Bagaimana Berjumpa Dengan Allah Dalam Keluarga?
Allah menciptakan manusia dengan tujuan supaya Allah dapat berkomunikasi, bersekutu dan menjadi bagian yang penting dalam keluarga. Namun, manusia gagal untuk mempertahankan persekutuan dengan Allah. Ditandai dengan manusia tidak taat kepada ketetapan Allah yang sudah disampaikan kepada manusia. Adam dan Hawa sebagai keluarga pertama yang hadir dalam dunia sama sekali tidak menghormati dan menaati perintah Allah yang sudah jelas disampaikan kepada mereka.
Relasi antara Allah dan keluarga menjadi terputus. Keluarga terpisah dari Allah karena dosa.
Baca juga: Rahasia Berjumpa Dengan Allah Dalam Keluarga.
Allah itu kudus dan tidak mau bersekutu dengan dosa. Sejak kegagalan Adam dan Hawa menaati Allah, maka sejak itu pula keluarga menjalani hidupnya dengan caranya sendiri. Dosa bertambah-tambah dilakukan oleh keluarga. Namun, Allah sudah berjanji bahwa Ia sendiri yang akan memulihkan keluarga - Kejadian 3:15.
I. Menyadari Kehadiran Allah Dalam Keluarga
– Imamat 26:12a. Untuk
apa Allah hadir dalam keluarga?
A.
Untuk memulihkan keluarga.
Mengapa
keluarga perlu pemulihan?
1.
Dalam keluarga tiap pribadi, Tuhan
ciptakan semuanya berbeda.
2.
Potensi melukai dan megecewakan datang
dari keluarga.
3.
Setiap pribadi dapat terluka dan kecewa.
B.
Jalan untuk mengalami pemulihan.
1.
Tetap membangun komunikasi yang baik.
2.
Merendahkan diri dan minta maaf.
3.
Tidak semua kerinduan dapat dipenuhi
keluarga.
C.
Berkat-berkat pemulihan dalam keluarga
1.
Keluarga sehati (bhs. Yun. Sumponeo) –
Doa dijawab – Matius 18:19-20.
2.
Keluarga akan semakin sehat.
3.
Keluarga akan mengalami pemberkatan
Tuhan – Mazmur 128:1-6; 133:1-3.
Baca juga: Berjumpa Yesus Hidup Pasti Berubah.
Baca juga: Berjumpa Yesus Hidup Pasti Berubah.
II.
Menyadari Penguasaan Allah Dalam
Keluarga – Imamat 26:12b.
A.
Keluarga adalah ide, gagasan dan karya
Allah – Kejadian 2:18-25.
B.
Keluarga senantiasa menghadapi krisis –
Mazmur 121:1-8.
C.
Keluarga senantiasa menjadi sasaran
Iblis – 1 Petrus 5:8-9.
III.
Menyadari Kepemilikan Allah Dalam
Keluarga – Imamat 26:12c.
A.
Keluarga sangat berharga bagi Allah –
Ayub 7:17-18.
B.
Keluarga sudah ditebus dengan darah yang
mahal – 1 Petrus 1:18-19.
C.
Keluarga adalah mempelai perempuan –
Efesus 5:24-27.
D.
Sikap yang benar sebagai mempelai
Kristus:
1.
Senantiasa menjaga kondisi rohani dalam
doa – Lukas 21:34, 36.
2.
Hiduplah kudus bagi-Nya – Ibrani 12:14.
3.
Lebih sungguh-sungguh hidup berkenan di
hadapan-Nya – 1 Tesalonika 4:1.
4.
Lebih giat lagi melayani Tuhan dengan
sepenuh hati, baik dalam penderitaan maupun dalam kebahagiaan – 2 Timotius
1:11-12.
Melalui moment natal
ini, marilah kita menyadari akan kehadiran Allah dalam keluarga; menyadari akan
penguasaan Allah dalam keluarga dan menyadari akan kepemilikan Allah dalam
keluarga. Amin.
Baca juga: Renungan Natal 2014.
Baca juga: Renungan Natal 2014.