Menjadi Saksi Kristus Dalam Perkataan Dan Perbuatan
Menjadi Saksi Kristus Dalam Perkataan dan Perbuatan ~ Landasan firman Tuhan untuk tema menjadi saksi Kristus dalam perkataan dan perbuatan, diambil dari surat rasul Paulus kepada jemaat di Kolose. Demikianlah sabda Tuhan, “Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita” (Kolose 3:17).
Dalam suratnya kepada jemaat di Kolose, Rasul Paulus memberikan petunjuk praktis tentang bagaimana hidup sebagai pengikut Kristus. Salah satu penekanan utama Paulus adalah bahwa iman tidak hanya tercermin dalam perkataan, tetapi juga dalam perbuatan. Di tengah masyarakat yang seringkali dipenuhi ketidakadilan, egoisme, dan kecurangan, kita sebagai orang percaya dipanggil untuk menjadi saksi yang hidup bagi Kristus, baik melalui apa yang kita katakan maupun apa yang kita lakukan.
Bagian 1:
Peran Perkataan dalam Kesaksian Iman
Perkataan memiliki kekuatan besar dalam menyampaikan iman kita kepada orang lain. Melalui kata-kata, kita bisa membangun atau menghancurkan, menguatkan atau melemahkan, memberkati atau melukai. Menjadi saksi dalam perkataan berarti kita harus berhati-hati dalam setiap ucapan kita, karena perkataan kita mencerminkan hati dan iman kita kepada Kristus.
John Stott dalam bukunya The Message of Colossians & Philemon menulis, “Orang Kristen harus sadar bahwa setiap kata yang mereka ucapkan berperan penting dalam menampilkan siapa Kristus kepada dunia. Perkataan yang penuh kasih, jujur, dan bijaksana adalah bentuk kesaksian nyata yang dapat menyentuh hati banyak orang.” (InterVarsity Press, 1984, hlm. 132).
Kata-kata kita tidak
hanya sekadar bentuk komunikasi, tetapi juga bentuk kesaksian. Ketika kita
berbicara dengan penuh kasih dan kebijaksanaan, orang di sekitar kita akan
dapat melihat siapa yang kita sembah dan apa nilai yang kita pegang. Kata-kata
yang positif dan membangun bisa menjadi alat efektif dalam menyatakan iman
kita.
Sebagai saksi Kristus, kita hendaknya menghindari perkataan yang bisa menyakiti atau mengurangi martabat orang lain. Setiap perkataan yang kita ucapkan harus mencerminkan kasih Kristus dan memancarkan terang-Nya kepada orang di sekitar kita. Seperti yang dikatakan dalam Kolose 4:6, “Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang.”
Bagian 2:
Peran Perbuatan dalam Kesaksian Iman
Tidak cukup hanya dengan berkata-kata, iman juga harus dinyatakan melalui perbuatan. Tindakan kita sehari-hari mencerminkan nilai-nilai yang kita anut dan menjadi bukti nyata dari iman yang kita percayai. Rasul Paulus menekankan bahwa “segala sesuatu” yang kita lakukan harus dilakukan dalam nama Yesus, artinya, setiap tindakan harus selaras dengan nilai-nilai Kristus.
William Barclay, dalam bukunya The Letters to the Philippians, Colossians, and Thessalonians, menulis, “Jika perkataan adalah cerminan hati, maka tindakan adalah wujud nyata dari karakter. Bagi orang Kristen, setiap tindakan yang mereka lakukan adalah kesaksian yang dilihat oleh dunia, dan dengan demikian, tindakan mereka harus selaras dengan kasih dan kebenaran Kristus” (Westminster John Knox Press, 1975, hlm. 178).
Perbuatan yang kita lakukan memiliki dampak besar pada kesaksian kita. Dalam perbuatan kecil, seperti membantu orang yang membutuhkan, bersikap jujur di tempat kerja, atau menunjukkan kesabaran di tengah situasi sulit, kita sedang menampilkan karakter Kristus. Dunia mungkin tidak mendengarkan khotbah kita, tetapi mereka akan melihat cara kita hidup, dan dari situlah mereka dapat mengenal siapa Tuhan kita.
