Translate

Peranan Perjamuan Kudus Bagi Kita

Apa peranan perjamuan kudus bagi kita ~ Landasan firman Tuhan dari tema tersebut diambil dari surat rasul Paulus kepada orang Kristen yang ada di kota Korintus yaitu dalam 1 Korintus 11:23-34. Dalam bagian surat tersebut, rasul Paulus memaparkan tentang pengajaran Tuhan Yesus terkait dengan sakramen perjamuan kudus. Pelaksanaan perjamuan kudus yang diselenggarakan oleh rasul Paulus dalam peribadahan gereja, bukanlah didasarkan kepada pengalamannya, melainkan pelaksanaan perjamuan kudus dalam peribadahan gereja dilaksanakan karena rasul Paulus menerima perintah itu dari Tuhan dan tindakan itupun merupakan teladan yang telah ditinggalkan oleh Tuhan Yesus sendiri untuk dilanjutkan – 1 Korintus 11:23-25: “Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: “Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!” Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: “Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!”.

Perjamuan Kudus dalam perspektif Alkitab merupakan perintah langsung dari Tuhan Yesus kepada para murid-Nya untuk dilakukan dalam persekutuan atau ibadah umat-Nya. Perjamuan Kudus merupakan satu dari dua sakramen yang diakui oleh Gereja Protestan. Inilah yang membedakan dengan sakramen dalam perspektif Gereja Roma Katholik. Pelaksanaan Perjamuan Kudus antara gereja yang satu dengan gereja yang lain tidak sama. Terjadinya hal ini karena Alkitab sendiri tidak memberi penjelasan kapan sebenarnya Perjamuan Kudus dilaksanaka. 


Kalimat tanya: “Apa peranan perjamuan kudus bagi kita?”.
Kalimat peralihan: Berdasarkan 1 Korintus 11:23-34, maka kita menemukan ada beberapa peranan perjamuan kudus bagi kita, yaitu:

1. Perjamuan kudus menjadi momentum untuk mengingat – 1 Korintus 11:24-25.
“Dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: “Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!” Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: “Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!” – 1 Korintus 11:24-25.

a. Mengingat terhadap apa? Apa yang patut kita ingat? Kita mengingat: 1) Kita adalah orang-orang berdosa: dikandung, lahir dan hidup dalam dosa. 2) Dosa dan segala konsekuensi sangat berbahaya bukan saja pada masa kini tetapi juga di masa yang akan datang. 3) Oleh kasih dan anugerah Allah, kita menerima pengampunan dosa melalui pengorbanan Tuhan Yesus Kristus di atas kayu salib. 4) Ada jaminan bagi kita untuk hidup bersama dengan Allah di dalam kerajaan-Nya yang kekal.
b. Mengingat kepada siapa? Siapa yang harus kita ingat? Yang harus kita ingat: 1) Tuhan Yesus Kristus yang telah menyerahkan diri-Nya untuk keselamatan kita. 2) Orang-orang yang belum percaya kepada Tuhan Yesus Kristus termasuk sanak saudara, keluarga, kenalan dan handaitaulan yang kita tahu dan ingat bahwa mereka belum memiliki kepastian keselamatan.

2. Perjamuan kudus menjadi momentum untuk memperbaiki diri.
a.Memperbaiki diri dari apa? Kita memperbaiki diri dari hal-hal yang tidak baik, tidak layak dan tidak berkenan kepada Allah dan yang merusak kesaksian kita sebagai pengikut Kristus di hadapan manusia yang belum percaya kepada Kristus.
b.Memperbaiki diri bagi siapa? Kita memperbaiki diri demi kepentingan kerajaan Allah, mempersiapkan diri menanti kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali, sehingga kita didapati-Nya tidak beraib dan bercacat cela.

3. Perjamuan kudus menjadi momentum kebangkitan melaksanakan tanggung jawab.
a. Tanggung jawab terhadap apa? Kita memiliki tanggung jawab terhadap pekerjaan Tuhan, yaitu pemberitaan kabar baik, supaya semua orang dapat mendengar Injil. Lalu kita juga bertanggung jawab terhadap kesaksian hidup kita, sehingga orang lain dapat memuliakan Allah karena melihat hidup kita yang baik dan benar di mata mereka.
b. Tanggung jawab kepada siapa? Kita memiliki tanggung jawab vertikal, yaitu kepada Tuhan Yesus Kristus dan juga tanggung jawab horisontal yaitu kepada sesama untuk membawa mereka kepada Kristus karena tanpa Kristus mereka pasti binasa.

Perjamuan kudus memiliki peranan yang penting dan sentral dalam kehidupan umat Tuhan. Dikatakan demikian, karena: Satu, perjamuan kudus menjadi momentum bagi umat Allah untuk mengingat bahwa dirinya sudah diselamatkan bukan oleh usaha dan pekerjaannya melainkan karena kasih karunia Allah yang direalisasikan di dalam dan melalui pengorbanan Tuhan Yesus – Efesus 2:8-9. Dua, perjamuan kudus menjadi momentum bagi umat Allah untuk memperbaiki diri dari segala hal yang tidak berkenan kepada Allah, sehingga waktu Tuhan Yesus datang kembali pada kali yang kedua didapati tidak bercacat cela – 1 Timotius 6:14. Tiga, perjamuan kudus menjadi momentum kebangkitan untuk melaksanakan tanggung jawab taat memberitakan Injil kepada orang berdosa supaya mereka juga diselamatkan oleh Tuhan Yesus Kristus. Amin