KEGAGALAN YANG BERHASIL
Alkitab mencatat kisah kegagalan Petrus dalam mengiring Tuhan Yesus Kristus. Tiga kali Petrus menyangkal bahwa ia tidak mengenal siapa Yesus ketika orang-orang mengatakan bahwa ia adalah salah satu dari pengikut Yesus. Setelah ia menyangkal Yesus tiga, pada saat itulah ayam berkokok. Maka Petrus ingat akan apa yang dikatakan Yesus sebelumnya kepada dia. Perasaan dan emosi Petrus bercampur baur, rasa bersalah, rasa sudah gagal, malu, kecewa dan semua rasa penyesalan lainnya berpadu dalam diri Petrus.
Petrus pun menangis. "Maka teringatlah Petrus akan apa yang dikatakan Yesus kepadanya: "Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali". Lalu ia pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya" - Matius 26:75. Tangisnya itu membawa ia kepada kesadaran bahwa dengan kekuatannya sendiri ia tidak mampu menghadapi tantangan dan tekanan kehidupan - Matius 26:69-74.
Dalam hidup kita, sebagian
besar dari kita pernah mengalami beragam pengalaman yang bisa dikategorikan
sebagai kegagalan. Dalam situasi dan kondisi semacam itu, rasa frustrasi,
terluka, kecewa dan sebagainya merupakan perasaan yang biasa kita alami.
Akibatnya, banyak orang takut gagal.
Hal ini disebabkan oleh
karena pemahaman dan pengertian kita yang salah terhadap kegagalan. Ada kalanya
kegagalan yang nyata bukan kegagalan sama sekai bila kita mengingat prinsip
yang mengubah kegagalan menjadi keberhasilan. Apa yang dimaksudkan kegagalan
yang berhasil itu?
1. Kegagalan yang mendorong
kita untuk terus berusaha
Inilah yang dinamakan
kegagalan yang berhasil. Artinya, melalui kegagalan yang kita alami memotivasi
kita untuk terus berusaha, berjuang, bekerja lebih cerdas, melakukan perbaikan
dan menciptakan terobosan baru demi meraih tujuan hidup kita.
Pemazmur menegaskan demikian: "TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya; apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya" - Mazmur 37:23-24. Orang benar itu bisa gagal. Orang benar itu bisa mengalami keadaan yang buruk. Orang benar itu bisa mengalami masalah dalam hidup. Namun, semua itu tidak akan pernah membuat orang benar itu tergeletak. Dalam pertolongan Tuhan, orang benar itu bisa bangkit, bangun kembali dan berjuang lagi serta memperbaiki hidupnya lagi.
2. Kegagalan yang membuat
kita untuk belajar hal baru
Pengalaman adalah guru yang baik. Kegagalan adalah kurikulum terbaik dalam hidup kita. Dikatakan demikian, karena dari dalamnya kita bisa belajar tentang sesuatu bagi kehidupan kita. Ada kalanya kegagalan
membuka pengetahuan baru bagi kita untuk melakukan sesuatu jauh lebih baik dari
yang terdahulu. Melalui kegagalan kita bisa menemukan jalan yang baru untuk
memasuki masa depan yang lebih baik. Melalui kegagalan, kita mengambil
keuntungan yang luar biasa. Sehingga melalui kegagalan kita akan bersyukur
karena ada hal indah yang kita peroleh. Inilah yang dimaksudkan dengan
kegagalan yang berhasil.
Yesus dalam undangan-Nya berkata demikian: "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlag pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan" - Matius 11:28-29. Yesus tahu bahwa kita mudah lemah, mudah jatuh dalam dosa, mudah mengalami kegagalan dalam hidup. Itu sebabnya, Dia mengajak dan mengundang kita untuk datang kepada-Nya saat kita mengalami kegagalan. Maka Dia sendiri yang akan memberikan kelegaan kepada kita. Yesus juga akan mengajar kita bagaimana hidup dalam kelemah lembutan dan rendah hati. Melaluinya kita akan melihat kemenangan dan keberhasilan dalam hidup ini.
3. Kegagalan yang membantu
kita untuk mengenal siapa kita sebenarnya
Dalam biografi para
laki-laki dan perempuan yang sukses dalam hidup menunjukkan bahwa orang yang
berhasil mengawali kehidupan dengan kegagalan dan karena mereka gagal, mereka
menemukan dan mengenal diri secara benar. Visi hidup mereka menjadi jelas.
Motivasi hidup mereka dimurnikan. Gaya hidup rendah hati mereka kembangkan.
Jadi, kegagalan membantu kita mengenal diri kita dan menolong kita untuk
mengenal bakat kita. Dengan demikian, kita bisa mempersembahkan sebaik-baiknya
bagi Tuhan. Di sinilah kegagalan bisa disebut sebagai keberhasilan.
4. Kegagalan yang membuat
kita semakin disiplin
Dalam semua Kitab Suci
(Alkitab), banyak dibicarakan dan ditemukan tentang pentingnya kehidupan yang
berdisiplin. Orang-orang yang hebat pernah menenun kegagalan, perjuangan dan
disiplin ke dalam kehidupan mereka.
Jika pengalaman kita dalam
hidup, bagaimana pun pahit atau malang, dapat melembutkan hati, merendahkan
roh, memurnikan motif, menyucikan jiwa, dan membuat kita lebih sensitif
terhadap nilai-nilai yang benar dan lebih simpati terhadap yang kurang
beruntung, maka kita akan berhasil.
Singkatnya, jika kita
menggunakan apa yang disebut kegagalan sebagai alat untuk mendisiplinkan jiwa,
maka itu bukan kegagalan tetapi keberhasilan. Baca juga materi khotbah ini: LADANG SUDAH MENGUNING SIAP DITUAI.
Post a Comment for "KEGAGALAN YANG BERHASIL"