TIGA DIMENSI DALAM BERDOA
Doa adalah nafas hidup orang yang percaya kepada Tuhan. Nafas hidup dimaksud ialah hidup rohani. Artinya hidup rohani tersebut menunjuk kepada relasi kita secara vertikal dengan Tuhan. Nafas hidup di sini bukan mengacu kepada helaan nafas fisik. Karena tidak semua orang yang bernafas memiliki hubungan yang benar dengan Tuhan.
Dalam konteks kepercayaan Kristen, doa menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dengan diri orang percaya. Doa menjadi saluran yang menghubungkan kita dengan Tuhan, baik secara pribadi maupun secara kolektif di hadapan Tuhan. Berdoa merupakan aktivitas rohani yang dilakukan oleh orang percaya baik secara perseorangan maupun bersama-sama. Apa saja dimensi dalam kita berdoa? Pada saat kita berdoa, maka paling tidak ada tiga dimensi yang harus kita pahami. Ketiga dimensi dimaksud, yaitu:
1. Berdoa yang mengandung permohonan.
Dalam Injil Matius khususnya pasal 7:7: "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu".
Perhatikan kalimat Yesus, "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu". Kata "mintalah" itu adalah kata kerja aktif dalam konteks pemahaman bahasa Indonesia. Di sini, sebagai orang percaya, kita ada dalam posisi sebagi pribadi yang membutuhkan. Tentu banyak hal yang kita butuhkan dalam hidup ini. Didorong oleh banyaknya kebutuhan itulah maka Yesus secara rohani memotivasi kita untuk berdoa yang intinya adalah sebauh permohonan atau sebuah permintaan supaya kebutuhan kita terpenuhi. Pemenuhan kebutuhan kita sangat ditentukan oleh sikap hati kita ketika meminta. Yesus menjamin bahwa pada saat kita meminta (berdoa yang mengandung permohonan - red) apa yang menjadi kebutuhan kita, maka akan diberikan kepada kita.
Posisi kita sebagai pihak yang meminta dalam konteks berdoa dan dalam relasi dengan Tuhan di sini harus jelas. Pertama, pastikan bahwa kita sudah di dalam Yesus Kristus. Ini sangat penting karena Yesus tegaskan bahwa di luar dari diri-Nya kita tidak dapat berbuat apa-apa - Yohanes 15:5. Kedua, pastikan bahwa kita ketika berdoa yang mengandung permohonan itu dilandaskan pada iman. Ini sangat penting karena Yesus tegaskan bahwa bila memiliki iman sebesar biji sesawi saja, maka gunung pun bisa kita untuk beranjak maka dia akan beranjak. Jadilah itu sesuai dengan imanmu. Bisa juga membaca artikel dengan judul: Dampak Iman Kristen dan Makna Iman Kristen. Ketiga, pastika bahwa yang kita minta waktu berdoa itu sesuai kehendak Allah dan bagi kemuliaan-Nya - 1 Yohanes 5:14-15. Ini sangat penting karena yang terutama dan terpenting ialah kehendak dan kemuliaan Allah yang menjadi tujuan utama kita waktu meminta. Jangan sampai kita salah berdoa karena Yakobus katakan bahwa kita tidak menerima apa-apa dari doa yang kita naikan sebab yang minta itu bukan untuk memuliakan Allah tetapi untuk memuaskan hawa nafsu kita - Yakobus 4:3. Penekanannya di sini ialah sikap hati dan motivasi yang benar.
2. Berdoa yang mengandung pengabdian.
Dalam Injil Matius pasal 7:7: "Mintalah, maka kamu akan mendapat; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu".
