Translate

Natal Membawa Sukacita

Natal membawa sukacita – Ada banyak orang yang mengalami kehilangan sukacita dalam hidupnya. Penyebab sangat beragam. Salah satunya ialah karena tekanan hidup, masalah yang tidak kunjung berhenti menimpa, penderitaan yang seakan tidak pernah habis dan lain sebagainya. Menurut Alkitab, penyebab utama hilangnya sukacita hidup manusia ialah karena dosa. Namun, Allah yang kaya akan kasih memberi jaminan pasti bahwa manusia akan mendapatkan kembali sukacita hidup yang hilang karena dosa, yaitu melalui peristiwa natal di mana Yesus lahir untuk membawa sukacita bagi manusia berdosa yang kehilangan sikacita.

Renungan Natal 2015
Renungan natal 2015 ini, terambil dari Injil Lukas 2:8-20. Tema renunangan natal 2015 ini ialah: Natal Membawa Sukacita. Setiap bulan Desember selalu diwarnai dengan suasana sukacita. Suasana yang berbeda dengan bulan-luan yang sudah kita lewati di tahun 2015. Berdasarkan Injil Lukas 2:8-20, Natal Membawa Sukacita tampak dalam beberapa tindakan dari para Gembala dan saya pikir itu juga yang nampak dalam hidup kita saat ini. Natal membawa sukacita ditandai dengan adanya beberapa, yaitu:


1. Ada kekompakan.
Dalam Injil Lukas 2:15-16, sukacita para gembala ketika mendengar berita dari para malaikat bahwa telah lahir seorang penyelamat, mereka memperlihatkan sikap yang sangat kompak. Sikap kompak ini terlihat saat mereka secara serentak bersepakat untuk melihat fakta yang sudah disampaikan oleh para malaikat bahwa Mesias yang dijanjikan itu sudah lahir.
Marilah kita juga belajar dari para gembala bahwa natal membawa sukacita itu akan terlihat dalam sikap kompak kita untuk mencari kebenaran, menemukan kebenaran dan mengalami kebenaran serta hidup dalam kebenaran. Di sini kebenaran itu ialah Yesus Kristus yang adalah sumber sukacita kita. Biarlah kita dalam konteks keluarga saling kompak untuk bertemu dengan Tuhan. Suami-istri, orangtua dan anak-anak sepakat dan kompak untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, mencari Tuhan dan mengutamakan Tuhan dan kebenaran-Nya.

Sebagai tubuh Kristus, para pendeta, para penginjil, para majelis, para pelayan dan semua jemaat (kaum awam), marilah kita belajar untuk kompak di dalam melayani Tuhan. Kita kompak untuk berdoa bersama, kita kompak untuk memberitakan Injil, kita kompak di dalam pelayanan. Ketika kita kompak, maka Tuhan sendiri yang akan memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.

2. Ada kesamaan dalam menyampaikan kebenaran.
Dalam Injil Lukas 2:17-18, para gembala ketika membawa berita yang mereka dengar dan yang mereka lihat, para gembala membawa berita yang sama dan satu inti beritanya yaitu tentan Yesus Kristus Sang Kebenaran itu. Karena kesamaan dan kesatuan dalam berita yang mereka bawakan, maka ada dampak positif ketika orang lain mendengar berita yang mereka sampaikan.

Demikian juga dengan kita. Bila kita dalam konteks keluarga memiliki kesamaan dan kesatuan dalam berita yang kita bawa atau saksikan, maka orang lain akan kagum dengan kehidupan kita. Mereka bukan kagum karena kita, tetapi mereka kagum karena mereka menyaksikan bahwa kita hidup dalam kebenaran yang kita beritakan itu. Dalam konteks gereja, kita harus memiliki kesamaan dan kesatuan dalam menyampaikan dan memberitakan kebenaran. Jangan sampai apa yang kita beritakan tidak sesuai dengan apa yang kita lakukan. Akibatnya bukan orang kagum tetapi sebaliknya mencibir dengan berkata “orang Kristen kok begitu? Katanya orang Kristen kok kelakuannya kaya gitu.

Biarlah sukacita natal yang kita alami terealisasi di dalam kesamaan dan kesatuan berita yang kita sampaikan serta yang kita lakukan. Dengan demikian, orang lain akan kagum dan datang kepada Yesus melalui kesaksian kita, sehingga gereja akan mengalami pertumbuhan.

3. Ada tekad yang sama untuk memuji Tuhan.
Dalam Injil Lukas 2:20, para gembala dengan kompak dan bersama-sama serta punya tekad untuk memuji Tuhan. Para gembala memuji dan memuliakan Allah karena mereka telah menyaksikan dan mengalami kebenaran itu di dalam hidup mereka. Sukacita mereka mengalir lewat pujian yang dinaikan kepada Allah. Mereka memuji dan memuliakan Allah karena mereka mengalami pembuktian akan penggenapan janji Allah dan berita yang disampaikan oleh para malaikat.

Demikian juga dengan kita. Kita harus belajar dari para gembala yaitu ketika kita mengalami pemberkatan Allah atas hidup kita, kita harusnya selalu memuji dan memuliakan Allah. Ketika kita mengalami sukacita natal seharusnya itu meluap dalam sikap memuji dan memuliakan Allah atas kesetiaan-Nya menggenapi janji-janji-Nya di dalam hidup kita. Sepanjang tahun 2015 ini, Tuhan telah menolong, menyertai dan memberkati hidup kita. Dan Tuhan akan selalu melakukan itu di dalam hidup kita di dunia ini. Dengan demikian, sudah selayaknya kita memuji dan memuliakan Allah yang selalu melakukan yang terbaik dalam hidup kita.


Demikianlah renungan natal 2015 ini saya sajikan. Doa dan harapan saya kiranya sukacita natal selalu mewarnai dan mengalir keluar dari hidup kita bagi orang lain. Natal membawa sukacita ditandai dengan adanya kekompakan di dalam hidup kita; adanya kesamaan dan kesatuan di dalam berita yang kita bawa dan adanya tekad yang kuat untuk selalu memuliakan Tuhan dalam hidup kita. Amin.