akan menjaga kesehatan kita.
Manakala "miskin" kita baru tahu bahwa jadi orang haus banyak memberi dan mendermakan serta saling membantu. Itulah bentuk keterikatan solidaritas sosial dalam hidup kita. Di sinilah kita sadar bahwa betapa berharganya orang lain yang ada di sekitar kita. Karena itu, jangan sia-siakan orang-orang yang ada di sekitar kita dan pernah menahan kebaikan bagi mereka selagi kita bisa melakukannya.
Masuk "usia tua" baru tahu kalau masih banyak yang belum dikerjakan. Oleh karena itu, sadarlah dan gunakan waktu masa mudamu serta isilah dengan hal-hal yang berguna dan bermanfaat bagi kehidupan, sehingga jangan sampai ketika waktu usia sudah tua ternyata Anda sudah tidak lagi punya kesempatan untuk melakukan apa-apa.
Saat "di ambang ajal" baru tahu ternyata banyak waktu yang terbuang sia-sia. Oleh sebab itu, jangan sia-siakan waktu yang Tuhan berikan. Isilah waktu hidup dan kesempatan yang diberi dengan berbuat sebanyak-banyaknya kebaikan kepada sesama. Sehingga ketika ajal menjelang kita tersenyum dan bangga karena waktu hidup kita sudah diisi dengan hal yang bernilai dan bermanfaat bagi kehidupan.
Hidup kita tidaklah lama di dunia ini kalau kita jujur mengatakannya. Oleh karena itu, sudah saatnya kita bersama-sama membuat hidup lebih berharga dengan saling menghargai, saling membantu, saling memberi dan saling mendukung.
Jadilah teman dan sahabat setia bagi sesama selama masih ada waktu. Syaratnya yaitu: jangan saling memtong karena jika ini terjadi tentu sangat menyakitkan dan sulit untuk disambungkan kembali, jangan saling menggunting sesama teman karena itu akan menimbulkan luka yang menganga dan sulit untuk disembuhkan.
Tunjukkanlah bahwa Anda masih mempunyai hati nurani yang tulus. Jauhkan niat jahat untuk mencelakai atau memfitnah teman atau sesama kita. Jauhkan niat memaksa seseorang melakukan sesuatu hal untuk kepentingan pribadi kita.
Apa yang ditabur itulah yang akan dituai jika kondisinya matang. Langit tak selalu biru. Bunga tak selalu mekar. Dan mentari tak selalu bersinar. Tetapi ada pelangi disetiap badai. Ada senyum (hikmah) di setiap airmata. Ada berkah di setiap kesulitan. Dan ada kebijaksanaan setelah kesungguhan berjuang.
Jangan pernah menyerah, terus berjuang. Life is so beatiful and colourful. Hidup bukanlah suatu tujuan, melainkan sebuah perjalanan. Saudaraku, indahnya hidup bukan karena banyak orang mengenal kita, namun berapa banyak orang yang bahagia karena kita. Jangan pernah menjadi seperti gunting, karena gunting bisa memotong sesuatu untuk menjadi terpisah. Jadilah laksana jarum, meskipun runcing, tapi bisa menyatukan apa yang sudah terpisah.
Post a Comment for "Memberi Makna Kepada Waktu Kita"