Translate

KASIH ALLAH DALAM KELUARGA

Seorang hamba Tuhan menulis hasil konselingnya demikian, "Dalam satu sesi konseling, seorang bapak bertanya: "Pak Heru, istri saya sakit kok nggak sembuh-sembuh ya...mungkin rumah saya banyak setannya ya?" Waktu itu saya menjawab seperti ini: "Tanda yang paling jelas rumah kita dikuasai setan adalah kalau dalam keluarga kita selalu ada keributan, hubungan satu sama lain selalu ada ketegangan dan konflik!" Jawaban saya tersebut berangkat pada kebenaran, bahwa Allah adalah kasih. Di mana ada kehadiran Allah, maka tempat itu akan dipenuhi oleh kasih. Pribadi Allah adalah hakekat kasih itu sendiri. Tidak dipengaruhi oleh situasi dan kondisi, tidak bergantung bagaimana sikap manusia kepada-Nya".

Jika ada yang berkata ia mengenal Allah, tetapi dalam hidupnya tidak ada kasih, maka dia adalah seorang pendusta. Jika ada seseorang berkata ia memuja Allah dan menyerahkan hidupnya kepada Allah, tetapi hidupnya dipenuhi kemarahan dan kebencian kepada sesamanya, ia adalah pendusta.
Sesungguhnya manusia telah mengalami kerusakan kasih sejak manusia jatuh ke dalam dosa. Dosa merupakan sebuah pilihan hidup untuk menentang kedaulatan Allah sehingga orang yang berdosa mengalami kesulitan untuk sungguh-sungguh mengenal Allah. Ada jarak yang memisahkan manusia berdosa dengan Allah yang Maha Kudus. Dosa juga merusak kemampuan manusia untuk mengasihi Allah dan sesama.

Bagaimana manusia bisa mengenal Allah kembali? Ketika Allah dalam kasih-Nya menyatakan diri-Nya dan memberikan kasih-Nya yang sempurna kepada manusia berdosa. Kapan itu terjadi? Katika firman Allah menjadi manusia, yaitu Yesus Kristus.

Ketika kita berbicara tentang kasih, maka titik tolaknya bukan dari diri kita yang berdosa ini, tetapi bertitik tolak pada Pribadi Allah. Kita hanya akan sanggup mengasihi Allah dan sesama kalau kita sudah menerima kasih Allah. Pribadi Allah yang adalah kasih itu telah berkenan menyatakan kasih-Nya yang terbesar kepada kita melalui pribadi Yesus Kristus - 1 Yohanes 4:7.

Dengan demikian, keluarga akan hidup dalam kasih dan kasih menjadi gaya hidup keluarga. Ketika kasih mewarnai totalitas kehidupan keluarga, maka Allah bersemayam di dalam keluarga dan keluarga menjadi mitra Allah untuk menyalurkan kasih-Nya kepada keluarga-keluarga yang sedang mengalami krisis kasih dalam keluarga mereka,