Jangan Tawar Hati Sekalipun Ditolak
Jangan tawar hati sekalipun ditolak ~ Landasan firman Tuhan untuk tema tersebut diambil dari Injil Markus 6:4, menegaskan demikian: "Maka Yesus berkata kepada mereka: "Seorang nabi dihormati dimana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya".
Ditolak. Satu kata yang memiliki kekuatan magis, sehingga siapapun yang mengalaminya akan terpukul kalah, dan berdampak buruk diri dan hidupnya. Saya pernah mengalaminya ketika pertama mengungkapkan perasaan cinta kepada seorang gadis yang sangat saya cintai. Penolakkan itu membuat hidup saya ditimpa berton-ton beton, sehingga hidup menjadi tidak ada gairah waktu itu.
Pernahkah Anda juga mengalami penolakkan? Dan bagaimana perasaan Anda ketika mengalaminya? Mungkin yang menolak Anda orang lain, pemicunya mungkin bermacam-macam. Hal itu bisa Anda terima walaupun dengan perasaan yang tidak enak dan mungkin hal tersebut tidak terlalu berpengaruh dengan hidup Anda.
Tetapi, bagaimana bila yang menolak Anda adalah orang terdekat Anda, yang mengenal Anda dan mengetahui persis diri Anda? Apakah Anda kecewa, marah, sakit hati dan ingin membalasnya?
Yesus pun pernah mengalami penolakkan. Dan Dia tahu persis bagaimana rasanya ditolak oleh orang-orang yang dikenal-Nya dan mengenal diri-Nya. Tidak hanya sekali Dia mengalami penolakkan itu, namun berka-kali Ia ditolak. Bahkan penolakkan itu berujung dengan rasa benci dan ingin membunuh diri-Nya.
Ketika Yesus berada di Nazaret bersama dengan para murid-Nya, seperti biasa Ia mengajar orang-orang di rumah ibadah. Sebagian dari mereka takjub, terpesona dan terpikat dengan pengajaran-Nya dan mujizat yang dilakukan-Nya.
Tetapi ada juga yang bertanya dari mana sumber kehebatan dan kuasa Yesus dalam melakukan semuanya itu. Hikmat apa pula yang diberikan kepada-Nya, sehingga Ia dapat melakukan banyak mujizat. Bukankah Ia ini anak tukang kayu?
Bagaimana perasaan Yesus terhadap penolakkan yang dialami-Nya? Apakah Ia tidak perduli dengan semua kata-kata penolakkan itu karena Ia adalah Allah?
Tidak! Ia tetaplah juga manusia yang bisa merasakan kesedihan dan kekecewaan. Yesus merasakan hal itu, hanya saja Ia menerima penolakkan itu sebagai harga yang harus dibayar di dalam pelayanan-Nya. Dan Ia pun memaafkan dan tidak menyimpan dendam, meskipun Ia ditolak oleh orang sekampungnya.
Yesus telah memberi teladan terbaik saat menghadapi berbagai penolakkan. Tidak membalas dengan kebencian, tetapi tetap mengasihi dan mengampuni.
Penolakkan adalah suatu ujian hati dan proses yang memurnikan iman kita. Jadi, bila kita ditolak karena kita melakukan kebenaran, maka jangan kecewa karena Yesus pun sudah mengalaminya dan Dia telah meninggalkan teladan bagi kita dan memberi jaminan pasti kepada kita bahwa kita cakap menanggungnya serta kita akan keluar sebagai pemenang.
Rasul Paulus menulis: "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku" - Filipi 4:13.
Ditolak. Satu kata yang memiliki kekuatan magis, sehingga siapapun yang mengalaminya akan terpukul kalah, dan berdampak buruk diri dan hidupnya. Saya pernah mengalaminya ketika pertama mengungkapkan perasaan cinta kepada seorang gadis yang sangat saya cintai. Penolakkan itu membuat hidup saya ditimpa berton-ton beton, sehingga hidup menjadi tidak ada gairah waktu itu.
Pernahkah Anda juga mengalami penolakkan? Dan bagaimana perasaan Anda ketika mengalaminya? Mungkin yang menolak Anda orang lain, pemicunya mungkin bermacam-macam. Hal itu bisa Anda terima walaupun dengan perasaan yang tidak enak dan mungkin hal tersebut tidak terlalu berpengaruh dengan hidup Anda.
Tetapi, bagaimana bila yang menolak Anda adalah orang terdekat Anda, yang mengenal Anda dan mengetahui persis diri Anda? Apakah Anda kecewa, marah, sakit hati dan ingin membalasnya?
Yesus pun pernah mengalami penolakkan. Dan Dia tahu persis bagaimana rasanya ditolak oleh orang-orang yang dikenal-Nya dan mengenal diri-Nya. Tidak hanya sekali Dia mengalami penolakkan itu, namun berka-kali Ia ditolak. Bahkan penolakkan itu berujung dengan rasa benci dan ingin membunuh diri-Nya.
Ketika Yesus berada di Nazaret bersama dengan para murid-Nya, seperti biasa Ia mengajar orang-orang di rumah ibadah. Sebagian dari mereka takjub, terpesona dan terpikat dengan pengajaran-Nya dan mujizat yang dilakukan-Nya.
Tetapi ada juga yang bertanya dari mana sumber kehebatan dan kuasa Yesus dalam melakukan semuanya itu. Hikmat apa pula yang diberikan kepada-Nya, sehingga Ia dapat melakukan banyak mujizat. Bukankah Ia ini anak tukang kayu?
Bagaimana perasaan Yesus terhadap penolakkan yang dialami-Nya? Apakah Ia tidak perduli dengan semua kata-kata penolakkan itu karena Ia adalah Allah?
Tidak! Ia tetaplah juga manusia yang bisa merasakan kesedihan dan kekecewaan. Yesus merasakan hal itu, hanya saja Ia menerima penolakkan itu sebagai harga yang harus dibayar di dalam pelayanan-Nya. Dan Ia pun memaafkan dan tidak menyimpan dendam, meskipun Ia ditolak oleh orang sekampungnya.
Yesus telah memberi teladan terbaik saat menghadapi berbagai penolakkan. Tidak membalas dengan kebencian, tetapi tetap mengasihi dan mengampuni.
Penolakkan adalah suatu ujian hati dan proses yang memurnikan iman kita. Jadi, bila kita ditolak karena kita melakukan kebenaran, maka jangan kecewa karena Yesus pun sudah mengalaminya dan Dia telah meninggalkan teladan bagi kita dan memberi jaminan pasti kepada kita bahwa kita cakap menanggungnya serta kita akan keluar sebagai pemenang.
Rasul Paulus menulis: "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku" - Filipi 4:13.