Cara Menjaga Relasi Baik Dengan Sesama
Cara
menjaga relasi baik dengan sesama – Kita tidak dapat hidup
sendiri di kolong langit ini. Mengapa? Karena memang Tuhan tidak menciptakan
dan menghadirkan kita ke dunia ini sebagai makhluk asing dan hidup sendiri. Kita
membutuhkan Tuhan secara spiritual atau rohani dalam kaitannya dengan pemenuhan
kebutuhan rohani kita karena memang kita adalah makhluk rohani. Selain itu,
kita juga membutuhkan sesama dalam pergulatan hidup di bumi ini. Mengapa demikian?
Karena selain kita adalah makhluk rohani, kita juga adalah makhluk sosial.
Sebagai makhluk sosial berarti kita saling berinteraksi satu sama yang lain.
Dalam interaksi tersebut, tentu acap kali ada benturan-benturan.
Ada gesekan-gesekan. Ada masalah-masalah yang timbul. Pemicunya bisa lewat sikap kita, perbuatan kita, tingkah ulah kita, dan juga kata-kata kita. Dalam situasi dan kondisi yang demikian, relasi kita dengan sesama menjadi rusak, tidak harmonis dan saling membenci serta mendendam. Untuk meminimalkan konflik horisontal, maka kita harus membutuhkan cara menjaga relasi baik dengan sesama. Ketika relasi kita baik, harmonis dan sehat dengan sesama, maka kita juga yang akan menikmati hasilnya. Hanya dalam relasi yang baik, sehat dan harmonislah berkat-berkat Tuhan akan tercurah di dalam komunitas kita.
Pemazmur berkaitan dengan hal itu menegaskan demikian: “Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun! Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya. Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya” – Mazmur 133:1-3. Jadi, berdasarkan firman Tuhan tersebut, maka sangat penting bagi kita untuk menjaga relasi yang baik dengan sesama. Pemazmur tahu betul kunci untuk mengalami berkat-berkat Allah dalam hidup ialah dengan cara menjaga relasi baik dengan sesama.
Ada gesekan-gesekan. Ada masalah-masalah yang timbul. Pemicunya bisa lewat sikap kita, perbuatan kita, tingkah ulah kita, dan juga kata-kata kita. Dalam situasi dan kondisi yang demikian, relasi kita dengan sesama menjadi rusak, tidak harmonis dan saling membenci serta mendendam. Untuk meminimalkan konflik horisontal, maka kita harus membutuhkan cara menjaga relasi baik dengan sesama. Ketika relasi kita baik, harmonis dan sehat dengan sesama, maka kita juga yang akan menikmati hasilnya. Hanya dalam relasi yang baik, sehat dan harmonislah berkat-berkat Tuhan akan tercurah di dalam komunitas kita.
Pemazmur berkaitan dengan hal itu menegaskan demikian: “Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun! Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya. Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya” – Mazmur 133:1-3. Jadi, berdasarkan firman Tuhan tersebut, maka sangat penting bagi kita untuk menjaga relasi yang baik dengan sesama. Pemazmur tahu betul kunci untuk mengalami berkat-berkat Allah dalam hidup ialah dengan cara menjaga relasi baik dengan sesama.
Rasul Paulus melalui
pimpinan dan ilham dari Roh Kudus menulis dalam suratnya kepada jemaat yang ada
di kota Efesus demikian: “Karena itu buanglah dusta dan berkatalah
benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota” – Efesus
4:25. Berbohong merupakan sikap yang akan merusak relasi dalam
komunitas kita sebagai tubuh Kristus. Itu sebabnya rasul Paulus mendorong kita
untuk membuang kebiasaan kita berbohong dan menggantikan dengan perkataan atau
kebiasaan untuk hidup jujur.
Ada slogan yang berbunyi: “Jangan
ada dusta di antara kita”. Slogan ini menunjukkan bahwa dalam hubungan kita satu
sama lain sering terjadi kebohongan-kebohongan. Ada dusta yang terjadi. Suami
dusta kepada istri. Istri dusta kepada suami. Orangtua dusta kepada anak-anak.
Anak-anak dusta kepada orangtua. Teman dusta kepada temannya. Pacar dusta
kepada kekasihnya. Pemimpin dusta kepada bawahannya. Bawahannya dusta kepada
pemimpinnya. Dan lain sebagainya. Berbohong atau dusta bagaikan lingkaran setan
yang begitu memenjarakan hidup kita dan membuat semua relasi menjadi terputus. Komunitas
yang tidak sehat terjadi karena ada yang tidak jujur, sehingga menimbulkan
sikap curiga dan saling tidak percaya. Baca juga bahan khotbah Kristen ini: DAMPAK MENGUCAP SYUKUR SENANTIASA.
