Bagaimana Supaya Iman Kita Kuat?
Pertanyaan penting yang harus diajukan ialah: "Apa dan bagaimana supaya iman kita menjadi kuat?" Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka saya akan menyajikan beberapa hal yang memungkinkan iman kita bisa kuat, yaitu:
1. Membaca dan merenungkan firman Allah secara saksama.
Melalui pembacaan firman Allah, dan secara khusus merenungkannya, maka kita semakin banyak mengenal hakikat dan sifat Allah. Dengan demikian, di samping mengenal kekudusan dan keadilan-Nya, kita semakin sadar bahwa Allah itu penuh kemurah hati, kasih, anugerah, belas kasihan, kuasa kebijaksanaan dan kesetiaan.
Itu sebabnya, kita akan bertumpu pada kemampuan, kesanggupan dan kuasa Allah untuk menolong kita dalam situasi dan kondisi yang sulit. Situasi dan kondisi sulit dimaksud mengacu kepada saat dimana kita menderita, miskin, sakit, kehilangan anggota keluarga, kesulitan yang timbul dalam pelayanannya, di kala tidak mempunyai pekerjaan dan sebagainya.
Sebab melalui firman Allah, kita tahu bahwa Allah mahakuasa dan kebijaksanaan-Nya tidak terhingga. Dan kitab suci memberikan banyak contoh tentang kuasa dan kebijaksanaan Allah di dalam membebaskan umat-Nya. Dan kita akan berharap kepada kesediaan Allah untuk menolong kita.
2. Hidup tulus dan berhati nurani yang bersih.
Guna menguatkan iman, kita harus selalu tulus dan berhati nurani yang bersih. Janganlah secara sadar berbuat hal-hal yang bertentangan dengan kehendak Allah. Begitu juga dengan pertumbuhan iman kita. Bagaimana mungkin kita dengan penuh iman bisa mematuhi Allah dalam segala hal, kalau kita selalu menyusahkan hati-Nya, mencuri kemuliaan-Nya dan kehormatan-Nya.
Seluruh keyakinan dan ketergantungan kita kepada-Nya akan lenyap di saat-saat pencobaan, di saat kita merasa bersalah dan tidak berusaha untuk memperbaikinya, bahkan terus melakukannya. Dan apabila dalam situasi tertentu kita tidak dapat percaya kepada Allah karena perasaan bersalah ini, maka iman kita sudah berkurang. Sebab melalui pencobaan iman akan bertumbuh apabila kita percaya akan bantuan Allah. Sebaliknya iman akan berkurang kalau kita tidak mempercayai-Nya lagi. Dengan demikian, kita semakin tidak berharap pada bantuan-Nya dan sebagai akibatnya kita akan terbiasa mengandalkan kemampuan sendiri.
3. Jangan lari dari ujian iman.
Kalau kita ingin supaya iman kita dikuatkan, maka sikap terbaik yang harus kita tunjukkan ialah janganlah kita lari dari situasi-situasi di mana iman kita diuji dan dengan demikian iman kita akan dikuatkan. Manusia pada dasarnya tidak suka berurusan dengan Allah. Karena kecenderungan alamiah kita semua menjauh dari Allah dan tidak mau menghadapi Dia. Kecenderungan ini sedikit banyak masih melekat pada kita yang sudah percaya. Orang-orang percaya juga ada kalanya enggan untuk berada sendiri dengan Allah, untuk bertopang hanya pada Dia, untuk memandang hanya kepada Dia. Namun, justru inilah keadaan yang harus kita usahakan kalau kita menghendaki agar iman kita dikuatkan.
Semakin banyak kita mengalami ujian seperti berhubungan dengan kesehatan, keluarga, pelayanan kepada Tuhan, perusahaan dan seterunya, makin terbuka kesempatan bagi kita untuk menyaksikan pertolongan dan pembebasan yang Allah berikan. Sehingga setiap kali Allah membantu dan membebaskan kita, hal itu akan membawa perubahan bagi iman kita, yakni iman kita semakin bertambah kuat.
4. Biarkan Allah bekerja bagi kita.
Pokok penting terakhir untuk menguatkan iman ialah, hendaklah kita membiarkan Allah bekerja untuk kita ketika saat ujian tiba. Janganlah kita mencari penyelesaian kita sendiri. Kalau Allah telah mengaruniakan iman kepada kita, itu berarti Allah juga memberikan kesempatan kepada iman itu untuk diuji. Seberapa lemah pun iman kita, Allah akan mengujinya.
Namun dalam hal itu Allah akan memimpin kita dengan lemah lembut, tahap demi tahap, dengan penuh kasih dan kesabaran. Mula-mula iman kita diuji dalam hal-hal kecil dan akhirnya dalam hal-hal besar, namun Allah tidak menguji kita lebih dari kemampuan kita - 1 Korintus 10:13.
Tatkala kita diuji, biasanya kita cenderung untuk tidak percaya kepada Allah. Kita lebih suka mempercayai diri kita sendiri atau sahabat atau keadaan. Dan kita cenderung untuk berusaha sendiri, mencari jalan keluar dari masalah itu dengan tidak berharap kepada Allah dan menunggu pertolongan-Nya.
Kalau kita tidak sabar menunggu bantuan Allah, dengan jalan mengusahakan penyelesaian sendiri, maka pada ujian berikutnya akan terulang lagi hal yang sama. Dan sekali lagi kita cenderung melepaskan diri kita sendiri. Maka jika kita ingin agar iman kita dikuatkan, secara khusus kita harus memberi kesempatan kepada Allah, yang menguji iman kita untuk membuktikan kepadanya bahwa Ia mau menolong dan melepaskan kita demi kebaikan kita - Roma 8:28. Amin