Mengenal Allah Lebih Dalam
Mengenal Allah lebih
dalam ~ Penulis
Injil Matius menulis, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan
dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu” – Matius 22:37. Namun,
dapatkah kita mengasihi Allah jika kita tidak mengenal Dia? Dapatkah kita
mengasihi Dia dengan segenap hati, segenap jiwa, dan segenap akal budi kalau
kita belum mengenal Dia dengan segenap hati, segenap jiwa dan segenap akal
budi?
Dalam 1 Yohanes 1:5 dikatakan, “Dan inilah berita, yang telah
kami dengar dari Dia, dan yang kami sampaikan kepada kamu: Allah adalah terang
dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan”. Berdasarkan firman Tuhan
tersebut, maka ada beberapa hal yang bisa kita mengerti untuk mengenal Allah,
yaitu:
1. Allah adalah terang.
Apa maksudnya atau apakah artinya Allah adalah terang? Maksud
atau artinya ialah bahwa Allah itu sumber terang, Ia menerangi diri-Nya sendiri
dan karena itu Ia dapat dikenal. Dengan demikian, kita dapat mengenal Allah dan
sifat-sifat, kehendak-Nya, rencana-Nya, pekerjaan-Nya, isi hati-Nya dan lain
sebagainya. Dengan kata lain, Allah bisa dikenal oleh semua orang (orang
Kristen maupun non Kristen), besar-kecil, tua-muda, bodoh-pintar, sakit-sehat,
buta-melek dan lain sebagainya.
Namun, dalam kesemuanya itu, Allah juga mengetahui bahwa
tidak mungkin kita mengasihi Dia kalau kita belum mengenal Dia. Allah tidak
pernah menuntut sesuatu dari kita yang kita sendiri pun tidak sanggup
melaksanakannya. Jadi, supaya manusia mengasihi Allah, manusia harus lebih
dahulu mengenal-Nya. Masalahnya, pada dasarnya manusia tidak dapat mengenal
Allah. Manusia hanya meraba-raba keadaan Allah yang sebenarnya. Apa yang dikatakan
manusia tentang Allah adalah rabaan, tafsiran, dan pikirannya sendiri. Manusia yang
telah buta oleh dosa tidak dapat mengenal Allah yang suci adanya.
Syukur kepada Tuhan, pengenalan akan Allah dalam agama
Kristen itu bukan atas hasil raban, pemikiran atau hipotesis manusia. Allah Alkitab
yang diimani oleh orang Kristen adalah Allah yang memperkenalkan diri-Nya
melalui inkarnasi Tuhan Yesus. Jadi, orang Kristen bisa mengenal Allah karena
Dia sendiri yang memperkenalkan diri-Nya kepada kita.
2. Allah bukan
kegelapan.
Kata “kegelapan” ialah menunjuk kepada ketiadaan cahaya. Selain
itu, menunjuk kepada malam hari. Lalu menunjuk kepada perbuatan jahat atau
prbuatan dosa. Jadi, Allah bukan kegelapan menegaskan bahwa Dia itu benar,
suci, kudus, mulia dan tidak ada perbuatan dosa, perbuatan jahat yang Allah
lakukan.
Itu sebabnya penulis surat Yohanes menulis bahwa: “…di dalam
Dia sama sekali tidak ada kegelapan” – 1 Yohanes 1:5b. Artinya Allah dalam
totalitas hidup dan karya-Nya senantiasa bersih, suci, mulia, kudus, mulia dan
agung. Allah tidak pernah melakukan yang jahat. Dia tidak berdosa dan bukan
sumber dosa. Semua tindakan atau karya Allah merupakan karya atau tindakan yang
benar. Dia sumber kebenaran dan sumber terang serta sama sekali tidak ada
kegelapan pada-Nya.
Tuhan Yesus pernah bersabda bahwa: “Maka Yesus berkata pula
kepada orang banyak, kata-Nya: “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku,
ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang
hidup” – Yohanes 8:12. Tuhan Yesus adalah terang dunia yang menunjuk bahwa dalam
dunia yang penuh dengan kegelapan dosa dan kejahatan, Tuhan Yesus hadir sebagai
terang untuk menerangi hidup manusia dan membawa manusia kepada jalan yang
benar. Setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus pasti ia tidak berjalan di
jalan orang berdosa. Ia bisa membedakan mana yang dosa dan jahat dan mana yang
benar dan berkenan kepada Allah. Dikatakan demikian, karena dalam diri setiap
orang yang percaya kepada Tuhan Yesus ada Roh Kudus sebagai pembimbing dan
penolongnya.
Jadi, kita bisa mengenal Allah karena Allah yang
memperkenalkan diri-Nya kepada kita. Berdasarkan 1 Yohanes 1:5 sebagaimana saya
kutip di atas, kita menemukan bahwa Allah itu adalah terang, sumber kebenaran,
suci, kudus, mulia. Pada Allah atau di dalam Allah sama sekali tidak ada
kegelapan. Dia tidak berbuat jahat dan bukan sumber dosa. Allah selalu
bertindak benar dan adil serta tidak ada kecurangan pada-Nya. Itu sebabnya,
kita bisa mengandalkan Dia dalam totalitas kehidupan kita di dunia ini.