Bersama Tuhan Yesus Kita Pasti Menang - Part 01
Bersama Tuhan Yesus kita pasti menang ~ Landasan firman Tuhan untuk tema bersama Tuhan Yesus kita pasti menang, diambil dari surat rasul Paulus kepada orang-orang kudus, orang-orang percaya, jemaat-jemaat Tuhan yang ada di kota Krointus, yaitu dalam 1 Korintus 15:55-58. Secara lengkap firman Tuhan tersebut saya lampirkan di bawah ini.
15:55 Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?"
15:56 Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat.
15:57 Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.
15:58 Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.
Perkataan rasul Paulus ini sungguh berani; "Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?" Ada dua kemungkinan orang yang berani berkata demikian:
Satu, orang yang nekat.
Ia tidak takut mati karena tidak tahu kematian (dan maut) itu seperti apa. Ia sembrono dan berani menantang maut. Entah dengan alasan pembuktian keberanian atau dengan alasan ketaatan akan keyakinan.
Dua, orang berhikmat.
Hanya orang yang berhikmat yang mampu melihat bahwa ketakutan dan maut adalah bagian dari emosi yang perlu dikendalikan. Hikmat yang tentunya dari Allah dan bukan hikmat dunia (bandingkan dengan I Kor 2:6-16)
Saudara, ada 5 narasi besar hidup kita yang menguras emosi, yakni : kehidupan, cinta, pengharapan, ketakutan dan kematian. Ya, 5 narasi besar ini menggambarkan tahapan perjalanan manusia. Dimulai dari kehidupan dan menuju kepada kematian dengan ragam emosi yang menyertainya.
Narasi kehidupan adalah awal muasal emosi yang mengalir kuat dalam peristiwa kelahiran dan karya cipta. Narasi Cinta melahirkan emosi yang menciptakan relasi intim dan kesediaan (kegembiraan) untuk berbagi. Narasi Pengharapan menghasilkan emosi untuk bertahan dan memaknai penderitaan dalam bingkai ujian dan kemuliaan. Narasi Ketakutan memicu emosi panik yang bisa membajak kesadaran dan membawa kita pada ketidakpercayaan. Ketidakpercayaan pada diri sendiri, orang lain dan bahkan Tuhan. Narasi Kematian menyeret pada emosi kengerian yang mengakhiri semua kehidupan dan menghasilkan simpulan pikiran bahwa segala sesuatu yang telah kita kerjakan adalah sia-sia.
Banyak orang yakin bahwa kematian adalah ujung dari semua cerita. Itu yang ditakutkan oleh hampir semua orang. Sebab apa yang dikerjakan selama hidup, nampak akan menjadi sia sia saat kematian tiba. Pemazmur dan pengkotbah sering menggambarkannya sebagai kesia-siaan semata. Hidup digambarkan seperti bunga rumput yang segera layu atau asap yang cepat lenyap. Maut membawa emosi yang mencengkeram dan membatasi manusia seperti memasuki lorong gelap yang sempit dan terjebak disana. Tidak ada lagi jalan kembali tetapi juga tak ada jalan untuk maju, stuck! Jiwa yang terjebak dalam kegelapan, tak bisa mundur dan tak bisa maju, tak bisa mengulang kembali kemasa lalu, dan tak tahu apa yang terjadi dimasa depan. Itu yang menakutkan dari maut!
Apakah benar bahwa kematian adalah akhir dari segala galanya? Apakah benar bahwa apa yang kita kerjakan itu sia sia? Oo tidak! Kita bersyukur kepada Allah karena ada kebangkitan! Maut dikalahkan! Ini berita yang menggembirakan. Rasul Paulus bahkan mau meninggalkan segala sesuatu untuk berita ini. Rasul Paulus menemukan bahwa kebangkitan adalah inti berita Injil. Berita sukacita yang di nanti nantikan semua orang, bahwa maut bisa dikalahkan dan manusia tidak lagi terjebak dalam kesia-siaan.
Rasul Paulus bisa memiliki keberanian menantang maut, bukan karena nekad, tetapinoleh hikmat kebangkitan. Ia tidak mengatakan : "hai maut dimana sengatmu?", dari kekuatannya sendiri. Bukan karena ia telah menemukan ramuan awet muda, ilmu untuk menunda kematian atau teknologi "Wakanda" yang bisa meregenerasi sel sel tubuh sehingga bisa pulih segera dari berbagai penyakit. Bukan! Ini bukan fantasi dari film the Avengersnya Marvell.
Rasul Paulus menemukan rahasia kebangkitan yang ada di dalam Injil. Sebagai keturunan orang Farisi dan bahkan murid Gamaliel, tentulah ia telah meneliti kitab kitab suci sedemikian detil dan mencari tahu tentang kebangkitan. Ia harus bisa mengalahkan perdebatan dengan orang orang Saduki yang tidak mempercayai kebangkitan. Tentulah ia juga telah membaca kitan Hosea 13:14, namun ia kurang satu hal, yakni melihat bukti kebangkitan itu secara langsung. Ia belum menemukan bukti akan adanya manusia yang bangkit dari kematian (setelah 3 hari).
Sampai ia menemukan kabar Injil dan membuktikannya sendiri bahwa ada kebangkitan dari antara orang mati melalui Yesus Kristus. Ya..ia baru percaya saat ia mengalami kebutaan dan dicelikkan oleh Tuhan Yesus. Ia baru percaya kebangkitan saat melihat dengan mata kepalanya sendiri Tuhan Yesus menjumpainya. Maka sejak itu ia berubah. Haleluya!!
Kematian atau maut itu bukan akhir cerita perjalanan manusia. Ibarat orang yang stuck (terjebak) dalam kematian, tiba tiba ada Tuhan yang datang menolong, membawanya pada terang dan bahkan kehidupan yang berkeabadian. Nah itulah yang dirasakan oleh Paulus, itulah kebangkitan!
Bersambung…!
Post a Comment for "Bersama Tuhan Yesus Kita Pasti Menang - Part 01"