Apakah Hidupmu Bahagia?
Apakah hidupmu bahagia ~ Landasan firman Tuhan dari tema
tersebut diambil dari kitab Mazmur 1:1-6. Pemazmur memaparkan tentang
kebahagiaan hidup yang sejati. Menurut pemazmur kebahagiaan hidup yang
diharapkan oleh semua orang sebenarnya tergantung pada bagaimana ia menjalani
hidupnya. Jadi kebahagiaan bukan ditentukan oleh sebara banyak materi yang kita
miliki. Bukan juga terletak pada jabatan publik yang peroleh seseorang. Bukan
juga pada status sosial yang disandang oleh seseorang. Jadi, hidup bahagia tidak
diukur oleh seberapa banyak harta yang kita miliki. Hidup bahagia juga tidak
ditentukan oleh tingginya jabatan yang bisa diraih. Hidup bahagia juga tidak
ditentukan oleh seberapa besar pengaruh sosial kita.
Berdasarkan fakta-fakta kehidupan sebagaimana saya paparkan
di atas, maka lahir tema dalam nada pertanyaan apakah hidupmu bahagia. Tentu
tema tersebut membutuhkan jawaban sehingga kita bisa mengetahui hidup bahagia
ditentukan oleh apa. Berikut beberapa jawaban yang bisa saya sajikan dalam
tulisan ini yang didasarkan pada pengajaran hidup bahagia menurut Mazmr 1:1-6.
1. Memilih untuk tidak
mau diintimidasi.
Ada banyak faktor yang membuat kita kehilangan kebahagiaan
dalam hidup ini. Baik faktor internal yaitu diri kita sendiri maupun faktor
eksternal yaitu orang-orang yang ada di sekitar kita, lingkungan kerja kita, lingkungan
pelayanan kita, lingkungan pergaulan kita dan lain sebagainya. Bahkan
penderitaan, masalah, pergumulan, tantangan dan ujian yang kita alami dan
hadapi turut mempengaruhi kebahagiaan kita.
Pemazmur menulis dalam pimpinan Roh Kudus terkait dengan
hidup bahagia demikian: “Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut
nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak
duduk dalam kumpulan pencemooh” – Mazmur 1:1.
Bagian firman Tuhan di atas menunjukkan bahwa hidup bahagian
itu merupakan suatu sikap dan pilihan kehidupan yang tidak mau diintimidasi
oleh orang-orang jahat, pikiran-pikiran jahat, petunjuk-petunjuk negative dan
mengikuti cara hidup duniawi. Ketika kita bisa menyingkirkan semua bentuk
intimidasi sebagaimana dikemukakan oleh pemazmur, maka hidup kita pastilah
bahagia.
Oleh karena itu, biarlah kita terus-menerus berjuang dan
berupaya sedemikian rupa supaya hidup kita tidak gampang terintimidasi oleh
hal-hal yang negative. Biarlah kita hidup tidak ditentukan oleh apa kata orang
kepada kita. Bukan hal-hal itu yang mengendalikan hidup kita. Biarlah kita
memiliki sikap hati yang tepat dan benar menyikapi segala sesuatu karena dari
situlah kunci untuk menemukan kebahagiaan kita.
2. Memilih untuk hidup
sesuai kebenaran firman Tuhan.
Pemazmur menulis dalam pimpinan Roh Kudus terkait dengan
hidup bahagia yaitu: “Tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang
merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon yang ditanam di tepi
aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu
daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil” – Mazmur 1:2-3.
Berdasarkan firman Tuhan di atas, maka kita menemukan bahwa
hidup bahagia ditentukan oleh sikap dan pilihan kehidupan yaitu menuruti firman
Tuhan. Kita bisa menuruti firman Tuhan bila kita memberi waktu untuk
merenungkan firman Tuhan setiap hari. Karena ketika kita melakukannya dengan
konsisten, maka kita dapat menemukan jalan untuk bahagia dalam hidup kita.
Rasul Paulus menulis terkait dengan manfaat firman Tuhan bagi
hidup kita, yaitu: “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat
untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk
mendidik orang dalam kebenaran” – 2 Timotius 3:16. Jadi, firman Tuhan
meneguhkan kita untuk meraih kebahagiaan dalam hidup ini karena firman Tuhan
itulah yang menjadi pedoman, arahan dan kekuatan bagi kita untuk senantiasa
mengikuti perintah dan kehendak Tuhan dalam hidup kita.
Pada saat kita merenungkan firman Tuhan siang dan malam, maka
menurut pemazmur ada tanda-tanda kehidupan, tanda-tanda berkat dan tanda-tanda
kebahagiaan. Apa sajakah itu? Satu, ia
hidup terkoneksi dengan Sang Sumber kebahagiaan yaitu Tuhan. Dua, menghasilkan buah pada musimnya
atau tidak pernah terlambat berbuah, selalu tepat waktunya. Tiga, tidak mudah kecewa, putus asa,
menyerah walau banyak masalah yang ditemui di jalan hidupnya. Empat, semua yang dikerjakan dan
diusahakannya selalu berhasil atau sukses.