Menjadi Saksi Iman Yang Militant
Pengalaman hidup dalam iman telah diabadikan dalam Alkitab sebagai contoh bahwa siapa pun yang beriman kepada Tuhan pasti akan mengalami kuasa-Nya dalam setiap aspek kehidupannya. Beragam tokoh dengan latar belakang dan pengalam hidup mereka bersama Tuhan dikisahkan secara gamblang dalam Alkitab. Misalnya Yusuf, Daud, Sadrak, Mesak, Abednego dan Daniel.
Mereka merupakan pribadi biasa yang sama dengan kita. Mereka telah menjadi saksi iman yang teguh di tengah tantangan, ujian dan penderitaan yang luar biasa. Namun, iman mereka kepada Tuhan Allahnya sungguh luar biasa. Dalam menghadapi beragam penderitaan, tidak ada sedikit pun mereka meragukan Tuhan Allah dan kuasa-Nya.
Iman mereka bisa kuat dan bertumbuh karena relasi mereka dengan Tuhan Allahnya yang begitu kuat, sehingga tidak ada yang terlalu besar yang membuat mereka kecil hati, kecewa, putus asa dan meragukan Allah.
Dalam perspektif
kekristenan, iman merupakan tanggapan, reaksi dan tindakan yang didorong oleh
Roh Kudus dalam hati kita untuk mempercayai dan mengimani serta mengamini karya
Tuhan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi dan kepada firman-Nya
sebagai satu-satunya kebenaran absolut.
Di atas fondasi tersebutlah, kita membangun diri dan hidup rohani kita. Penulis surat Ibrani menyajikan tokoh-tokoh iman lintas generasi yang hidup dalam konteks, situasi dan kondisi yang berbeda-beda. Namun, esensi iman mereka tetaplah sama, yaitu kepada Tuhan Allah.
Di atas fondasi tersebutlah, kita membangun diri dan hidup rohani kita. Penulis surat Ibrani menyajikan tokoh-tokoh iman lintas generasi yang hidup dalam konteks, situasi dan kondisi yang berbeda-beda. Namun, esensi iman mereka tetaplah sama, yaitu kepada Tuhan Allah.
Penulis surat Ibrani
juga memaparkan tokoh-tokoh iman itu adalah manusia biasa sama seperti kita. Mereka
telah mengalami keadaan yang sukar, pengalaman hidup yang memahitkan dan ujian
iman yang maha dahsyat. Mereka menanggapi semua peristiwa yang sukar itu dengan
sikap iman yang teguh.
Mereka begitu kuat mempercayai Tuhan dan menanggapi firman-Nya dengan positif serta menaatinya tanpa syarat. Nama-nama yang disebutkan di sini, beberapa di antaranya bukanlah orang-orang yang hebat. Perhatikanlah, yang ditekankan dalam kepahlawanan iman mereka bukan perbuatan-perbuatan mereka yang besar melainkan hubungan dan respons mereka kepada Firman Tuhan tanpa menghitung harga pengorbanannya.
Mereka begitu kuat mempercayai Tuhan dan menanggapi firman-Nya dengan positif serta menaatinya tanpa syarat. Nama-nama yang disebutkan di sini, beberapa di antaranya bukanlah orang-orang yang hebat. Perhatikanlah, yang ditekankan dalam kepahlawanan iman mereka bukan perbuatan-perbuatan mereka yang besar melainkan hubungan dan respons mereka kepada Firman Tuhan tanpa menghitung harga pengorbanannya.
Iman dan ketaatan
kepada Tuhan yang membuat mereka mengalami perbuatan Allah dan kuasa-Nya dalam
hidup mereka. Dalam penjelasan penulis surat Ibrani, iman menjadi fondasi
kehidupan spiritual kita – Ibrani 11:1,2,6). Selain itu, iman juga menjadi
jalan masuk guna menghampiri Allah dan mendapatkan perkenanan-Nya.
Pertanyaan penting
yang harus diajukan ialah: “Bagaimana supaya dapat menjadi saksi iman yang militant?”
Berdasarkan catatan penulis surat Ibrani 11, maka ada beberapa hal yang dapat
menjadi jalan bagi kita untuk keluar sebagai saksi iman yang militant, yaitu:
1. Mengejar perkara-perkara yang bernilai kekal.
Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh penulis surat Ibrani, kita
menemukan bahwa para saksi iman tersebut, yang terutama bagi mereka bukanlah
hal-hal yang bersifat temporal atau sementara.
Mereka tidak mengejar kepuasan lahiriah. Mereka tidak mencari popularitas dan kekayaan serta materi dan pujian yang sia-sia. Tetapi sebaliknya, mereka mengedepankan perkara-perkara yang bernilai kekal. Dengan lain kata, yang mereka kejar dan usahakan dalam hidup mereka ialah kepentingan Allah dan kerajaan-Nya. Walaupun mereka harus membayar harga yang sangat mahal, yaitu nyawa mereka sendiri.
Mereka tidak mengejar kepuasan lahiriah. Mereka tidak mencari popularitas dan kekayaan serta materi dan pujian yang sia-sia. Tetapi sebaliknya, mereka mengedepankan perkara-perkara yang bernilai kekal. Dengan lain kata, yang mereka kejar dan usahakan dalam hidup mereka ialah kepentingan Allah dan kerajaan-Nya. Walaupun mereka harus membayar harga yang sangat mahal, yaitu nyawa mereka sendiri.
