Bagaimana Menjadi Setia Dalam Perkara Jasmani
Bagaimana menjadi setia dalam perkara jasmani ~ Pada umumnya manusia kalau masih sedikit berkat yang dimilikinya, ia
cenderung untuk setia memberi persembahan khususnya persembahan persepuluhan. Misalnya,
kalau gajinya setiap bulan dua juta, maka ia setia membawa persepuluhannya
setiap bulan 200 ribu. Tetapi ketika ia menjadi manajer yang gaji sudah 50
juta, ia mulai sungkan untuk membawa persepuluhannya ke rumah Tuhan. Alasannya ialah
terlalu banyak. Nah, di sinilah letak permasalahannya.
Berdasarkan penjelasan di
atas, maka saya mencoba untuk menyajikan topik di atas, yaitu bagaimana menjadi
setia dalam perkara jasmani? Topik ini sangat relevan karena situasi dan
kondisi perekonomian dunia yang sampai saat ini belum normal atau stabil. Ini dirasakan
oleh semua manusia di seluruh dunia. Termasuk orang Kristen, sehingga kita ada
kalanya cenderung mulai kurang setia di dalam perkara-perkara jasmani. Alasan klasiknya
ialah kebutuhan hidup kita semakin bertambah, lalu harga-harga kebutuhan pokok
pun ikut merangkak naik.
Pertanyaan penting yang harus diajukan ialah: “Apa saja yang harus dilakukan supaya kita tetap setia dalam perkara-perkara jasmani?” Ada beberapa jawaban yang bisa saya sampaikan pada kesempatan ini. Jawaban-jawaban yang akan saya sajikan di bawah ini didasarkan pada kitab 1 Samuel, yaitu:
1. Menjaga agar hati tetap menyenangkan Allah – 1 Samuel 16:5.
Penulis kitab 1
Samuel menulis demikian: “Jawabnya: “Ya,
benar! Aku datang untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN. Kuduskanlah dirimu,
dan datanglah dengan daku ke upacara pengorbanan ini”. Kemudian ia menguduskan
Isai dan anak-anaknya yang laki-laki dan mengundang mereka ke upacara
pengorbanan itu” ~ 1 Samuel 16:5.
Berdasarkan firman
Allah di atas, kita membaca bahwa betapa penting hidup kudus. Mengapa? Karena Allah
itu kudus, sehingga hidup kita juga harus kudus. Oleh karena itu, kita harus
konsisten untuk menjaga supaya hati kita tetap menyenangkan hati Allah. Hal itu
kita lakukan sebagai upaya agar kita tetap setia dalam perkara-perkara jasmani
atau hal-hal yang bersifat materi. Di sisi lain, kita lakukan supaya hati kita
tidak terikat pada hal-hal materi tetapi berpaut kepada Allah.
Dias umber segala
berkat bagi kita. Dengan kita setia dalam perkara-perkara jasmani, maka hal itu
menandakan bahwa kita taat dan menghormati Allah dari dalam hati kita yang
termanifestasikan di dalam tindakan setia untuk membawa persembahan
persepuluhan kita biar bagaimana pun situasi dan kondisi hidup yang kita hadapi
dan alami.
2. Menjaga agar kita tetap rendah hati – 1 Samuel 17:12-20.
Allah menentang orang
yang sombong, tetapi mengasihani orang yang rendah hati. Allah akan merendahkan
orang yang tinggi hatinya tetapi Allah akan meninggikan orang yang rendah hati.
Ketika kita
dipercayakan oleh Allah sejumlah berkat di dalam kehidupan kita, sudah
seharusnya kita tetap rendah hati. Mengapa demikian? Karena semua yang ada pada
kita itu hanyalah sebuah kepercayaan dan karena itu tidak ada alasan sedikit
pun untuk menyombongkan diri. Oleh karena itu, marilah kita tetap hidup dalam
kerendahan hati apa dan bagaimana pun situasi dan kondisi hidup kita. Jangan pernah
menjadi orang yang sombong hanya karena Anda memiliki banyak hal secara materi.
Jangan pernah menganggap diri Anda lebih kaya dari pada orang lain. Tetapi sebaiknya
gunakanlah apa yang Allah percayakan kepada Anda untuk kesejahteraan hidup
sesamamu. Sebab dengan cara demikianlah, maka Allah tetap berkenan untuk
memberkati hidup Anda.
3. Menjaga tanggung jawab yang dipercayakan Allah kepada kita – 1 Samuel
17:28, 34-37.
Tanggung jawab yang
Tuhan percayakan kepada kita harus kita jaga dengan baik dan benar. Mengapa? Karena
Allah akan meminta pertanggung jawaban kepada kita atas segala sesuatu yang Dia
telah percayakan kepada kita.
Apa yang Allah
percayakan kepada kita? Jawabannya ialah banyak sekali. Salah satunya ialah
berkat-berkat jasmani yang ada pada kita. Semua itu hanyalah sebuah
kepercayaan. Itu sebabnya perlu kita menjaganya dengan penuh dedikasi, loyalitas
tinggi dan komitmen yang kuat. Hal itu kita lakukan karena memang kita harus
memberi pertanggung jawaban kepada Allah.
Jadi, jangan
sia-siakan kepercayaan yang Allah berikan kepada kita untuk mengelola semua
berkatnya dalam hidup kita. Allah memberkati kita bukan untuk menaikan level
sosial ekonomi kita, tetapi Allah melimpahkan berkat-Nya ke dalam hidup kita
supaya menaikkan kesetiaan, dan tanggung jawab kita di dalam mengelola
berkat-berkat yang diberikan-Nya.