Translate

Bagaimana Kita Belajar Dari Kesalahan

Bagaimana belajar dari kesalahan kita ~ Semua orang telah berbuat dosa – Roma 3:23. Itu sebabnya semua orang pasti melakukan kesalahan dalam hidupnya. Penyebab kesalahan yang kita lakukan pun bervariasi. Juga kesalahan yang dilakukan oleh setiap orang juga tidak sama. intinya ialah bahwa semua orang termasuk orang Kristen punya potensi untuk melakukan kesalahan dalam perjalanan hidupnya.

Akibat dari kesalahan itu juga berbeda-beda. Misalnya hubungan menjadi tidak baik. Pelaku kesalahan juga menderita dan berimplikasi sosial. Kesalahan satu orang menyebabkan banyak orang menanggung akibatnya. Contohnya perbuatan kesalahan yang dilakukan oleh Adam dan Hawa berdampak luas bagi kehidupan manusia sampai dengan hari ini.

Sekalipun kita sudah percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat secara pribadi, kita masih berpotensi untuk melakukan keselahan. Dengan demikian, tidak ada dari antara yang sudah sempurna sekalipun telah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat secara pribadi.


Pertanyaan penting yang harus dilakukan ialah: Bagaimana sikap kita ketika kita melakukan kesalahan?” Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan ketika kita bersalah, yaitu:

1. Mengakui bahwa kita bersalah.
Memang ada yang mengatakan bahwa pencuri tidak akan pernah mengakui bahwa ia pencuri. Tidak mungkin maling teriak maling. Tetapi sebagai orang Kristen, pada saat kita melakukan kesalahan, baik dalam level kecil maupun level besar, maka kita harus berani mengakui bahwa kita telah melakukan kesalahan. Memang patut diakui bahwa tidak gampang untuk mengakui kesalahan yang dilakukan. Kebanyakan orang berusaha untuk membela diri dengan berbagai argumentasinya. Kalau ini yang terjadi, maka kesalahan tidak akan pernah selesai. Apa lagi kita punya ego dan gengsi yang tinggi.

Kesalahan mengajar kita supaya kita mengakui kesalahan kita. Raja Daud ketika dia melakukan kesalahan, dan nabi Natan memberitahukan bahwa ia telah melakukan kesalahan, Daud mengakuinya – 2 Samuel 12:1-15. Pengakuan Daud akan kesalahannya tercatat di dalam kitab Mazmur 51:1-21.

2. Berani memohon maaf.
Mengakui kesalahan merupakan langkah awal dan pintu masuk kepada memohon maaf. Dikatakan demikian, karena tidak cukup hanya dengan mengakui kesalahan, tetapi harus dilanjutkan dengan meminta maaf.

Kadang-kadang ego dan rasa gengsi menjadi penghalang bagi kita untuk tidak berani memohon maaf. Hal ini terjadi karena pemikiran bahwa bila kita meminta maaf itu tandanya kita lemah. Pada hal, dengan melakukan kesalahan sesungguhnya menunjukkan bahwa memang kita lemah. Tetapi mengapa ketika melakukan kesalahan dan sudah seharusnya kita meminta maaf, namun tidak kita lakukan? Karena pemahaman kita tentang diri kita sangatlah sempit. Meminta maaf bukan tanda kita lemah. Meminta maaf bisa jadi juga bukan tanda kalau kita yang salah. Tetapi yang pasti meminta maaf adalah bukti keluhuran budi dan kesadaran diri bahwa kita adalah makhluk lemah yang tidak pernah bebas dari salah.
  
3. Jangan mengulangi kesalahan.
Bangsa Israel sempat disebut Tuhan sebagai bangsa yang tegar tengkuk. Mereka sudah ditegur melalui banyak cara, tetapi masih saja mereka melawan kepada Tuhan. Bangsa Israel kembali mengulangi kesalahan-kesalahan mereka. Tentu kita tidak mau seperti mereka ini.

Bagaimana seharusnya kita bereaksi? Ada beberapa hal, yaitu: pertama, setelah kita mendengar firman Tuhan, seharusnya kita sadar dan mengakui kesalahan kita; kedua, ketika sesama menegur dan mengoreksi kesalahan kita, maka sudah seharusnya kita berterimakasih; ketiga, kita juga harus menyadari bahwa kesalahan yang kita lakukan telah merugikan dan mengecewakan banyak orang, karena itu jangan lagi mengulangi kesalahan tersebut. Bersama Tuhan Yesus, kita pasti cakap menanggung segala sesuatu – Filipi 4:13. Amin