Kita juga harus
mengakui bahwa ada juga dari antara para saksi iman tersebut adalah orang-orang
sukses, berkelimpahan materi, memiliki jabatan sosial-politik yang terpandang
dan disegani. Tetapi yang menjadi fokus hidup mereka bukan pada kekayaaan dan
kesenangan dunia ini.
Mereka melihat kekayaan sebagai karunia Tuhan untuk melayani dan memberkati orang lain. Mereka semua rendah hati, setia dan taat pada Tuhan. Mereka semua bersaksi bahwa mereka adalah orang asing di dunia ini dan merindukan tanah air yang kekal – Ibrani 11:13,14.
Mereka melihat kekayaan sebagai karunia Tuhan untuk melayani dan memberkati orang lain. Mereka semua rendah hati, setia dan taat pada Tuhan. Mereka semua bersaksi bahwa mereka adalah orang asing di dunia ini dan merindukan tanah air yang kekal – Ibrani 11:13,14.
2. Mengejar hidup kudus supaya
layak hidup di sorga.
Dunia ini sudah
berdosa dan dikuasai oleh Iblis. Pengaruh-pengaruh hidup duniawi akan menodai
hidup mereka. Mereka sadar mereka adalah manusia biasa yang berpotensi untuk
jatuh dalam dosa. Itu sebabnya, mereka bertekad untuk mengejar hidup dalam
kekudusan karena tanpa hidup kudus mereka tidak layak tinggal di sorga, mereka
tidak pantas hidup bersama dengan Allah yang kudus.
Mereka mengharapkan
dan merindukan untuk tinggal di sebuah kota yang dibangun oleh Allah – Ibrani
11:10,16. Mereka sadar betul bahwa rumah mereka yang mereka dirikan di dunia
ini sifatnya temporal atau sementara saja. Semegah bagaimana pun rumah kita di
dunia ini, kita tidak akan menempatinya untuk selamanya.
Rumah semewah apapun pasti akan hancur ketika Tuhan Yesus Kristus datang pada kali yang kedua. Kita dapat membangunnya dengan megah tetapi tidak akan memilikinya untuk selamanya. Sebaliknya, mungkin kita tidak punya rumah yang tetap, baik dan mewah di bumi ini, tetapi bersukacitalah, sebab kita mempunyai rumah yang kekal di surga, yang dibangun oleh tangan Allah yang maha kuasa.
Harapan dan kerinduan akan rumah yang kekal di sorga itulah yang menyebabkan saksi iman selalu bergairah, termotivasi dan tidak kecewa sekalipun mereka menghadapi dan mengalami keadaan yang sukar di dunia ini.
Rumah semewah apapun pasti akan hancur ketika Tuhan Yesus Kristus datang pada kali yang kedua. Kita dapat membangunnya dengan megah tetapi tidak akan memilikinya untuk selamanya. Sebaliknya, mungkin kita tidak punya rumah yang tetap, baik dan mewah di bumi ini, tetapi bersukacitalah, sebab kita mempunyai rumah yang kekal di surga, yang dibangun oleh tangan Allah yang maha kuasa.
Harapan dan kerinduan akan rumah yang kekal di sorga itulah yang menyebabkan saksi iman selalu bergairah, termotivasi dan tidak kecewa sekalipun mereka menghadapi dan mengalami keadaan yang sukar di dunia ini.
3. Mengejar ketaatan kepada firman
Tuhan.
Para saksi iman
sangat mengetahui bahwa firman Tuhan adalah kebenaran. Firman Tuhan yang adalah
kebenaran itulah yang membuat iman mereka kuat dan bertumbuh – Roma 10:17. Mereka
mempelajari, merenungkan, menghayati dan mengaplikasikan firman Tuhan dalam
totalitas hidup mereka – Yakobus 1:19-25.
Mereka menaati firman Tuhan tanpa syarat. Mereka sangat menjunjung tinggi kebenaran firman Tuhan. Mereka menghormati Allah dengan menaati firman-Nya. Mereka berani melakukan Firman Tuhan tanpa meragukannya sedikit pun. Mereka tahu bahwa Allah yang berjanji pasti menepati janji-Nya.
Mereka hidup dekat dengan Tuhan. Doa, pujian,dan penyembahan kepada Allah adalah gaya hidup mereka. Mereka semua dikenal sebagai orang yang bergaul karib dengan Tuhan. Tidak ada yang dapat menggoyahkan iman mereka.
Mereka menaati firman Tuhan tanpa syarat. Mereka sangat menjunjung tinggi kebenaran firman Tuhan. Mereka menghormati Allah dengan menaati firman-Nya. Mereka berani melakukan Firman Tuhan tanpa meragukannya sedikit pun. Mereka tahu bahwa Allah yang berjanji pasti menepati janji-Nya.
Mereka hidup dekat dengan Tuhan. Doa, pujian,dan penyembahan kepada Allah adalah gaya hidup mereka. Mereka semua dikenal sebagai orang yang bergaul karib dengan Tuhan. Tidak ada yang dapat menggoyahkan iman mereka.