Perhatikan kalimat Yesus, "Carilah, maka kamu akan mendapat". Kata "carilah" itu adalah kata kerja aktif dalam konteks pemahaman bahasa Indonesia. Di sini, sebagai orang percaya kita ada dalam posisi yang aktif untuk mencari apa yang menjadi kebutuhan kita. Walaupun Allah adalah Allah yang Mahakuasa dan dalam kemahakuasaan-Nya bisa melakukan segala sesuatu dengan cara-Nya sendiri untuk memberikan apa yang menjadi kebtuhan kita. Namun, Allah tidak melakukan itu. Allah mau supaya kita berkarya, bekerja dan berusaha dengan semua potensi serta kemampuan yang Allah sudah berikan untuk memenuhi kebutuhan.
Pada saat kita mencari dalam pengabdian diri penuh kepada Tuhan, maka dalam anugerah Tuhan kita dijamin untuk mendapatkan apa yang kita cari. Pencarian kita dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan kita hatus tetap berada dalam frame atau bingkai berdoa. Hubungan atau persekutuan yang akrab dengan Tuhan inilah yang menjadi jaminan bagi kita bahwa yang kita cari pasti didapat. Inilah dimensi berdoa yang mengandung pengabdian kepada Tuhan.
3. Berdoa yang mengandung syafaat.
Dalam Injil Matius pasal 7:7: "Mintalah, maka kamu akan mendapat; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu".
Perhatikan kalimat Yesus, "Ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu". Kata "ketoklah" itu adalah kata kerja aktif dalam koteks pemahaman bahasa Indonesia. Di sini sebagai orang percaya, kita ada dalam posisi aktif untuk mengetok pintu yang tertutup bagi orang lain. Dalam istilah rohaninya ialah berdoa syafaat bagi orang lain. Kita berperan dalam penyelamatan jiwa-jiwa. Kita berdoa supaya pintu anugerah Allah yang sudah terbuka bisa ditemukan oleh orang-orang yang masih tertutup rohaninya oleh ilah-ilah zaman ini. Kita berdoa supaya pintu-pintu penginjilan yang tertutup bagi negara-negara tertentu bisa terbuka. Di sini peran kita adalah untuk pemenuhan kebutuhan orang lain.
Itulah tiga dimensi dalam berdoa. Ketiga dimensi ialah berdoa yang mengandung permohonan; berdoa yang mengandung pengabdian dan berdoa yang mengandung syafaat. Tuhan Yesus memberkati.
Dalam konteks kepercayaan Kristen, doa menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dengan diri orang percaya. Doa menjadi saluran yang menghubungkan kita dengan Tuhan, baik secara pribadi maupun secara kolektif di hadapan Tuhan. Berdoa merupakan aktivitas rohani yang dilakukan oleh orang percaya baik secara perseorangan maupun bersama-sama. Apa saja dimensi dalam kita berdoa? Pada saat kita berdoa, maka paling tidak ada tiga dimensi yang harus kita pahami. Ketiga dimensi dimaksud, yaitu:
1. Berdoa yang mengandung permohonan.
Dalam Injil Matius khususnya pasal 7:7: "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu".
Perhatikan kalimat Yesus, "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu". Kata "mintalah" itu adalah kata kerja aktif dalam konteks pemahaman bahasa Indonesia. Di sini, sebagai orang percaya, kita ada dalam posisi sebagi pribadi yang membutuhkan. Tentu banyak hal yang kita butuhkan dalam hidup ini. Didorong oleh banyaknya kebutuhan itulah maka Yesus secara rohani memotivasi kita untuk berdoa yang intinya adalah sebauh permohonan atau sebuah permintaan supaya kebutuhan kita terpenuhi. Pemenuhan kebutuhan kita sangat ditentukan oleh sikap hati kita ketika meminta. Yesus menjamin bahwa pada saat kita meminta (berdoa yang mengandung permohonan - red) apa yang menjadi kebutuhan kita, maka akan diberikan kepada kita.
