Menyingkap Rahasia Ilahi
Menyingkap
rahasia ilahi ~ Semua
orang pasti sudah pernah bermimpi. Ada yang bermimpi indah dan ada juga yang
mimpi buruk. Dan biasanya setiap kali kita bermimpi, maka biasanya kita
menceritakannya kepada orang di sekitar kita. Mimpi yang kita ceritakan tentu
cerita yang seperti yang kita ketahui atau yang kita mimpikan. Kita tidak
mungkin dapat menceritakan mimpi orang lain. Atau ada disini yang dapat
menceritakan mimpi orang lain? Daniel 2:44-49
Dalam bacaan kita hari ini juga mengisahkan tentang mimpi
seorang raja yang bernama Nebukadnezar. Yang uniknya mimpi ini membuat raja
Nebukadnezar menjadi gusar dan gelisah (ayat 2:1). Dia bingung tentang arti
mimpinya itu. Dalam kegelihan itu, Nebukadnezar mengundang semua orang pintar
dan ahli jampi, ahli sihir, dll. Raja Nebukadnezar memberi perintah supaya orang-orang pintar ini
menerangkan kepadanya tentang mimpinya itu disertai dengan artinya.
Tentu, ahli-ahli itu sangat sulit dan keberatan untuk menceritakan dan mengartikan
mimpi raja Nebukadnezar. Karena itu mereka memohon agar raja menceritakan
mimpinya dan selanjutnya mereka akan menjelaskan artinya (ayat 2:2). Namun,
raja Nebukadnezar tetap menuntut agar semua orang pintar harus berusaha
menceritakan dan menjelaskan mimpinya
tersebut. Lalu, apakah ada ahli jampi yang dapat melakukannya? Jelas tidak ada –
Daniel 2:10. Lalu, raja Nebukadnezar berencana untuk membunuh semua orang
Bijaksana di Babel – Daniel 2:12-13.
Dalam situasi genting seperti inilah kuasa Tuhan mulai
dinyatakan melalui hambaNya Nabi Daniel. Mulai ada jalan untuk membuka tabir
dan menyingkap rahasia Allah seperti di dalam mimpi raja Nebukadnezar. Ada
beberapa hal yang perlu kita pelajari dari Nabi Daniel berkenaan dengan “Penyingkapan Rahasia Ilahi”, yaitu:
Satu, Memakai hikmat Tuhan untuk
mendekati pembesar raja Nebukadnezar dan bertemu dengan raja (Daniel 2 : 14 – 16). Dua, Daniel mendekati Ariokh untuk
mendapat kesempatan bertemu dengan raja Nebukadnezar. Dan puji Tuhan kesempatan
itu didapatkan dan Daniel memohon diberi
waktu untuk mendapat kesempatan berdoa dan mencari kehendak Tuhan.
Mengadakan persekutaun bersama dengan orang percaya
lainnya untuk memohon kasih sayang Allah semesta langit dan bumi (Daniel 2 :
17-18). Tiga, Daniel menyadari bahwa
beban dan pergumulan yang sedang dihadapi sangat berat dan sukar untuk
dikerjakan. Oleh karena itu, Daniel meminta teman-temannya, yaitu Sadrakh,
Mesakh, dan Abednego agar berdoa bersama-sama untuk memohon kasih saying Tuhan.
Empat, Daniel mengajar raja
Nebukadnezar bahwa hanya Allah yang di Surga yang sanggup menjelaskan mimpi
tersebut (Daniel 2 : 27 – 28). Lima,
Daniel selalu rendah hati dan menyadari bahwa dia hanyalah alat di tangan Tuhan
(Daniel 2 : 29 – 30). Hasil dari keberserahan Daniel kepada Tuhan, maka Daniel
diberitahukan tentang mimpi dan makna dari mimpi raja Nebukadnezar – Daniel 2:11.
Menurut orang-orang Kasdim hanya dewa-dewa yang dapat menceritakan dan
mengetahui makna mimpi Nebukadnezar. Tetapi rupanya, Tuhan memakai Daniel untuk
mengerti tentang mimpi raja Nebukadnezar.
Tuhan menyingkapkan rahasia itu kepada Daniel (ayat 19). 1) Daniel memuji dan memuliakan Allah
(ayat 19). 2) Daniel menceritakan
mimpi raja Nebukadnezar (ayat 31-35). 3)
Daniel memberitahukan makna mimpi Nebukadnezar (ayat 36 – 45). 4) Raja Nebukadnezar mengakui Daniel
sebagai hamba Tuhan (ayat 46). 5) Raja
Nebukadnezar mengakui kebesaran dan kemahakuasaan Tuhan (ayat 47). 6) Daniel dan teman-temannya dapat
melanjutkan pelayanan di lingkurang kerajaan (ayat 48-49)
Sekarang kita mengerti bahwa hikmat dunia tidak sebanding
dengan hikmat Tuhan. Selain daripada itu, bagi orang-orang Kasdim bahwa
mustahil bagi manusia untuk menceritakan mimpi orang lain dan lebih-lebih untuk
mengetahui maknanya. Namun, kita semakin percaya bahwa TIDAK ADA YANG MUSTAHIL
BAGI ALLAH KITA. Tuhan Allah menyingkapkan maksudnya dan rahasia kepada hamba
yang dikasihinya. Oleh karena itu kiranya kita tetap dapat belajar dari Daniel
bahwa kita harus rendah hati untuk dapat melayani Allah dengan sebaik-baiknya.
Kita dituntut untuk mengandalkan Tuhan dalam kehidupan kita. Tuhan sanggup
menolong dan membukakan jalan keluar bagi kita ketika kita menghadapi persoalan
dan pergumulan hidup. Terpujilah Tuhan selama-lamanya. Amin. Sumber: Pdt.
Yeremia Hia, M.Th.