Translate

Bertumbuh Dan Bersaksi Dalam Kesatuan Berdasarkan Filipi 4:1-16

Bertumbuh dan Bersaksi Dalam Kesatuan Berdasarkan Filipi 4:1-16 ~ Surat kepada jemaat di Filipi adalah salah satu surat yang ditulis oleh Rasul Paulus yang sangat menekankan pada kesatuan di dalam Kristus dan bagaimana kesatuan tersebut berperan dalam pertumbuhan rohani dan kesaksian jemaat. Dalam Filipi 4:1-16, Paulus berbicara tentang pentingnya hidup dalam kasih, saling menolong, dan saling menopang dalam perjalanan iman.

Artikel ini akan membahas konsep bertumbuh dan bersaksi dalam kesatuan dengan menggunakan Filipi 4:1-16 sebagai dasar. Tulisan ini akan dibagi dalam lima bagian utama. Kita akan mengurai lebih jauh tentang panggilan untuk bersatu, bertumbuh dalam iman, menghadapi tantangan, hidup dalam kesaksian, dan memuliakan Tuhan melalui hidup yang terfokus pada Kristus.

1. Panggilan untuk Bersatu dalam Kristus.

a. Kesatuan Sebagai Tanda Kasih di Antara Jemaat.

Paulus memulai Filipi 4 dengan ajakan yang kuat kepada jemaat di Filipi untuk “berdiri teguh dalam Tuhan”. Dalam Filipi 4:2-3, dia mendesak Euodia dan Sintikhe untuk sehati sepikir dalam Tuhan, karena mereka adalah bagian dari tubuh Kristus yang harus berjalan bersama.

Kesatuan dalam kasih adalah tanda jemaat yang hidup dan sehat. Kesatuan ini mencerminkan kasih yang lebih besar, yaitu kasih Tuhan yang mengikat mereka. Kesatuan bukanlah pilihan, tetapi kewajiban bagi setiap jemaat.

Seorang ahli teologi kontemporer, Thomas Schreiner, dalam bukunya Paul: Apostle of God's Glory in Christ, (IVP Academic, 2006, hlm. 123), menegaskan bahwa kesatuan jemaat adalah cerminan dari kasih Kristus yang harus dijaga dengan kesetiaan dan kerendahan hati. Schreiner menyatakan bahwa “Kasih dalam Kristus melampaui perbedaan pribadi dan membawa mereka untuk menyatakan kesaksian yang hidup.”

b. Menerima Perbedaan dan Membangun Kesatuan.

Perbedaan dalam jemaat adalah hal yang alami, namun bagaimana kita menyikapi perbedaan tersebut akan menentukan apakah jemaat bisa bertumbuh bersama. Kesatuan bukan berarti tidak ada perbedaan, tetapi bagaimana perbedaan itu dikelola dengan kasih dan pengertian. Paulus menekankan pentingnya menyatukan pikiran dalam Tuhan sebagai cara untuk mengatasi perbedaan.

John Stott, dalam bukunya The Message of Philippians, (IVP Academic, 1984, hlm. 98), menulis bahwa jemaat dipanggil untuk “melampaui perbedaan-perbedaan pribadi dengan kasih Kristus, yang adalah perekat kesatuan dalam gereja”. Stott menggarisbawahi pentingnya kerendahan hati dan kesediaan untuk memahami satu sama lain.

c. Mendukung Satu Sama Lain Dalam Doa dan Tindakan.

Kesatuan juga diwujudkan dalam tindakan nyata saling mendukung. Paulus tidak hanya meminta jemaat untuk sehati sepikir, tetapi juga meminta agar mereka mendukung satu sama lain dalam doa dan tindakan nyata, seperti yang dilakukan oleh Sunsugos yang disebut sebagai “teman sekerja” Paulus. Kesatuan itu terwujud bukan hanya dalam teori, tetapi dalam tindakan nyata dalam mendukung satu sama lain.

2. Bertumbuh Dalam Iman Melalui Kesatuan.

a. Kesatuan yang Membawa Pertumbuhan.

Kesatuan dalam Kristus tidak hanya membawa kedamaian dalam jemaat, tetapi juga menjadi landasan bagi pertumbuhan rohani setiap individu. Dalam Filipi 4:4-7, Paulus berbicara tentang sukacita dalam Tuhan yang berasal dari relasi yang sehat dalam jemaat. Sukacita ini menjadi kekuatan bagi jemaat untuk terus bertumbuh.

Ahli teologi terkenal, Gordon Fee, dalam bukunya Paul’s Letter to the Philippians, (Eerdmans, 1995, hlm. 232), menjelaskan bahwa “pertumbuhan rohani seseorang terkait erat dengan keadaan komunitas di mana mereka berada. Komunitas yang bersatu dalam kasih akan menjadi tanah yang subur bagi pertumbuhan iman setiap anggotanya.”

b. Mengatasi Kekhawatiran Melalui Doa.

Paulus menekankan pentingnya mengatasi kekhawatiran dengan cara berdoa dan bersyukur kepada Tuhan. Ini adalah bagian dari proses pertumbuhan rohani yang diperoleh melalui kesatuan dengan Tuhan dan jemaat. Dalam kebersamaan, jemaat dapat saling menguatkan dan menanggung beban satu sama lain melalui doa.

Menurut N.T. Wright dalam Paul and the Faithfulness of God, (Fortress Press, 2013, hlm. 874), doa dalam komunitas bukan hanya sekadar kewajiban, tetapi juga menjadi “alat utama bagi jemaat untuk tetap fokus kepada Tuhan di tengah segala tantangan”.

c. Damai Sejahtera yang Melampaui Akal.

