Translate

Hidup Bijaksana Di Masa Sukar

Hidup bijaksana di masa sukar ~ Landasan firman Tuhan untuk tema tersebut diambil dari kitab 1 Samuel 30:1-6. Beberapa ayat saya kutip sebagai berikut: “Kemudian bertanyalah Daud kepada TUHAN, katanya: ‘Haruskah aku mengejar gerombolan itu? Akan dapatkah mereka kususul?’ Dan Ia berfirman kepadanya: ‘Kejarlah, sebab sesungguhnya, engkau akan dapat menyusul mereka dan melepaskan para tawanan.’ Dan pada keesokan harinya Daud menghancurkan mereka dari pagi-pagi buta sampai matahari terbenam; tidak ada seorangpun dari mereka yang lolos” – 1 Samuel 30:8,17a.

Kondisi dan situasi yang dihadapi oleh Daud dan bangsa Israel kala itu memang sangat sukar. Ziklag adalah kota tempat di mana Daud, dan para pengikut serta keluarga dan rakyat Israel. Ketika Daud pulang bersama para pengikutnya ke Ziklag, mereka mendapati bahwa Ziklag telah dikalahkan oleh bangsa Amalek dan kota itu dibakar habis. Kaum perempuan, semua yang ada di Ziklag, tua dan muda menjadi tawanan. Harta kekayaan yang dimiliki dijarah habis oleh bangsa Amalek – 1 Samuel 30:1-5.


Daud sebagai pemimpin dituntut untuk bertanggung jawab atas semua peristiwa itu. Para pengikut Daud begitu emosional dan hendak melampiaskan amarah mereka kepada Daud dan hendak melempari Daud dengan batu. Seluruh rakyat sangat marah, kecewa dan sedih – 1 Samuel 30:6a.


Kita mungkin akan segera putus asa jika berhadapan dengan kondisi seperti itu. Tetapi mari kita lihat dan meneladani apa yang dilakukan Daud. Dia tidak putus asa sedikit pun. Dia tidak kecewa terhadap Tuhan meski yang ia hadapi sangatlah berat bahkan dia tidak lari dari masalah.

Hidup bijaksana di masa sukar itulah yang diperagakan oleh Daud. Sebagai pemimpin Daud mengambil tanggung jawab dengan tetap bersikap bijaksana dalam situasi yang sulit dan terjepit itu.

Pertanyaan penting yang harus diajukan ialah: “Apa yang harus dilakukan sebagai sikap bijaksana di masa yang sukar itu?” Berdasarkan firman Tuhan dalam 1 Samuel 30:1-6, maka kita menemukan beberapa hal penting yang menjadi pelajaran bagi kita untuk hidup bijaksana di masa sukar, yaitu:

1. Hidupkan iman kepada Tuhan.
Penulis kitab Samuel dalam pimpinan Roh Kudus terkait dengan hidupkan iman kepada Tuhan menulis demikian: “Tetapi Daud menguatkan kepercayaannya kepada TUHAN, Allahnya” – 1 Samuel 30:6c. Masa sukar bukan dijadikan alasan untuk mengeluh, marah, kecewa, putus asa dan reaksi negatif lainnya. Masa sukar tidak dapat diresponi dengan sikap negatif. Namun, masa sukar harus dihadapi dan disikapi dengan bijasana. Salah satu sikap bijaksana ialah memperkuat dan menghidupkan iman kepada Tuhan.


Dengan memperkuat kepercayaan, Daud mengandalkan Tuhan sepenuhnya. Dia tahu betul bagaimana menghadapi situasi, tekanan dan ancaman. Jawabannya adalah dengan berharap dan mengandalkan Tuhan sepenuhnya. Bagaimana dengan hidup kita hari-hari ini, adakah sesuatu yang sulit dan berat yang kita hadapi? Mari andalkan Tuhan sepenuhnya dalam hidup kita. Mari kita kuatkan kepercayaan kita kepada Tuhan.
.
2. Bertindak untuk mengembalikan yang dirampas musuh.
Penulis kitab Samuel dalam pimpinan Roh Kudus terkait dengan bertindak untuk mengembalikan yang dirampas musuh menulis demikian: “Kemudian bertanyalah Daud kepada TUHAN, katanya: ‘Haruskah aku mengejar gerombolan itu? Akan dapatkah mereka kususul?’ Dan Ia berfirman kepadanya: ‘Kejarlah, sebab sesungguhnya, engkau akan dapat menyusul mereka dan melepaskan para tawanan” – 1 Samuel 30:8.

Sikap bijaksana kedua yang bisa kita ambil ketika masa sukar terjadi dalam hidup kita ialah bertindak untuk mengembalikan apa yang sudah diambil oleh musuh dari hidup kita. Kita bukan hanya menghidupkan dan memperkuat iman kita kepada Tuhan, tetapi juga harus bereaksi agar yang diambil oleh musuh dari hidup kita, kembali kita rebut bersama Tuhan.

Daud harus mengambil suatu tindakan untuk mengejar dan merebut kembali apa yang hilang, yaitu yang telah dirampas oleh musuhnya, orang Amalek. Dalam situasi-situasi tertentu Tuhan bisa langsung menjawab masalah atau pergumulan tanpa seseorang mengambil suatu tindakan (hanya berdiam diri). Tetapi dalam peristiwa ini, Daud tidak bisa hanya berdiam diri, walaupun Tuhan sudah katakan dia akan berhasil merebut dan melepaskan tawanan tetapi kalau dia hanya berdiam diri tidak ada tindakan untuk merebut apa yang telah hilang maka itu tidak akan berhasil.


Begitu juga dengan kehidupan orang percaya. Walaupun kita katakan saya sudah berdoa, saya sudah rajin beribadah dan lain sebagainya tetapi kalau tidak ada tindakan nyata dari kita untuk mau berubah/bertobat dengan merebut hal-hal/karakter yang Tuhan inginkan, maka sulit untuk kita melihat jawaban Tuhan.

Post a Comment for "Hidup Bijaksana Di Masa Sukar"