Posisi kita sebagai pihak yang meminta dalam konteks berdoa dan dalam relasi dengan Tuhan di sini harus jelas. Pertama, pastikan bahwa kita sudah di dalam Yesus Kristus. Ini sangat penting karena Yesus tegaskan bahwa di luar dari diri-Nya kita tidak dapat berbuat apa-apa - Yohanes 15:5. Kedua, pastikan bahwa kita ketika berdoa yang mengandung permohonan itu dilandaskan pada iman. Ini sangat penting karena Yesus tegaskan bahwa bila memiliki iman sebesar biji sesawi saja, maka gunung pun bisa kita untuk beranjak maka dia akan beranjak. Jadilah itu sesuai dengan imanmu. Bisa juga membaca artikel dengan judul: Dampak Iman Kristen dan Makna Iman Kristen. Ketiga, pastika bahwa yang kita minta waktu berdoa itu sesuai kehendak Allah dan bagi kemuliaan-Nya - 1 Yohanes 5:14-15. Ini sangat penting karena yang terutama dan terpenting ialah kehendak dan kemuliaan Allah yang menjadi tujuan utama kita waktu meminta. Jangan sampai kita salah berdoa karena Yakobus katakan bahwa kita tidak menerima apa-apa dari doa yang kita naikan sebab yang minta itu bukan untuk memuliakan Allah tetapi untuk memuaskan hawa nafsu kita - Yakobus 4:3. Penekanannya di sini ialah sikap hati dan motivasi yang benar.
2. Berdoa yang mengandung pengabdian.
Dalam Injil Matius pasal 7:7: "Mintalah, maka kamu akan mendapat; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu".
Perhatikan kalimat Yesus, "Carilah, maka kamu akan mendapat". Kata "carilah" itu adalah kata kerja aktif dalam konteks pemahaman bahasa Indonesia. Di sini, sebagai orang percaya kita ada dalam posisi yang aktif untuk mencari apa yang menjadi kebutuhan kita. Walaupun Allah adalah Allah yang Mahakuasa dan dalam kemahakuasaan-Nya bisa melakukan segala sesuatu dengan cara-Nya sendiri untuk memberikan apa yang menjadi kebtuhan kita. Namun, Allah tidak melakukan itu. Allah mau supaya kita berkarya, bekerja dan berusaha dengan semua potensi serta kemampuan yang Allah sudah berikan untuk memenuhi kebutuhan.
Pada saat kita mencari dalam pengabdian diri penuh kepada Tuhan, maka dalam anugerah Tuhan kita dijamin untuk mendapatkan apa yang kita cari. Pencarian kita dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan kita hatus tetap berada dalam frame atau bingkai berdoa. Hubungan atau persekutuan yang akrab dengan Tuhan inilah yang menjadi jaminan bagi kita bahwa yang kita cari pasti didapat. Inilah dimensi berdoa yang mengandung pengabdian kepada Tuhan.
3. Berdoa yang mengandung syafaat.
Dalam Injil Matius pasal 7:7: "Mintalah, maka kamu akan mendapat; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu".
Perhatikan kalimat Yesus, "Ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu". Kata "ketoklah" itu adalah kata kerja aktif dalam koteks pemahaman bahasa Indonesia. Di sini sebagai orang percaya, kita ada dalam posisi aktif untuk mengetok pintu yang tertutup bagi orang lain. Dalam istilah rohaninya ialah berdoa syafaat bagi orang lain. Kita berperan dalam penyelamatan jiwa-jiwa. Kita berdoa supaya pintu anugerah Allah yang sudah terbuka bisa ditemukan oleh orang-orang yang masih tertutup rohaninya oleh ilah-ilah zaman ini. Kita berdoa supaya pintu-pintu penginjilan yang tertutup bagi negara-negara tertentu bisa terbuka. Di sini peran kita adalah untuk pemenuhan kebutuhan orang lain.
Itulah tiga dimensi dalam berdoa. Ketiga dimensi ialah berdoa yang mengandung permohonan; berdoa yang mengandung pengabdian dan berdoa yang mengandung syafaat. Tuhan Yesus memberkati.