Translate

Menjadi Pencerminan Kasih Dan Pengampunan Kristus

Menjadi pencerminan kasih dan pengampunan Kristus ~ Landasan firman Tuhan untuk tema menjadi pencerminan kasih dan pengampunan Kristus, diambil dari surat Paulus kepada jemaat di Efesus. Demikianlah firman Tuhan, “Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu” (Efesus 4:32).

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering berhadapan dengan orang lain yang mungkin menyakiti kita, membuat kita kecewa, atau bahkan menimbulkan rasa sakit yang dalam. Namun, sebagai pengikut Kristus, kita dipanggil untuk hidup berbeda dari dunia ini—hidup dalam kasih, kelembutan, dan pengampunan.

Efesus 4:32 memberikan panduan yang jelas mengenai sikap dan respons yang diinginkan Tuhan dari kita. Kita dipanggil untuk menjadi pencerminan kasih dan pengampunan Kristus melalui sikap yang ramah, penuh kasih, dan siap mengampuni, bahkan kepada mereka yang telah menyakiti kita.

Bagian 1: Ramah Terhadap Sesama sebagai Cerminan Kasih Allah.

Allah memanggil kita untuk memperlakukan orang lain dengan ramah, sebagai bagian dari hidup kudus yang Ia inginkan dari kita. Dalam budaya individualis dan egois saat ini, sikap ramah dan tulus menjadi sesuatu yang langka.

Banyak orang hidup untuk diri sendiri, tanpa memikirkan perasaan atau kebutuhan orang lain. Namun, Rasul Paulus dalam Efesus 4:32 mengingatkan kita untuk mengembangkan sikap yang ramah dan terbuka, sebagaimana yang telah ditunjukkan oleh Kristus dalam hidup-Nya.

John Stott, seorang teolog terkemuka, menulis, “Hidup dalam kasih yang tulus dan ramah bukanlah tindakan yang wajar bagi manusia yang penuh dosa, namun melalui karya Roh Kudus, kita dapat meniru kasih yang telah ditunjukkan oleh Kristus kepada kita.” (Stott, The Message of Ephesians).

Menjadi ramah berarti memiliki hati yang terbuka untuk orang lain, siap mendengarkan, dan berempati terhadap kebutuhan mereka. Sikap ramah ini bukan hanya tindakan manusiawi, tetapi adalah respons ilahi yang mencerminkan hati Allah yang penuh kasih dan belas kasih.

Bagaimana kita bisa menunjukkan sikap ramah ini dalam kehidupan sehari-hari? Mulailah dengan hal-hal kecil: senyum kepada orang asing, menyapa rekan kerja dengan hangat, atau membantu seseorang yang membutuhkan. Dengan cara-cara sederhana ini, kita dapat menunjukkan kepada dunia bahwa ada kasih yang berbeda di dalam diri kita—kasih yang berasal dari Kristus.

Bagian 2: Penuh Kasih Mesra yang Mengikat Persaudaraan.

Kasih mesra adalah bentuk kasih yang mendalam, yang melibatkan empati, kelembutan, dan perhatian yang tulus. Kasih ini tidak hanya mengacu pada kasih biasa, tetapi pada kasih yang mengikat persaudaraan dalam Kristus. Dalam konteks gereja dan kehidupan sehari-hari, kasih mesra menciptakan suasana persatuan, keakraban, dan saling percaya.

Dietrich Bonhoeffer dalam bukunya Life Together menyatakan, “Kasih mesra dalam komunitas Kristen bukanlah emosi belaka; ia adalah keinginan aktif untuk menjaga dan membangun sesama dalam iman.” Kasih mesra adalah panggilan aktif untuk memperhatikan kebutuhan rohani dan emosional saudara-saudari kita, serta berusaha memberikan dukungan yang diperlukan. Ini bukan hanya kasih sayang biasa tetapi kasih yang siap bertindak.

Di dalam komunitas Kristen, kita dipanggil untuk tidak hanya hidup bersama, tetapi juga saling menjaga satu sama lain. Kasih mesra berarti hadir bagi saudara kita yang sedang mengalami kesulitan, menghibur mereka yang berduka, dan mendukung mereka yang lemah. Kasih ini tidak memandang status sosial atau latar belakang, melainkan melihat setiap orang sebagai saudara dalam Kristus.

Bagian 3: Saling Mengampuni Sebagaimana Allah Telah Mengampuni Kita di dalam Kristus.

Salah satu aspek terpenting dari kasih Kristen adalah pengampunan. Pengampunan adalah salah satu hal yang paling sulit dilakukan karena melibatkan hati yang tulus untuk melepaskan rasa sakit dan ketidakadilan yang telah kita alami. Namun, Efesus 4:32 memanggil kita untuk mengampuni sebagaimana Allah telah mengampuni kita di dalam Kristus. Pengampunan Allah kepada kita adalah dasar dari segala pengampunan yang harus kita berikan kepada orang lain.

C.S. Lewis pernah berkata, “Mengampuni berarti menginginkan kebaikan bagi mereka yang telah menyakiti kita, bahkan jika kita merasa mereka tidak pantas mendapatkannya.” Pengampunan adalah tindakan yang tidak hanya melepaskan orang lain dari kesalahan mereka tetapi juga melepaskan kita dari kepahitan dan beban hati. Melalui pengampunan, kita dapat mengalami kebebasan sejati dalam Kristus.

Jika ada seseorang yang telah menyakiti Anda, ambillah waktu untuk merenungkan pengampunan Allah yang telah diberikan kepada Anda melalui Kristus. Ingatlah betapa banyaknya kesalahan kita yang telah diampuni oleh-Nya, dan biarkan kasih serta pengampunan itu mengalir melalui hidup Anda kepada orang lain.

Berdoalah kepada Tuhan agar Ia memberikan kekuatan untuk mengampuni, meskipun terasa sulit. Dengan mengampuni, Anda tidak hanya melepaskan orang lain tetapi juga melepaskan diri Anda dari kepahitan yang mengikat hati.

Efesus 4:32 memberikan kita panggilan yang jelas sebagai pengikut Kristus: hidup dalam sikap ramah, penuh kasih mesra, dan mengampuni. Ketiga sikap ini bukan hanya tindakan moral, tetapi adalah refleksi dari kasih Allah yang telah kita terima melalui Kristus. Sebagai gereja dan sebagai individu, kita dipanggil untuk menjadi agen kasih dan pengampunan di dunia ini, membawa terang Kristus melalui setiap tindakan kasih kita.

Marilah kita berdoa agar Roh Kudus memampukan kita untuk terus hidup dalam kasih, kelembutan, dan pengampunan yang mencerminkan Kristus, sehingga kita bisa menjadi saksi yang hidup bagi dunia ini.

Post a Comment for "Menjadi Pencerminan Kasih Dan Pengampunan Kristus"