Jangan Takut, Aku Menyertaimu
Jangan Takut, Aku Menyertaimu ~ Judul renungan tersebut didasarkan pada kebenaran firman tuhan yang diambil dari kitab yesaya pasal 41 ayat 10. Demikianlah sabda Tuhan, “Jangan takut, sebab Aku menyertai engkau, jangan bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.”
Dalam dunia yang penuh dengan ketidakpastian, ketakutan menjadi bagian dari kehidupan manusia yang tidak bisa dihindari. Namun sebagai orang percaya, kita memiliki janji ilahi yang luar biasa dari Yesaya 41:10: “Jangan takut, sebab Aku menyertai engkau.” Ayat ini bukan sekadar kata-kata penghiburan, tetapi merupakan deklarasi penyertaan Tuhan yang memberi kekuatan dalam menghadapi berbagai situasi kehidupan.
Dalam khotbah yang sekaligus bisa menjadi artikel renungan Kristen ini, kita akan membahas secara mendalam makna dari janji Allah dalam Yesaya 41:10 dalam tiga bagian utama: Mengapa Kita Tidak Perlu Takut?; Siapa yang Menyertai Kita?; Apa yang Dijanjikan Tuhan Saat Ia Menyertai?.
1. Mengapa Kita Tidak Perlu Takut?
Takut adalah respons manusiawi yang muncul saat menghadapi bahaya, ketidakpastian, atau sesuatu yang kita tidak kuasai. Namun dalam Yesaya 41:10, Tuhan dengan tegas berkata, “Jangan takut.” Perintah ini bukan karena kita mampu menghilangkan rasa takut sendiri, melainkan karena Tuhan sendiri memberi dasar untuk tidak takut: penyertaan-Nya.
Alkitab mencatat lebih dari 300 kali frasa “jangan takut” atau “jangan gentar.” Ini menandakan bahwa Tuhan tahu kita rentan terhadap rasa takut, dan Ia juga tahu bahwa satu-satunya jalan keluar adalah kembali pada-Nya.
Mazmur 23:4 berkata, “Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku.” Pemazmur menyadari bahwa kehadiran Tuhan adalah alasan utama untuk tidak gentar. Penyertaan Tuhan memberi keamanan yang tidak bisa dijanjikan oleh kekuatan manusia.
Stephen Tong dalam salah satu khotbahnya menegaskan, “Ketika Allah hadir, ketakutan sirna, karena ketakutan tidak bisa tinggal dalam hati yang penuh kepercayaan.” Artinya, kita harus menggantikan rasa takut dengan iman. Takut dan iman tidak bisa tinggal dalam hati yang sama secara bersamaan.
Ketika kita menyadari bahwa Tuhan adalah Allah yang hidup, maha kuasa, dan maha kasih, maka segala bentuk ketakutan perlahan akan dikalahkan oleh penghiburan dan janji-Nya. Karena itu, Yesaya 41:10 mengajak kita untuk melihat lebih jauh daripada situasi menakutkan di depan mata — melihat kepada Allah yang menopang kita dengan tangan-Nya.
2. Siapa yang Menyertai Kita?
Ayat ini berkata: “Aku ini Allahmu.” Sebuah deklarasi identitas ilahi yang menakjubkan. Tuhan tidak hanya menyatakan bahwa Ia menyertai, tetapi Ia juga mengidentifikasi diri-Nya sebagai Allah kita — pribadi yang punya relasi pribadi dengan kita.
Di tengah rasa takut, sering kali kita merasa sendirian. Tapi janji Tuhan ini mengingatkan bahwa yang menyertai kita bukan manusia, bukan institusi, bukan kekuatan dunia, melainkan Allah Pencipta langit dan bumi.
Yesaya 43:2 menegaskan lagi penyertaan-Nya: “Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau, atau melalui sungai-sungai, engkau tidak akan dihanyutkan; apabila engkau berjalan melalui api, engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau.” Kata “menyertai” dalam konteks ini berarti terlibat aktif, memegang, melindungi, dan memimpin.
Eka Darmaputra mengatakan, “Penyertaan Tuhan bukan berarti bebas dari masalah, tetapi berarti tidak pernah sendirian di dalam masalah.” Inilah penghiburan sejati. Kita mungkin melewati badai, tetapi kita tidak pernah sendiri. Bahkan badai itu pun harus tunduk kepada Dia yang menyertai kita.
Dalam Perjanjian Baru, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Matius 28:20). Ini menunjukkan bahwa penyertaan Tuhan tidak dibatasi waktu atau tempat.
Ketika kita menyadari siapa yang menyertai kita, ketakutan akan berubah menjadi kepercayaan, dan kecemasan akan berganti dengan damai sejahtera. Allah yang menyertai kita adalah Allah yang memegang kendali atas seluruh alam semesta.
3.
Apa yang Dijanjikan Tuhan Saat Ia Menyertai?
Masih dalam ayat yang sama, Tuhan tidak hanya berkata Ia menyertai, tetapi juga berjanji: “Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.”
Ada
tiga janji nyata dari penyertaan Allah di sini:
a. Aku akan meneguhkan engkau
Tuhan menjanjikan kekuatan batiniah yang membuat kita tidak roboh meski diterpa badai hidup. Dalam 2 Korintus 4:8–9, Paulus berkata, “Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa.” Itu karena Tuhan meneguhkan mereka yang percaya.
b. Aku akan menolong engkau
Bantuan Tuhan tidak pernah terlambat dan selalu tepat sasaran. Dalam Mazmur 46:2 dikatakan, “Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti.” Tuhan bukan hanya memberi pertolongan, tetapi Ia adalah pertolongan itu sendiri.
c. Aku akan memegang engkau dengan tangan
kanan-Ku yang membawa kemenangan
Tangan kanan Allah melambangkan kuasa dan otoritas. Ketika Tuhan berjanji memegang kita, itu berarti kita aman dalam genggaman-Nya. Tidak ada yang bisa mencabut kita dari tangan-Nya (Yohanes 10:28).
Andar Ismail menuliskan, “Tangan Tuhan adalah simbol dari kehadiran-Nya yang aktif dalam sejarah umat-Nya. Ia bukan hanya mengamati, tapi turut serta, menopang, bahkan memimpin ke jalan kemenangan.” Maka penyertaan Tuhan bukan hanya pasif, melainkan aktif dan menuntun pada kemenangan.
Penutup: Janji Tuhan Menjadi Dasar Iman Kita
Yesaya 41:10 memberikan tiga dasar kokoh untuk tidak takut: Karena Tuhan menyertai kita; Karena Tuhan adalah Allah kita; Karena Tuhan meneguhkan, menolong, dan memegang kita dengan tangan kemenangan-Nya. Ketiga dasar ini cukup untuk mengalahkan ketakutan apapun yang kita hadapi: ketakutan akan masa depan, kegagalan, penyakit, kehilangan, bahkan kematian.
Hari ini, mari kita kenakan iman, dan tanggalkan ketakutan. Percayalah bahwa janji Tuhan lebih besar dari ancaman dunia. Ia tidak hanya berkata, “Jangan takut,” tetapi Ia juga memberikan alasan yang tak terbantahkan untuk kita berdiri teguh: “Aku menyertai engkau.”
Post a Comment for "Jangan Takut, Aku Menyertaimu"