Sikap Orang Kristen Dalam Beribadah Kepada Tuhan
Sikap orang Kristen dalam beribadah kepada Tuhan ~ Landasan firman Tuhan untuk tema sikap orang Kristen dalam beribadah kepada Tuhan diambil dari surat rasul Paulus kepada jemaat yang ada di kota Roma. Demikianlah firman Tuhan: “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasehatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna” – Roma 12:1-2.
Tema di atas menggarisbawahi tiga pokok kajian, antara lain: 1) sikap (dalam konteks judul, kata sikap diartikan sebagai perilaku atau tindakan. 2) orang percaya (orang percaya disebut juga sebagai umat Allah, orang yang telah diselamatkan, orang yang sadar telah diselamatkan oleh Yesus Kristus. 3) ibadah (secara sederhana, ibadah diartikan sebagai interaksi harmonis dengan Tuhan sebagai perwujudan ketaatan pada firman-Nya). Dalam konteks ayat satu, kata ibadah diterjemahkan dari kata Yunani “latreia” yang diartikan sebagai “religios service, worship (of God)” yaitu pelayanan atau penyembahan kudus. Karena itu, bagaimanakah sikap orang percaya dalam beribadah kepada Tuhan berdasarkan Roma 12:1-2?
Satu, menyembah dengan melibatkan hidup secara total – Roma 12:1a.
Dalam ayat satu, rasul Paulus menasehatkan jemaat di Roma agar mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup. Dalam Alkitab, kita menemukan beragam istilah ketika berhubungan dengan manusia, antara lain: tubuh, jiwa, roh, hati, kekuatan, akal budi. Bagian-bagian ini digunakan silih berganti. Bahkan ketika menunjuk tubuh, pada saat yang sama memuat dimensi dan natur konstitusional manusia yang lain. Karena itu ketika rasul Paulus menyatakan agar mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup, berarti kita menyatukan seluruh elemen-elemen tubuh ini agar fokus menyembah Tuhan.
Kita tidak menyembah Tuhan dengan tubuh, sementara pikiran kita terpisah jauh. Kita tidak menyembah Tuhan dengan tubuh, sedangkan hati kita galau/ kacau. Kita tidak menyembah Tuhan dengan tubuh, sementara jiwa kita tidak mendapat kedamaian. Alkitab menyadarkan kita agar perlu sinkronisasi antara tubuh, jiwa, roh, hati, kekuatan dan akal budi untuk menyembah Tuhan.
Dua, menyembah dalam kekudusan.
Salah satu atribut Allah adalah kekudusan. Allah berfirman kepada bangsa Israel dengan menyatakan: “Kuduslah kamu, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, kudus” – Imamat 9:2. Hal ini juga yang diingatkan oleh rasul Paulus kepada jemaat di Roma agar mereka menyembah dalam kekudusan. Kebenaran ini mengingatkan kita agar menyembah dalam kekudusan sehingga berkenan kepada Allah.
Mengingat betapa pentingnya kekudusan itu, Allah memperingatkan bahwa tanpa kekudusan kita tidak pernah melihat Tuhan. Surat Ibrani menyatakan, “Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Allah” – Ibrani 12:14. Kebenaran ini juga berbicara kepada kita hari ini bahwa ketika kita menyembah Tuhan, kita perlu memastikan apakah hidup kita dalam kekudusan atau tidak.
Bagaimanakah sikap orang Kristen dalam beribadah? Satu, menyembah dengan melibatkan hidup secara total. Ada sinkronisasi antara tubuh dengan jiwa, roh, hati, pikiran, kekuatan bahkan perbuatan. Dua, menyembah dalam kekudusan. Alkitab menyatakan bahwa tanpa kekudusan, kita tidak pernah melihat Allah.
Post a Comment for "Sikap Orang Kristen Dalam Beribadah Kepada Tuhan"