Adaptasi Kebiasaan Dan Pelayanan Baru Di Masa Pandemi
Adaptasi kebiasaan dan pelayanan baru di masa pandemi ~ Landasan firman Tuhan untuk tema adaptasi kebiasaan dan pelayanan baru di masa pandemi diambil dari kitab Wahyu 21:5. Firman Tuhan menegaskan demikian : “Ia yang duduk di atas takhta itu berkata: “Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!” Dan firman-Nya: “Tuliskanlah, karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar.”
Pada waktu manusia jatuh ke dalam dosa dan hidup dalam berbagai kejahatan, maka Allah mendatangkan air bah untuk menyapu bersih segala sesuatu, yang tersisa hanya satu keluarga, yaitu keluarga Nuh. Kemudian ketika manusia kembali kehilangan hubungan perjanjian (covenant) dengan Allah, maka Allah memilih, memanggil dan menetapkan Abraham sebagai pewaris dan penerus janji berkat bagi dunia.
Itulah sebabnya di setiap musim dan waktu, Tuhan akan selalu membuat dan memulai segala sesuatu baru, sehingga kita tidak lagi melihat dan mengingat hal-hal yang lama. Jangan lagi lihat ke belakang, tetapi kita harus mengarahkan pandangan kita ke depan, karena Tuhan sedang membuat segala sesuatu baru. Dengan demikian, cara kita hidup, bekerja dan melayani harus dilakukan dengan cara yang baru, yang Tuhan kehendaki untuk kita lakukan, karena keadaan tidak akan sama seperti dulu lagi.
Oleh sebab itu, kita harus keluar dari zona nyaman kita yang lama, dan masuk ke dalam zona barunya Tuhan dengan segala dinamikanya. Berdasarkan firman Tuhan dalam kitab Wahyu 21:5, maka ada bebeberapa hal pesan Tuhan yang sepatutnya kita perhatikan dan lakukan, yaitu :
Satu, Kita harus memiliki cara pandang yang benar
Yes. 43:18 firman-Nya: “Janganlah ingat-ingat hal-hal yang dahulu, dan janganlah perhatikan hal-hal yang dari zaman purbakala!”
Setiap orang pasti memiliki pengalaman dalam hidupnya. Entah pengalaman yang menggembirakan maupun pengalaman yang buruk, baik di masa lampau atau pun pada hari-hari terakhir ini. Semua pengalaman tersebut masih tersave dalam hardis jiwanya (pikiran, perasaan dan keinginannya). Sebenarnya, semua pengalaman itu menjadi pelajaran berguna, namun tidak jarang semua pengalaman tersebut malah membuat kebanyakan orang tidak siap untuk mengalami hal-hal baru yang dikerjakan oleh Tuhan. Dengan terus nyaman dalam semua pengalaman di masa lalu, maka akan membuatnya menjadi tidak bisa bertumbuh. Padahal Tuhan mau mengerjakan hal-hal yang baru dalam diri mereka.
Bagaimana dengan kita? Masihkah kita terus bertahan dalam pengalaman-pengalaman hidup yang lalu? Buatlah hari ini sebuah keputusaan untuk melupakan pengalaman-pengalaman itu dan memulai hal yang baru bersama Tuhan. Melalui firman-Nya, Tuhan mau mengerjakan hal-hal yang baru di dalam kehidupan kita. Dia memiliki rancangan yang indah dalam hidup kita, yaitu damai sejahtera dan bukan kecelakaan. Orang yang merasa nyaman dengan kebanggaan masa lalu, akan sulit untuk mengalami fase baru dalam hidupnya. Mari kita melepaskan cara-cara lama dan menerima serta mengalami hal-hal baru bersama dengan Tuhan.
Dua, Kita harus memiliki pengenalan akan Tuhan yang terus bertambah, bertumbuh dan berkembang
Yes. 43:19 Lihat, Aku hendak membuat sesuatu yang baru, yang sekarang sudah tumbuh, belumkah kamu mengetahuinya?
Tuhan melalui nabi Yesaya menyuruh bangsa Israel memperhatikan dengan seksama apa yang Tuhan sedang lakukan ke dalam hidup mereka. Seringkali umat Tuhan hanya berseru-seru meminta pertolongan kepada Tuhan, tanpa mau memperhatikan bahwa sesungguhnya Tuhan sedang melakukan sesuatu tindakan atas mereka seperti yang mereka pintakan kepada-Nya. Tidak sedikit orang percaya yang akhirnya kecewa kepada Tuhan, karena merasa Tuhan tidak melakukan sesuatu. Sebenarnya, bukan Tuhan yang tidak melakukan sesuatu, masalahnya adalah kita tidak mengetahuinya.
Kata “mengetahui” (Ibr.: Yada) yang memiliki arti mengetahui karena memiliki hubungan pengenalan yang baik. Tuhan tidak semata-mata melakukan sesuatu begitu saja tanpa kita terlibat di dalamnya lewat sebuah hubungan yang dijalin. Tuhan tidak melakukan sesuatu dimana kita hanya jadi penonton yang hanya memperhatikan dari jarak jauh saja. Tuhan mau kita terlibat di dalamnya. Seperti ketika Tuhan hendak “menumbuhkan pohon pepaya”, maka Tuhan mau kita terlibat dalam hal membersihkan rumput liar, memberi pupuk dan menyirami pohon pepaya tersebut.
Mari jemaat Tuhan, sadarilah bahwa Tuhan sedang menumbuhkan sesuatu yang luar biasa ke dalam hidup kita, jangan sampai kita tidak menyadarinya. Arahkan pandangan kita senantiasa kepada hal-hal yang dari Tuhan untuk dapat mengenalinya. Betul bahwa Tuhan akan melakukan sesuatu yang baru kepada kita, tetapi dibutuhkan juga kerjasama kita agar yang baru dapat kita alami.
Tiga, Kita harus memiliki sikap antusias untuk beradaptasi dengan kebiasaan dan pelayanan baru di masa pandemi.
Tuhan menciptakan dan menyelamatkan serta memberi kemampuan kepada kita bisa beradaptasi dalam berbagai situasi. Akhir tahun 2019 muncul Covid 19 yang berasal dari Wuhan. Virus ini menyerang sistem pernapasan dan paru-paru. Penyebaran virus ini sangat cepat sehingga dunia mengalami pandemi.
Sudah hampir setahun kita bergumul, berjuang dan bertahan di tengah pandemi ini. Kita hidup dalam ketidakpastian karena memang tidak ada yang menjamin dan memastikan kapan pandemi sirna dari bumi Indonesia. Oleh sebab itu, sikap bijak yang bisa kita lakukan sebagai gereja Tuhan, yaitu :
Kita harus bisa beradaptasi dalam pola beribadah dan cara melakukan pelayanan. Jangan berharap bahwa pola beribadah dan cara melakukan pelayanan seperti dulu (tatap muka, kumpul-kumpul), masih bisa diandalkan.
Para majelis dan hamba Tuhan dituntut untuk mengembangkan kreatifitas dan daya inovasinya karena ibadahnya online. Persaingannya bukan lagi di dunia nyata tetapi di dunia maya, bukan lagi secara fisik tetapi secara online.
Karena itu, gereja harus bisa mengoptimalkan teknologi untuk akselerasi pelayanan kepada jemaat dan dunia. Harus ada tim IT yang disupport oleh gereja untuk saling kolaborasi guna memberi pelayanan terbaik kepada jemaat dan dunia.
Post a Comment for "Adaptasi Kebiasaan Dan Pelayanan Baru Di Masa Pandemi"