Translate

Bagaimana Meraih Kemenangan Dalam Pencobaan

Bagaimana meraih kemenangan dalam pencobaan – Setiap orang mengalami pencobaan yang berbeda-beda. Ujian pun dirasakan setiap orang juga berbeda-beda. Persamaannya ialah bahwa tidak ada seorang pun yang hidup tanpa ujian dan pencobaan. Dalam suratnya kepada orang Kristen yang ada di kota Korintus, rasul Paulus menulis terkait dengan pencobaan demikian: 

“Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya” – 1 Korintus 10:13.

Tentang pencobaan.
Apa yang dimaksud dengan pencobaan? Pencobaan adalah sesuatu yang menggoda manusia sehingga manusia jatuh di dalam dosa. Karena di dalam dunia ini ada pencobaan, maka pastilah ada yang namanya peringatan. Peringatan sangat diperlukan oleh manusia sebagai alarm yang memberi peringatan supaya manusia berjaga-jaga, dan selalu hidup bersama Tuhan.


Rasul Paulus memperingatkan orang-orang percaya di Korintus dengan menjadikan nenek moyang mereka sebagai contoh nyata. Peringatan itu adalah orang percaya akan menemui pencobaan dari masyarakat sekitarnya, seperti apa yang dialami oleh bangsa Israel – 1 Korintus 10:6, seperti: penyembahan berhala – 1 Korintus 10:7, percabulan – 1 Korintus 10:8, mencobai Tuhan – 1 Korintus 10:9 dan bersungut-sungut – 1 Korintus 10:10. 

Melalui peringatan ini Paulus ingin mengatakan bahwa jemaat Kristen di Korintus hidup bukan hanya dengan orang kudus sehingga tanpa pencobaan. Peristiwa seperti yang dialami oleh nenek moyang mereka bisa saja terjadi dalam kehidupan beriman mereka kepada Kristus.

Peristiwa yang terjadi di masa nenek moyang kita adalah peristiwa yang sangat memalukan. Peristiwa ini juga harus menjadi pelajaran penting bagi kita, orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus yang hidup di masa kini. Artinya, faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan orang percaya masa lalu mempertahankan kesetiaan kepada Allah akan selalu ada.

  
Paulus mengingatkan agar kita, gereja Tuhan di masa kini, agar tetap teguh berdiri dalam mempertahankan iman dan kesetiaan kita kepada Kristus. Pencobaan akan selalu ada, jangan memutuskan untuk menghindari pencobaan, tetapi lihatlah bahwa pencobaan yang Tuhan izinkan terjadi dan kita alami itu tidaklah dapat melebihi kekuatan yang Tuhan anugerahkan dalam hidup kita. Ingatlah bahwa pencobaan yang sekarang kita alami, bukanlah alasan bagi kita untuk kompromi terhadap dosa yang kita lakukan.

Allah memberi kekuatan dalam pencobaan.
Karena kasih karunia-Nya Allah memilih Israel menjadi umat-Nya. Sesudah membebaskan mereka dari perbudakan di Mesir, Ia sendiri memimpin mereka. Ia melindungi dengan awan dan membuat mereka menyeberangi laut – 1 Korintus 10:1. 


Ia memberi manna dan air dari batu karang – 1 Korintus 10:2. Paulus melihat pengalaman itu sebagai lambang dari baptisan dan perjamuan kudus yang juga menjadi dasar pengalaman iman Kristen. Umat yang telah dilimpahi begitu banyak karunia itu ternyata mati dihukum Tuhan. Berhala dan sungutan mereka adalah bukti bahwa mereka tidak beriman.

Gereja harus kudus. Kisah buruk Israel harus menjadi pelajaran bagi Gereja. Gereja bukan saja pada zaman Paulus tetapi juga kini harus belajar untuk teguh berdiri dalam iman. Pencobaan memang akan menghadang tetapi bukan alasan untuk kita jatuh ke dalam dosa. Sebab pencobaan yang Tuhan izinkan adalah pencobaan biasa. Lagi pula, Tuhan Allah selalu setia memberikan kita kekuatan dan keluputan. Lawanlah pencobaan, dan Anda akan menemui Allah yang setia yaang beri kekuatan.

Mengalami kemenangan dalam pencobaan
Pencobaan macam apa yang Anda alami? Tiap orang mengalami pencobaan berbeda-beda. Yang sama ialah tidak seorang Kristen pun hidup tanpa pencobaan. Maka Tuhan mengingatkan kita untuk berjaga-jaga agar jangan jatuh dalam pencobaan – Markus 14:38, Yakobus pun memberi penghiburan – Yakobus 1:2, 12. Dan sesuai ajaran Tuhan kita memohon, “jangan bawa kami ke dalam pencobaan” – Matius 6:13.

Selama kita di dunia ini, kita hidup dalam lingkungan yang berpotensi mencobai kita untuk berdosa. Indra kita dengan mudah menangkap sinyal-sinyal pencobaan dari sekitar kita. Mau rakus, mau tamak, mau cabul, mau benci, mau duniawi, mau kejam, mau menyembah berhala modern? 

Lihat saja ke depan, ke belakang, atau ke mana pun, semua itu siap membelit kita. Lebih celaka lagi, di dalam kita ada suatu kecenderungan yang bila tidak terus menerus kita percayakan pada kuasa penyucian Roh-Nya, akan mendorong kita untuk menomplok pencobaan tadi.

Lebih dari kita, Tuhan ingin kita menang, kuat, dan sesuci Dia. Lalu mengapa Ia membiarkan kita hidup dalam pencobaan? Pertama, Ia tidak membiarkan, Ia setia menyertai. Ia mengendalikan apa yang boleh mencobai kita, apa yang tidak. Ia siap memberi jalan keluar agar kita menang. 

Kedua, pencobaan dialami umat Tuhan di segala tempat dan abad. Ada yang jatuh, ada yang menang. Meski jatuh pun, Allah menolong, menegur, memberi jalan pertobatan dan pemulihan (kisah Daud, Petrus, Paulus dan Barnabas). Yang menang seperti Yusuf, juga bukan karena sifatnya istimewa tetapi karena mengimani campur tangan dan kebaikan-Nya. Jadi, tak ada pilihan selain hidup dalam pencobaan, dan kita akan mengalami penyertaan, pertolongan, pemurnian dari Tuhan.

Apa tanggung jawab kita? Berjaga-jaga terhadap semua yang berpotensi dosa. Jangan biarkan standar ganda. Bukan hanya membunuh, membenci pun dosa. Bukan saja berzina, menginginkan dengan hati pun berzina. Bukan hanya percaya ilah palsu, serakah pun sama dengan menyembah berhala! Hanya jika kita berpegang pada firman-Nya dan sepenuhnya bergantung pada kemurahan-Nya, kita yang lemah ini, bisa dibuat-Nya menjalani proses kemenangan.

Post a Comment for "Bagaimana Meraih Kemenangan Dalam Pencobaan"