Translate

Hamba Dalam Kasih Kristus

Hamba dalam kasih Kristus ~ Landasan firman Tuhan dari tema tersebut diambil dari surat rasul Paulus kepada jemaat di kota Filipi, yaitu dalam Filipi 2:5-8. Sekarang kita akan mulai mempelajari ciri-ciri pikiran dan perasaan Kristus. Tujuannya ialah supaya kita dapat mendeteksi, mengenal dan menyingkirkan pikiran dan perasaan yang bukan berasal dari Kristus. Oleh karena itu, kita perlu belajar tentang ciri-ciri pikiran dan perasaan Kristus, sehingga kita dapat hidup tenang, sejahtera, damai dan menjadi berkat bagi sesama kita.

Setiap pikiran dan perasaan yang timbul sesungguhnya berasal atau bersumber dari tiga hal yaitu: 1) Dari diri kita sendiri. 2) Dari Iblis dan antek-anteknya. 3) Dari Allah Tritunggal. Penjelasannya begini, kalau kita selalu iri hati, marah, gosip, dan menyalahkan orang lain, maka hal itu sesungguhnya berasal dari diri kita sendiri atau dari keegoisan atau kedagingan kita. Kalau kita selalu berdusta, menipu atau berbohong atau tidak jujur kepada sesama, orangtua, saudara, atasan atau pimpinan, rekan kerja dan lain sebagainya, maka hal itu bersumber dari Iblis dan antek-anteknya karena hanya Iblis dan antek-anteknyalah yang selalu berbohong dan Iblis dari mulanya adalah pembohong. Kalau kita selalu mengasihi, berbuat baik kepada orang lain, melayani dengan rendah hati, lemah lembut, sabar, sukacita dan selalu rindu memberi atau mempersembahkan yang terbaik, maka itulah pikiran dan perasaan yang bersumber dari Allah Tritunggal.


Pikiran dan perasaan Kristus digambarkan secara gamblang dan terang benderang oleh rasul Paulus dalam suratnya kepada orang Kristen di kota Filipi. Rasul Paulus menulis demikian: "Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib" - Filipi 2:5-8.

Sifat Kristus yang paling mendasar adalah kehambaan dan kasih (agape). Yesus Kristus begitu rendah hati dan mengasihi kita, sehingga Ia rela mengosongkan diri-Nya dan menjadi hamba dan rela mati bagi kita. Sekarang, setelah Yesus Kristus berdiam di dalam diri kita, maka Ia ingin sekali menyatakan pikiran dan perasaan-Nya kepada kita dan dunia di sekeliling kita.

Kitalah yang menjadi alat, sarana dan saksi-Nya untuk menyalurkan pikiran dan perasaan Yesus Kristus bagi sesama kita. Dunia sedang menuju kepada kehancuran. Kita ada supaya membawa kembali dunia dan mengarahkannya kepada jalan yang Tuhan Yesus Kristus kehendaki.

Bagaimana caranya kita dapat mengenal pikiran-pikiran dan perasaan-perasaan Yesus Kristus? Tentu dengan usaha kita sendiri sudah pasti kita tidak akan mampu. Oleh karena itu, kita membutuhkan Roh Kudus untuk menolong kita mengenal pikiran-pikiran dan perasaan-perasaan Yesus Kristus.

Caranya antara lain: Satu,  membaca dan merenungkan serta melakukan firman Tuhan dalam hidup kita setiap hari. "Tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam" - Mazmur 1:2. Dua, berdoa. Kita harus selalu bersekutu dan berkomunikasi dengan Allah melalui doa-doa kita. Ketika kita berdoa, maka Allah menjadi pendengar doa dan permohonan kita. Isi doa kita ialah supaya kita bisa mengenal pikiran-pikiran dan perasaan-perasaan Yesus Kristus.

Ketika kita berdoa kepada Allah, maka kita pasti memiliki ketajaman roh dan ketajaman pikiran, sehingga kita dapat mengetahui dan dapat membedakan pikiran-pikiran dan perasaan-perasaan yang berasal dari diri kita sendiri, dari iblis dan dari Tuhan Yesus Kristus.

Misalnya, bila kita terlalu cepat menilai, menghakimi, dan menjatuhkan keputusan pada seseorang ketika melihatnya, maka sudah jelas bahwa itu bukan dari Yesus Kristus, tetapi dari ego kita yang sombong. Yesus kristus tidak akan menghakimi dengan sekilas pandang saja dan tidak menjatuhkan keputusan menurut kata orang. "Roh TUHAN akan ada padanya, roh himat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan TUHAN; ya, kesenangannya ialah takut akan TUHAN" - Yesaya 11:2-3.

Jadi, cara mengetahui sebuah pikiran dan perasaan adalah dengan meneliti dari mana sumber pikiran dan perasaan tersebut. Pikiran dan perasaan kita bisa berasal dari Yesus Kristus yang berada di dalam kita atau kedagingan (ego) yang belum disalibkan. Kristus adalah seorang hamba yang penuh kasih. Jadi, pikiran dan perasaan-Nya akan mencerminkan sifat-sifat yang mendasar tersebut. Amin