Ketika jemaat bersatu dan mengatasi kekhawatiran melalui doa, Paulus menjanjikan damai sejahtera yang melampaui segala akal. Ini adalah hasil dari pertumbuhan rohani yang terjadi ketika jemaat hidup dalam harmoni. Damai sejahtera ini juga menjadi kesaksian bagi dunia tentang kuasa Tuhan yang bekerja dalam jemaat yang bersatu.

3. Menghadapi Tantangan Kesatuan dalam Jemaat.

a. Perselisihan dalam Jemaat: Penyebab dan Solusinya.

Setiap komunitas Kristen pasti menghadapi tantangan, termasuk perselisihan. Dalam Filipi 4:2-3, perselisihan antara Euodia dan Sintikhe menjadi contoh nyata bahwa bahkan di antara orang percaya, perbedaan pendapat bisa muncul. Solusi yang ditawarkan Paulus adalah dengan kembali kepada prinsip dasar kesatuan dalam Kristus.

F.F. Bruce, dalam bukunya The Epistle to the Philippians (Eerdmans, 1983, hlm. 156), menulis bahwa “konflik dalam jemaat tidak bisa dihindari, tetapi harus selalu diselesaikan dengan kasih dan fokus pada tujuan yang lebih besar, yaitu memuliakan Tuhan.”

b. Menghadapi Tantangan dari Luar Jemaat.

Selain konflik internal, jemaat Filipi juga menghadapi tantangan dari luar, seperti penganiayaan. Paulus mengingatkan mereka untuk tetap bersatu dan teguh dalam menghadapi tantangan eksternal. Kesatuan dalam Kristus memberikan kekuatan untuk menghadapi penganiayaan dan kesulitan yang datang dari dunia luar.

c. Menjaga Kesatuan di Tengah Tantangan Ekonomi.

Paulus mengapresiasi jemaat Filipi karena mereka tetap setia mendukung pelayanan Paulus secara ekonomi meskipun mereka sendiri sedang mengalami kesulitan. Dalam Filipi 4:14-16, Paulus memuji kemurahan hati mereka. Tantangan ekonomi sering kali dapat memecah jemaat, tetapi jemaat Filipi menunjukkan bahwa kesatuan dalam Kristus lebih kuat daripada tekanan ekonomi.

4. Bersaksi Melalui Kehidupan yang Berpusat pada Kristus.

a. Kesaksian Melalui Sukacita.

Salah satu kesaksian terbesar dari jemaat yang bersatu dalam Kristus adalah sukacita yang tak tergoyahkan. Sukacita yang Paulus bicarakan dalam Filipi 4:4 adalah sukacita yang berasal dari hubungan yang dalam dengan Kristus, dan ini menjadi kesaksian bagi dunia tentang kekuatan Injil.

b. Kesaksian Melalui Kebaikan yang Dikenal Semua Orang.

Paulus juga menekankan pentingnya kebaikan hati yang harus dikenal semua orang (Filipi 4:5). Kesatuan dalam Kristus menghasilkan tindakan kasih dan kebaikan yang melampaui batasan jemaat, dan inilah kesaksian yang bisa dilihat oleh dunia.

c. Bersaksi Melalui Damai Sejahtera yang Nyata.

Damai sejahtera yang diberikan Tuhan kepada jemaat yang bersatu dalam Kristus adalah kesaksian yang kuat. Dunia yang penuh dengan kekacauan dan ketidakpastian akan melihat damai sejahtera ini sebagai sesuatu yang luar biasa dan unik. Damai sejahtera ini menjadi bukti nyata dari kehadiran Tuhan dalam kehidupan jemaat.

5. Memuliakan Tuhan Melalui Kesatuan dan Pertumbuhan.

a. Mengucap Syukur dalam Segala Hal.

Salah satu cara jemaat memuliakan Tuhan adalah dengan hidup dalam rasa syukur. Dalam Filipi 4:10-12, Paulus mengajarkan bahwa jemaat harus mengucap syukur dalam segala hal, baik dalam kelimpahan maupun kekurangan. Kesatuan dengan Kristus dan jemaat memungkinkan seseorang untuk selalu bersyukur.

b. Mengandalkan Kekuatan Kristus.

Paulus menyatakan bahwa ia bisa melakukan segala sesuatu dalam Dia yang memberi kekuatan (Filipi 4:13). Pernyataan ini menunjukkan bahwa kekuatan yang diperoleh dari kesatuan dengan Kristus memberikan kemampuan untuk bertahan dan terus maju dalam iman.

c. Kesatuan yang Memuliakan Tuhan.

Pada akhirnya, kesatuan dalam jemaat adalah cara untuk memuliakan Tuhan. Setiap tindakan kasih, dukungan, dan pertumbuhan yang terjadi dalam jemaat adalah bentuk kesaksian yang memuliakan Tuhan di hadapan dunia. Jemaat yang bersatu menjadi cahaya yang memancarkan kemuliaan Tuhan.

Kesimpulan

Berdasarkan Filipi 4:1-16, kita dapat melihat bahwa kesatuan dalam Kristus adalah fondasi yang kuat bagi pertumbuhan rohani dan kesaksian jemaat. Dalam kesatuan ini, jemaat dapat saling mendukung, bertumbuh dalam iman, menghadapi tantangan, dan memuliakan Tuhan bersama-sama. Kesatuan bukan hanya sebuah keharusan, tetapi juga panggilan bagi setiap orang percaya agar melalui kesaksian hidupnya, nama Tuhan dimuliakan di dunia.

Post a Comment for "Bertumbuh Dan Bersaksi Dalam Kesatuan Berdasarkan Filipi 4:1-16"