Strategi Untuk Menghadapi Pencobaan Part 1
Strategi untuk menghadapi
pencobaan – Istilah “pencobaan” (bhs. Inggris trial atau temptation) berasal
dari diri sendiri atau dari Iblis dengan maksud untuk merusak atau menjatuhkan.
Contohnya adalah ucapan istri Ayub, “Masih bertekunkah engkau dalam
kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!”.
Istilah “ujian” (bhs. Inggris testing, trying, proving) berasal dari Allah dengan maksud untuk melatih, membangun dan mengangkat. Contoh ujian-ujian di sekolah tidak bermaksud untuk menjatuhkan seseorang, tetapi untuk mengangkat seseorang ke kelas yang lebih tinggi.
Istilah “ujian” (bhs. Inggris testing, trying, proving) berasal dari Allah dengan maksud untuk melatih, membangun dan mengangkat. Contoh ujian-ujian di sekolah tidak bermaksud untuk menjatuhkan seseorang, tetapi untuk mengangkat seseorang ke kelas yang lebih tinggi.
Kita sering dihadapkan pada
kasus-kasus seperti itu dalam kehidupan sehari-hari. Kita berada di
persimpangan jalan, dan kita harus mengambil satu keputusan, yang mana yang
harus kita tempuh. Yakobus dalam
suratnya kepada 12 suku di perantauan sebagaimana dicatat dalam Yakobus 1:1-18
memberikan beberapa strategi untuk menghadapi pencobaan.
1.
Anggap pencobaan sebagai kesukaan dan berkat – Yakobus 1:2, 12.
Kata “menganggap” berarti ‘memperhitungkan
atau menghisabkan’. Adapun ungkapan “apabila kamu jatuh” artinya ‘kapan saja
kamu dihadapkan pada pencobaan’. Kata yang diterjemahkan sebagai “kebahagiaan” –
Yakobus 1:2 dan “berbahagia” – Yakobus 1:12 mengandung arti ‘bersukacitalah,
bergembiralah, diberkatilah’.
Dengan demikian, Yakobus 1:2
dapat diterjemahkan, “Anggap;ah sebagai kegembiraan atau kesukaan apabila kamu
jatuh ke dalam pencobaan” atau “Anggaplah sebagai suatu berkat apabila kamu
jatuh ke dalam pencobaan”. Adapun Yakobus 1:12 dapat diterjemahkan, “Bersukacitalah,
berbahagialah dan diberkatilah orang yang bertahan dalam pencobaan”.
Jelas dalam konteks tersebut
bahwa pencobaan adalah suatu berkat. Hal itu sesuai dengan Filipi 1:29, “...kepada
kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk
menderita untuk Dia”. Mengapa demikian? Ada tiga sebabnya:
Pertama,
pencobaan/ujian menghasilkan ketekunan, ketahanan, tahan banting, tahan
angin/gelombang hidup.
Kedua,
ketekunan menghasilkan kesempurnaan, keutuhan dan kecukupan. Pada umumnya manusia
hanya memandang kebahagiaan dari segi kesenangan hidup, kesuksesan ataupun
kecukupan dalam kehidupan.
Kita kerap kali lupa bahwa kebahagiaan itu sebenarnya tidak dihalangi oleh kepahitan-kepahitan hidup. Adakalanya, dalam kebijaksanaan-Nya, Allah tahu bahwa ada hal-hal yang perlu disempurnakan dalam kehidupan kita. Hal itu dapat ditempuh melalui pencobaan-pencobaan dalam bentuk penderitaan atau kesulitan hidup.
Melindungi kita dari penderitaan berarti membiarkan kita kehilangan sesuatu yang lebih baik. Jadi, pencobaan merupakan cara yang tepat untuk menyempurnakan, mengutuhkan dan memuaskan kehidupan kita.
Kita kerap kali lupa bahwa kebahagiaan itu sebenarnya tidak dihalangi oleh kepahitan-kepahitan hidup. Adakalanya, dalam kebijaksanaan-Nya, Allah tahu bahwa ada hal-hal yang perlu disempurnakan dalam kehidupan kita. Hal itu dapat ditempuh melalui pencobaan-pencobaan dalam bentuk penderitaan atau kesulitan hidup.
Melindungi kita dari penderitaan berarti membiarkan kita kehilangan sesuatu yang lebih baik. Jadi, pencobaan merupakan cara yang tepat untuk menyempurnakan, mengutuhkan dan memuaskan kehidupan kita.
Ketiga, pencobaan
menghasilkan mahkota kehidupan – Yakobus 1:12. Dalam Perjanjian Baru terdapat
lima jenis mahkota, yaitu: (1) Mahkota
kebenaran – 2 Timotius 4:8. Mahkota itu diberikan kepada orang yang
menyerahkan hidupnya bagi pekerjaan Tuhan dan bagi orang yang merindukan
kedatangan Tuhan.
(2) Mahkota kemuliaan – 1 Petrus 5:4. Mahkota itu diberikan kepada gembala-gembala, penatua-penatua ataupun pemimpin-pemimpin gereja yang melaksanakan tugasnya dengan baik. (3) Mahkota kesukaan atau kemegahan – 1 Tesalonika 2:19; Filipi 4:1. Mahkota itu diberikan kepada para pemenang jiwa.
Di mana orang-orang percaya yang ada di sorga melalui pelayanan kita. Bila kita nanti berada di surga, kita melihat orang-orang yang percaya melalui pelayanan kita. Mereka adalah mahkota kesukaan bagi kita. (4) Mahkota yang abadi – 1 Korintus 9:25.
Mahkota itu diberikan kepada orang-orang yang melibatkan diri atau mengambil bagian dalam pertandingan iman dan pelayanan Kristen. (5) Mahkota kehidupan – Wahyu 2:10; Yakobus 1:12. Mahkota itu diberikan kepada orang-orang yang bertahan dalam pencobaan.
Baca juga: CARA MENGENAL KEHENDAK ALLAH.
(2) Mahkota kemuliaan – 1 Petrus 5:4. Mahkota itu diberikan kepada gembala-gembala, penatua-penatua ataupun pemimpin-pemimpin gereja yang melaksanakan tugasnya dengan baik. (3) Mahkota kesukaan atau kemegahan – 1 Tesalonika 2:19; Filipi 4:1. Mahkota itu diberikan kepada para pemenang jiwa.
Di mana orang-orang percaya yang ada di sorga melalui pelayanan kita. Bila kita nanti berada di surga, kita melihat orang-orang yang percaya melalui pelayanan kita. Mereka adalah mahkota kesukaan bagi kita. (4) Mahkota yang abadi – 1 Korintus 9:25.
Mahkota itu diberikan kepada orang-orang yang melibatkan diri atau mengambil bagian dalam pertandingan iman dan pelayanan Kristen. (5) Mahkota kehidupan – Wahyu 2:10; Yakobus 1:12. Mahkota itu diberikan kepada orang-orang yang bertahan dalam pencobaan.
Baca juga: CARA MENGENAL KEHENDAK ALLAH.
Post a Comment for "Strategi Untuk Menghadapi Pencobaan Part 1"