Cara hidup seperti itu
bagaikan hidup dalam lingkaran setan di mana roh dusta menguasai kita. Oleh
sebab itu, firman Tuhan memberi nasehat, supaya kita menjaga hubungan baik
dengan sesama. Suami harus berusaha menjaga relasinya agar tetap baik dengan
istri, demikian juga sebaliknya. Pemimpin harus berupaya menjaga relasinya
dengan bawahannya agar tetap harmonis, demikian juga sebaliknya.
Pertanyaan penting yang
harus diajukan: “Bagaimana cara menjaga hubungan baik dengan sesama?” Berikut
beberapa cara menjaga relasi baik dengan sesama.
1.
Membuang dusta.
Dusta adalah kata-kata
bohong yang tidak baik. Tapi sering dilakukan oleh kita. Karena itu buanglah
dusta dari hidup kita. Karena dusta adalah virus perusak hubungan kita. Dusta
membuat komunitas menjadi tidak sehat. Dusta membuat komunitas lemah dan saling
curiga serta hilang kepercayaan satu sama lainnya.
Rasul Paulus dalam tuntunan
dan pimpinan serta ilham Roh Kudus menulis demikian: “Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita
adalah sesama anggota” – Efesus 4:25. Kenakanlah Kristus dan biarlah Ia
menguasai hidup kita, supaya kita bisa membuang dusta dan selalu berkata yang
benar. Janganlah kita mengkhianati anggota komunitas kita dengan perkataan yang
tidak benar, tetapi marilah kita mewarnai komunitas kita dengan perilaku hidup
jujur. Komunikasi kita hendaklah komunikasi yang dibangun di atas kejujuran
karena itulah yang dikehendaki oleh Allah.
2.
Berkata benar.
Benar artinya tidak ada
salah. Sesuai dengan apa adanya. Tidak ditambahi atau tidak dapat dikurangi.
Bisa dipertanggung-jawabkan. Bisa dipercaya kata-kata kita. Kata-kata kita bisa
dipegang oleh orang lain. Tidak manipulatif. Dengan berkata benar, kita menyelamatkan
hubungan kita dengan sesama kita.
Rasul Paulus menegaskan
demikian: “Janganlah ada perkataan
kotor keluar dari mulutmu, tetapi
pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di
mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia” – Efesus 4:29. Baca juga bahan khotbah Kristen ini: BAGAIMANA MEMBANGUN KELUARGA YANG TANGGUH?.
3.
Bersedia mengampuni.
Dikhianati oleh orang yang
dekat dengan kita itu sangat menyakitkan. Dibohongi oleh orang yang hidup
bersama dalam sebuah komunitas itu sangat mengecewakan. Tentu kita akan marah
besar dengan orang yang demikian. Tetapi Alkitab mengajarkan kita untuk
bersedia mengampuni sebesar apapun kesalahannya, bagaimanapun orang tersebut
telah berbohong kepada kita, sebagai anggota tubuh Kristus, sebagai anggota
keluarga Allah, kita harus bersedia untuk melepaskan pengampunan. Jangan menyimpan
dendam dan amarah kepada orang tersebut, bersegeralah memberi pengampunan.
Rasul Paulus dalam suratnya
kepada jemaat di kota Efesus menulis demikian: “Apabila
kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum
padam amarahmu dan janganlah beri
kesempatan kepada Iblis” –
Efesus 4:26-27. Artinya kalau
ada orang yang sudah menyakiti kita dengan cara berdusta kepada kita, jangan
sampai kemarahan kita melampaui dusta orang tersebut, karena kalau hal itu
terjadi maka kita sedang berbuat dosa. Segeralah dan jangan menunda waktu untuk
melepaskan pengampunan bagi mereka yang sudah menyakiti kita. Jangan beri
kesempatan kepada Iblis untuk merusak relasi kita, untuk mengobok-obok
persekutuan kita dan mematikan aktivitas kasih di dalam komunitas kita.
Sebagai kesimpulan
dari pembahasan tentang cara menjaga relasi baik dengan sesama saya ingin
menekankan bahwa tidak mudah bagi kita untuk menjaga relasi kita tetap harmonis
dan sehat dengan sesama sebagai anggota komunitas. Ada tantangan dan
pengorbanan yang harus kita berikan dalam rangka untuk mempertahankan kesehatan
komunitas kita. Kendati tidak mudah, bukan berarti tidak bisa. Caranya ialah dengan:
pertama, membuang dusta yang adalah virus perusak relasi kita; kedua,
berkatalah jujur yang adalah suplemen yang akan menyehatkan komunitas kita;
ketiga, bersedia mengampuni karena Allah sudah terlebih dahulu mengampuni kita.
Baca juga bahan khotbah Kristen ini: PRINSIP PERSEMBAHAN KRISTEN.
Post a Comment for "Cara Menjaga Relasi Baik Dengan Sesama"