Makna Tuhan Itu Baik Bagi Kita
Dalam hidup kita, acap kali kita juga mengalami seperti yang dialami oleh pemazmur. Tuhan menghajar kita tentu untuk kebaikan kita. Tuhan menghajar kita karena kita ini anak-anak-Nya. Tuhan menghajar kita supaya kita terdidik dan terlatih dalam mengikut Dia.
Dari penjelasan di atas, maka dapat dikatakan bahwa Tuhan itu baik. Ia baik bukan berarti Dia membiarkan kita begitu saja dan menolerir kesalahan kita. Ia baik dan bukti Ia baik ialah dengan cara Dia menghajar kita sebagai anak-anak-Nya.
Tuhan itu baik. Itulah sepenggal kalimat yang sering terucap dari mulut kita dan juga mulut orang-orang yang ada di sekitar kita. Penggalan kalimat Tuhan itu baik meluncur keluar dari hati dan mulut kita karena adanya pengalaman rohani dan pengalaman berkat yang kita alami dalam hidup.
Bagaimana jika situasi dan kondisi hidup kita tidak berjalan seperti yang kita harapkan? Bagaimana jika tiba-tiba orang yang kita kasihi mengalami keadaan yang buruk? Bagaimana kalau kita sendiri mengalami situasi sukar di hidup ini? Bagaimana kalau badai datang secara mendadak dan kita tidak siap? Masihkah kita mampu berucap bahwa Tuhan itu baik?
Sejumlah pertanyaan di atas, merupakan fakta kehidupan yang acap kali kita alami dalam hidup ini. Ketika keadaan-keadaan seperti di atas terjadi memang unsur manusiawi kita sering muncul dan meragukan Tuhan. Para murid pernah mengalami badai dalam hidup mereka. Dan dari sisi manusiawi mereka berkata kepada Yesus: "Guru, Engkau tidak perduli kalau kami binasa" - Markus 4:38.
Apa yang terlontar dari hati dan mulut para murid ketika menghadapi badai kehidupan, juga acap kali keluar dari hati dan mulut kita. Kita menganggap bahwa Tuhan tidak lagi perduli dengan situasi dan kondisi yang kita alami. Kita menganggap bahwa Tuhan sudah tidak mau lagi menolong kita. Semua itu bisa terjadi karena kita sesungguhnya tidak memahami secara benar makna Tuhan itu baik.
Daud menulis Mazmur 118:18 di atas untuk menunjukkan kepada kita bahwa Tuhan itu baik. Kendati keadaan dan siatuasi yang kita alami tidak baik, tidak sesuai dengan harapan kita, Tuhan itu tetap baik. Dan kebaikan Tuhan kepada kita tidak ditentukan dan dipengaruhi oleh situasi dan kondisi yang kita alami.
Dalam perjalanan kehidupannya, Daud acap kali merasakan pemberkatan, perlindungan, pembelaan dan pertolongan dari Tuhan. Daud mengalami kelegaan yang luar biasa dalam hidupnya ketika Tuhan bertindak bagi dirinya. Tetapi, di sisi lain, Daud juga mengalami situasi dan kondisi yang menyesakkan bahkan acap kali mengalami hajaran dari Tuhan dalam hidupnya.
Para musuhnya menyerang dan mengepung dia dari seluruh penjuru mata angin. Kekuatan musuh bertubi-tubi menyerang dan mengancam kehidupannya. Tapi Daud tidak mempersalahkan dan meragukan Tuhan. Daud mengetahui bahwa Tuhan selalu ada bersamanya dan bila Tuhan ada bersamanya, maka dia percaya bersama Tuhan ia cakap menangging segala sesuatu dan pasti bisa mengalahkan musuh kehidupannya.
Memang jika kita selalu berjalan bersama dan di dalam Tuhan, bukan berarti tidak ada masalah dalam hidup kita dan musuh tidak menyerang kita. Dalam situasi dan kondisi semacam itu kita tidak menjadi lemah karena ada kekuatan dari Tuhan bagi kita.
Dau berkata: "Aku ditolak dengan hebat sampai jatuh, tetapi Tuhan menolong aku" - Mazmur 118:13. Selanjutnya Daud berkata: "Aku tidak akan mati, tetapi hidup, dan aku akan menceritakan perbuatan-perbuatan TUHAN" - Mazmur 118:17.
Kita juga dapat berkata seperti Daud, kalau kita selalu bersama dan di dalam Tuhan. Kita setiap hari mempercayakan diri ke dalam tangan pemeliharaan Tuhan. Kalau pun ada masalah dan badai kehidupan, ingatlah bahwa masalah dan badai itu tidak mengurangi kebaikan Tuhan bagi kita. Tuhan selalu baik buat kita dan karena itu tetaplah percaya dan mengandalkan Dia. Amin.