MAKIN MENGERTI KEHENDAK ALLAH
Rasul Paulus menulis kepada jemaat di Efesus demikian, "Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan" - Efesus 5:17. Tentu rasul Paulus tidak bermaksud bahwa orang-orang Kristen di kota Efesus tidak berpendidikan. Jemaat Efesus pastilah jemaat yang terdidik, memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas. Namun, pertanyaan ialah mengapa rasul Paulus mengatakan bahwa "...janganlah kamu bodoh". Bagi rasul Paulus walaupun jemaat Efesus memiliki pengetahuan yang melimpah, namun bila mereka tidak mengerti kehendak Tuhan, maka mereka adalah orang-orang bodoh. Jadi, dapat dikatakan bahwa yang dimaksudkan oleh rasul Paulus bukanlah soal pengetahuan, tetapi soal moral.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata "bodoh" memiliki arti: "tidak lekas mengerti; tidak mudah tahu atau tidak dapat (mengerjakan dsb)". Siapa di antara kita yang mau disebut sebagai orang yang bodoh atau bebal? Nobody! Tuhan menghendaki agar setiap kita makin hari makin mengerti, makin mau maju dan makin dewasa rohaninya. Seseorang yang dewasa rohani pasti tidak akan bertindak seperti orang bodoh, melainkan seperti orang arif, sehingga kita mengerti apa yang menjadi kehendak Tuhan.
Sekalipun sudah menjadi Kristen selama bertahun-tahun kita mungkin saja masih menyandang status sebagai orang yang bodoh apabila kita tidak mengerti kehendak Tuhan. Bagi Paulus adalah sebuah kebodohan bila kita tidak mengerti kehendak Tuhan. Contoh: jangan mencuri. Ini semua orang tahu, tetapi tetap saja mencuri. Maka tindakan itu dipandang sebagai bodoh karena kehendak Tuhan ialah supaya kita bekerja untuk mempeoroleh rejeki bukan dengan cara mencuri.
Tanda bahwa seseorang tidak mengerti kehendak Tuhan adalah ia lebih suka berjalan menurut kehendaknya sendiri dan hidup menurut keinginan dagingnya daripada tunduk pada tuntutan Tuhan. Jika kita masih pergi ke dukun untuk mencari kesembuhan atau mendapat berkat, maka itu adalah kebodohan. Karena Tuhan sangat benci kepada orang yang mencari pertolongan kepada manusia dan yang mengandalkan manusia. Terkutuklah orang yang melakukan yang demikian.
Dalam kitab Amsal 3:5-7, dikatakan bahwa: "Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu. Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak, takutlah akan Tuhan dan jauhilah kejahatan". Bukankah sering kehendak dan keinginan kita membawa kita kepada kegagalan demi kegagalan? Namun seseorang dikatakan arif bila ia dalam menjalani hidupnya selalu berusaha untuk mengerti rencana dan kehendak Tuhan terlebih dahulu; dan itu harus melalui proses yang tidak mudah, akan ada banyak kendala dan benturan-benturan. Tetapi janganlah kita putus asa dan menyerah di tengah jalan.
Justru pada saat itulah Ia berkenan menunrunkan Roh Kudus-Nya untuk menuntun dan memberi kekuatan kepada kita. Sering apa yang Tuhan larang kita lakukan, sebaliknya apa yang Tuhan perintahkan justru tidak kita kerjakan karena kita tidak mengerti kehendak Tuhan.
Kematian Tuhan Yesus di salib menanggung segala dosa kita ada tujuannya. Tuhan ingin kita hidup sebagai manusia baru, tidak lagi menjadi hamba dosa, dan memiliki hidup yang menyenangkan hati-Nya. Bila kita mengikuti Tuhan hanya berorientasi pada materi atau hal-hal lahiriah saja, kelak kita bisa kecewa. Pengiringan kita kepada Tuhan hendaknya didasari oleh karena kasih kita kepada Tuhan dan rindu melakukan kehendak-Nya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata "bodoh" memiliki arti: "tidak lekas mengerti; tidak mudah tahu atau tidak dapat (mengerjakan dsb)". Siapa di antara kita yang mau disebut sebagai orang yang bodoh atau bebal? Nobody! Tuhan menghendaki agar setiap kita makin hari makin mengerti, makin mau maju dan makin dewasa rohaninya. Seseorang yang dewasa rohani pasti tidak akan bertindak seperti orang bodoh, melainkan seperti orang arif, sehingga kita mengerti apa yang menjadi kehendak Tuhan.
Sekalipun sudah menjadi Kristen selama bertahun-tahun kita mungkin saja masih menyandang status sebagai orang yang bodoh apabila kita tidak mengerti kehendak Tuhan. Bagi Paulus adalah sebuah kebodohan bila kita tidak mengerti kehendak Tuhan. Contoh: jangan mencuri. Ini semua orang tahu, tetapi tetap saja mencuri. Maka tindakan itu dipandang sebagai bodoh karena kehendak Tuhan ialah supaya kita bekerja untuk mempeoroleh rejeki bukan dengan cara mencuri.
Tanda bahwa seseorang tidak mengerti kehendak Tuhan adalah ia lebih suka berjalan menurut kehendaknya sendiri dan hidup menurut keinginan dagingnya daripada tunduk pada tuntutan Tuhan. Jika kita masih pergi ke dukun untuk mencari kesembuhan atau mendapat berkat, maka itu adalah kebodohan. Karena Tuhan sangat benci kepada orang yang mencari pertolongan kepada manusia dan yang mengandalkan manusia. Terkutuklah orang yang melakukan yang demikian.
Dalam kitab Amsal 3:5-7, dikatakan bahwa: "Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu. Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak, takutlah akan Tuhan dan jauhilah kejahatan". Bukankah sering kehendak dan keinginan kita membawa kita kepada kegagalan demi kegagalan? Namun seseorang dikatakan arif bila ia dalam menjalani hidupnya selalu berusaha untuk mengerti rencana dan kehendak Tuhan terlebih dahulu; dan itu harus melalui proses yang tidak mudah, akan ada banyak kendala dan benturan-benturan. Tetapi janganlah kita putus asa dan menyerah di tengah jalan.
Justru pada saat itulah Ia berkenan menunrunkan Roh Kudus-Nya untuk menuntun dan memberi kekuatan kepada kita. Sering apa yang Tuhan larang kita lakukan, sebaliknya apa yang Tuhan perintahkan justru tidak kita kerjakan karena kita tidak mengerti kehendak Tuhan.
Kematian Tuhan Yesus di salib menanggung segala dosa kita ada tujuannya. Tuhan ingin kita hidup sebagai manusia baru, tidak lagi menjadi hamba dosa, dan memiliki hidup yang menyenangkan hati-Nya. Bila kita mengikuti Tuhan hanya berorientasi pada materi atau hal-hal lahiriah saja, kelak kita bisa kecewa. Pengiringan kita kepada Tuhan hendaknya didasari oleh karena kasih kita kepada Tuhan dan rindu melakukan kehendak-Nya.
Post a Comment for "MAKIN MENGERTI KEHENDAK ALLAH"