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dalam kasih dan kebenaran. Perbuatan kita harus menjadi refleksi dari iman kita kepada Kristus. Tindakan yang mencerminkan kasih Tuhan akan memberikan dampak positif kepada mereka yang menyaksikannya. Dalam Matius 5:16, Yesus mengingatkan kita, “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga”.
Bagian 3:
Motivasi yang Benar dalam Melayani sebagai Saksi Kristus
Ketika kita melayani sebagai saksi dalam perkataan dan perbuatan, penting bagi kita untuk memiliki motivasi yang benar. Paulus menyebutkan bahwa segala sesuatu harus dilakukan “dalam nama Tuhan Yesus” dan dengan ucapan syukur. Ini menunjukkan bahwa motivasi kita dalam bersaksi bukanlah demi pujian manusia, tetapi untuk memuliakan Tuhan dan mengekspresikan rasa syukur atas kasih karunia-Nya.
John MacArthur dalam bukunya, “The MacArthur New Testament Commentary: Colossians & Philemon” menyatakan, “Melakukan segala sesuatu dalam nama Tuhan Yesus berarti setiap tindakan kita harus berasal dari niat yang murni untuk memuliakan Tuhan, bukan untuk mendapatkan pujian dari manusia. Kesaksian yang benar muncul dari hati yang dipenuhi rasa syukur atas kasih karunia yang diberikan.” (Moody Publishers, 1992, hlm. 114).
Ketulusan dan rasa syukur menjadi fondasi penting dalam kesaksian kita. Ketika kita melakukan segala sesuatu dengan ucapan syukur, kita menunjukkan bahwa segala tindakan kita berasal dari hati yang telah dimerdekakan oleh kasih Tuhan. Motivasi kita bukan lagi untuk mencari penghargaan dunia, tetapi untuk memuliakan Tuhan dan menjadi berkat bagi orang lain.
Dalam melayani sebagai saksi Kristus, mari kita periksa motivasi hati kita. Lakukanlah segala sesuatu dengan tulus dan rasa syukur, bukan untuk dilihat atau dipuji orang lain. Ketika hati kita murni dalam melayani, kesaksian kita akan lebih efektif dan membawa kemuliaan bagi Tuhan. Roma 12:1 mengingatkan kita untuk “mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan berkenan kepada Allah.”
Kolose 3:17 mengajarkan kepada kita bahwa menjadi saksi Kristus bukan hanya soal berbicara, tetapi juga bagaimana kita hidup. Perkataan yang baik tanpa tindakan yang benar akan sia-sia, begitu pula tindakan yang benar tanpa motivasi yang tulus tidak akan membawa kemuliaan bagi Tuhan. Melalui perkataan, perbuatan, dan motivasi yang benar, kita dapat menjadi saksi Kristus yang efektif di dunia ini.
Doa
Bapa di surga, kami bersyukur atas kasih karunia-Mu yang besar dalam hidup kami. Tolonglah kami untuk menjadi saksi-Mu yang hidup dalam perkataan dan perbuatan kami. Ajari kami untuk melakukan segala sesuatu dengan hati yang tulus dan penuh syukur, sehingga kami dapat membawa kemuliaan bagi nama-Mu dan menjadi berkat bagi orang-orang di sekitar kami. Dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin.
1. Stott, John. The
Message of Colossians & Philemon. InterVarsity Press, 1984, hlm.
132.
2. Barclay, William. The
Letters to the Philippians, Colossians, and Thessalonians. Westminster
John Knox Press, 1975, hlm. 178.
3. MacArthur, John. The MacArthur New Testament Commentary: Colossians & Philemon. Moody Publishers, 1992, hlm. 114.
Post a Comment for "Menjadi Saksi Kristus Dalam Perkataan Dan Perbuatan"