MEMANDANG KEHIDUPAN DARI PERSPEKTIF ALLAH
Bagaimana perspektif Anda tentang kehidupan? Anda mungkin mendasarkan kehidupan ini pada suatu metafora kehidupan yang keliru. Untuk memenuhi tujuan-Nya, Allah menciptakan Anda. Anda harus menantang perspektif umum dan menggantinya dengan perspektif Alkitab tentang kehidupan. Alkitab memberikan tiga perspektif tentang kehidupan. Ketiga perspektif tersebut adalah sebagai berikut.
1. Kehidupan di bumi adalah sebuah ujian.
Alkitab baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru menyajikan perjalanan kehidupan yang penuh ujian. Dari Adam sebagai manusia pertama sampai kepada Yesus Kristus sebagai Adam kedua, hidup diwarnai dengan ujian. Allah terus-menerus menguji karakter, iman, ketaatan, kasih, integritas dan kesetiaan manusia. Adam pertama gagal, tetapi Adam kedua Yesus Kristus menang atas ujian.
Karakter dikembangkan dan ditunjukkan melalui ujian-ujian dan totalitas kehidupan adalah ujian. Anda selalu diuji. Allah terus-menerus mengamati tanggapan Anda pada orang-orang, pada masalah, pada keberhasilan, pada konflik, pada penyakit, pada kekecewaan dan bahkan pada cuaca. Allah bahkan mengamati tindakan-tindakan yang paling sederhana seperti ketika Anda membuka pintu untuk orang lain, ketika Anda mengangkat sepotong sampah, atau ketika Anda bersikap sopan terhadap seorang juru tulis atau pelayan. Kita tidak tahu semua ujian yang akan Allah berikan kepada Anda.
Hizkia telah menikmati suatu persekutuan yang dekat dengan Allah, tetapi pada titik penting dalam kehidupannya Allah meninggalkannya sendiri untuk menguji karakternya, untuk menunjukkan kelemahannya dan untuk mempersiapkannya guna menghadapi tanggung jawab yang lebih besar. Kabar baiknya ialah bahwa Allah ingin agar Anda lulus dalam ujian-ujian kehidupan itu, sehingga Dia tidak pernah membiarkan ujian-ujian yang Anda hadapi itu melampaui kasih karunia yang Dia berikan. Setiap kali Anda lulus dalam sebuah ujian, Allah melihat dan membuat rencana untuk memberi Anda upah di dalam kekekalan - Yakobus 1:12.
2. Kehidupan di bumi adalah sebuah kepercayaan.
Waktu yang kita miliki di bumi demikian juga dengan tenaga, kepandaian, kesempatan, hubungan dan kekayaan kita, semuanya adalah pemberian dari Allah yang telah Dia percayakan untuk kita pelihara dan kelola. Kitalah penatalayanan dari segala sesuatu yang diberikan Allah kepada kita.
Kita tidak pernah benar-benar memiliki apapun selama kediaman singkat kita di bumi. Allah hanya meminjamkan bumi kepada kita pada waktu kita ada di sini. Bumi adalah milik Allah sebelum Anda datang dan Allah akan meminjamkannya kepada orang lain setelah Anda meninggal. Anda hanya bisa menikmatinya sesaat saja. Segala sesuatu yang kita nikmati harus diperlakukan sebagai sebuah kepercayaan yang Allah tempatkan di dalam tangan kita. Yesus sering menunjuk kehidupan sebagai sebuah kepercayaan dan menceritakan banyak kisah untuk menggambarkan tanggung jawab kita kepada Allah. Bagaimana saya mengelola uang saya (kekayaan dunia) menentukan seberapa banyak Allah bisa mempercayakan saya dengan berkat-berkat rohani (kekayaan rohani). Baca juga artikel ini: Manfaat Kehidupan Yang Memiliki Tujuan.
1. Kehidupan di bumi adalah sebuah ujian.
Alkitab baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru menyajikan perjalanan kehidupan yang penuh ujian. Dari Adam sebagai manusia pertama sampai kepada Yesus Kristus sebagai Adam kedua, hidup diwarnai dengan ujian. Allah terus-menerus menguji karakter, iman, ketaatan, kasih, integritas dan kesetiaan manusia. Adam pertama gagal, tetapi Adam kedua Yesus Kristus menang atas ujian.
Karakter dikembangkan dan ditunjukkan melalui ujian-ujian dan totalitas kehidupan adalah ujian. Anda selalu diuji. Allah terus-menerus mengamati tanggapan Anda pada orang-orang, pada masalah, pada keberhasilan, pada konflik, pada penyakit, pada kekecewaan dan bahkan pada cuaca. Allah bahkan mengamati tindakan-tindakan yang paling sederhana seperti ketika Anda membuka pintu untuk orang lain, ketika Anda mengangkat sepotong sampah, atau ketika Anda bersikap sopan terhadap seorang juru tulis atau pelayan. Kita tidak tahu semua ujian yang akan Allah berikan kepada Anda.
Hizkia telah menikmati suatu persekutuan yang dekat dengan Allah, tetapi pada titik penting dalam kehidupannya Allah meninggalkannya sendiri untuk menguji karakternya, untuk menunjukkan kelemahannya dan untuk mempersiapkannya guna menghadapi tanggung jawab yang lebih besar. Kabar baiknya ialah bahwa Allah ingin agar Anda lulus dalam ujian-ujian kehidupan itu, sehingga Dia tidak pernah membiarkan ujian-ujian yang Anda hadapi itu melampaui kasih karunia yang Dia berikan. Setiap kali Anda lulus dalam sebuah ujian, Allah melihat dan membuat rencana untuk memberi Anda upah di dalam kekekalan - Yakobus 1:12.
2. Kehidupan di bumi adalah sebuah kepercayaan.
Waktu yang kita miliki di bumi demikian juga dengan tenaga, kepandaian, kesempatan, hubungan dan kekayaan kita, semuanya adalah pemberian dari Allah yang telah Dia percayakan untuk kita pelihara dan kelola. Kitalah penatalayanan dari segala sesuatu yang diberikan Allah kepada kita.
Kita tidak pernah benar-benar memiliki apapun selama kediaman singkat kita di bumi. Allah hanya meminjamkan bumi kepada kita pada waktu kita ada di sini. Bumi adalah milik Allah sebelum Anda datang dan Allah akan meminjamkannya kepada orang lain setelah Anda meninggal. Anda hanya bisa menikmatinya sesaat saja. Segala sesuatu yang kita nikmati harus diperlakukan sebagai sebuah kepercayaan yang Allah tempatkan di dalam tangan kita. Yesus sering menunjuk kehidupan sebagai sebuah kepercayaan dan menceritakan banyak kisah untuk menggambarkan tanggung jawab kita kepada Allah. Bagaimana saya mengelola uang saya (kekayaan dunia) menentukan seberapa banyak Allah bisa mempercayakan saya dengan berkat-berkat rohani (kekayaan rohani). Baca juga artikel ini: Manfaat Kehidupan Yang Memiliki Tujuan.
Post a Comment for "MEMANDANG KEHIDUPAN DARI PERSPEKTIF ALLAH"