Translate

Meraih Kebahagiaan Melalui Persoalan Hidup

Meraih kebahagiaan melalui persoalan hidup ~ Landasan firman Tuhan untuk tema tersebut diambil dari Injil Yohanes 11:1-44. Pada umumnya orang berasumsi bahwa masalah tidak akan mungkin menghadirkan kebahagiaan dalam hidup. Oleh sebab itu, cara pikir dan cara pandang kebanyakan orang selalu negatif terhadap masalah. Tetapi, pada kesempatan ini, saya ingin mengajak kita untuk berpikir terbalik tentang persoalan hidup dari perspektif kebahagiaan.

Pertanyaannya ialah apakah itu mungkin? Sangat mungkin. Bagaimana caranya? Firman Tuhan dalam Yohanes 11:1-44 merupakan jawaban yang tepat bahwa kita pasti bisa meraih kebahagiaan melalui persoalan hidup yang kita alami. Yohanes 11:1-44 mengisahkan tentang persoalan hidup yang dialami oleh Maria dan Marta. Inti persoalan mereka ialah saudara laki-laki mereka yaitu Lazarus mengalami sakit yang parah. Maria, Marta dan Lazarus  adalah sebuah keluarga yang sangat mencintai dan mengasihi Yesus. Kendati demikian, mereka tetap mengalami persoalan hidup seperti yang kita alami. Ujung dari persoalan itu ialah Lazarus menghembuskan nafas terakhir. Lazarus meninggal dunia.

Peristiwa tersebut membuat Maria dan Marta terguncang. Mereka sangat kehilangan Lazarus. Harapan seakan sudah sirna. Jalan seolah telah tertutup. Adakah kebahagiaan dalam peristiwa tersebut? Jawaban normalnya ialah pasti tidak ada. Yang ada ialah dukalara dan kesedihan yang mendalam. Tentu jawaban demikian tidak salah, tetapi jawaban itu hanya berdasar pada cara pikir dan pola pandang antroposentris. Cara pikir yang lepas dari Tuhan dan berfokus hanya kepada manusia.

Dengan demikian, kita bisa mengerti bahwa sekalipun kita mencintai dan mengasihi Yesus, bukan berarti kita diberi garansi untuk bebas dari persoalan dalam hidup ini. Lebih dari itu, kita juga harus tahu dan pahami bahwa Yesus nama-Nya adalah Imanuel, Dia bersama kita sampai kepada akhir zaman. Melalui firman Tuhan dalam Injil Yohanes 11:1-44, sesungguhnya Allah sedang berbicara kepada setiap kita bahwa melalui perosalan hidup yang dialami, pasti ada kebahagiaan. Inilah cara berpikir logis dalam iman kepada Tuhan Yesus.

Pertanyaannya ialah : “Bagaimana meraih kebahagiaan melalui persoalan hidup ini?” Berdasarkan Injil Yohanes 11:1-44, maka ada beberapa hal yang harus kita pahami, yaitu:

Satu, persoalan yang kita alami akan menyatakan kemuliaan Allah dan Tuhan Yesus – Yohanes 11:4, dikatakan : “Ketika Yesus mendengar kabar itu, Ia berkata : “Penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan”. Dengan tegas dan lugas Yesus katakan bahwa penyakit yang dialami oleh Lazarus tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah dan Tuhan Yesus pasti dimuliakan melalui penyakit itu.

Dengan kata lain, persoalan hidup yang kita alami dan hadapi saat ini, tidak akan menghancurkan, mematikan dan membinasakan kita. Virus Corona atau Covid 19 yang sedang mengguncang dunia, menimbulkan gelombang PHK besar-besaran, dan menyebabkan ekonomi dunia mengalami resesi tidak akan bisa memisahkan kita dari kasih Allah. Amin. Itu sebabnya saya berani mengatakan bahwa melalui persoalan hidup yang kita alami, pasti ada kebahagiaan yang kita peroleh. Syaratnya kita harus memperkuat pengertian dan pemahaman kita tentang persoalan hidup berdasarkan firman Tuhan.

Dua, persoalan akan membuat kita dapat belajar percaya kepada Allah – Yohanes 11:14-15 : “Karena itu Yesus berkata dengan terus terang : “Lazarus sudah mati; tetapi syukurlah Aku tidak hadir pada waktu itu, sebab demikian lebih baik bagimu, supaya kamu dapat belajar percaya”.

Pada ayat 3, Maria dan Marta mengirim berita kepada Yesus, dengan pesan bahwa : “Tuhan, dia yang engkau kasihi (Lazarus – red) sakit”. Yesus tidak langsung datang dan menolong Lazarus, tetapi justru Yesus sengaja menunda keberangkatannya selama dua seperti yang dicatat dalam ayat 6 : “Namun setelah mendengar-Nya, bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja tinggal dua hari lagi di tempat, di mana Ia berada;”.

Mengapa Yesus menunda untuk memberi pertolongan kepada keluarga yang sangat mencintai dan mengasihi-Nya, padahal Yesus juga sangat mengasihi keluarga Lazarus? Penundaan pertolongan yang dilakukan oleh Yesus bertujuan supaya Maria dan Marta serta para murid dapat belajar percaya kepada Allah di tengah-tengah persoalan hidup yang dialaminya.

Dengan demikian kita bisa memahami bahwa Allah menunda untuk tidak mengatasi persoalan Covid 19 dengan maksud agar kita sebagai gereja-Nya diberi ruang supaya dapat percaya sepenuh-penuhnya kepada Dia. Amin

Allah sedang melatih kita apakah kita masih tekun dalam iman kepada Dia ataukah kita semakin meninggalkan Dia. Mungkin kita sudah berdoa dan berpuasa supaya Tuhan menolong kita, tetapi seakan-akan tidak ada jawaban. Hal itu bukan berarti Allah tidak peduli kepada kita tetapi Allah mengetahui waktu yang tepat untuk menolong kita.

Allah dalam otoritas, kuasa dan kedaulatan-Nya mengetahui secara pasti apa yang kita butuhkan. Itu sebabnya kita belajar percaya bahwa Allah pasti bertindak indah pada waktunya bagi kita. Oleh karena itu, persoalan yang kita alami diijinkan oleh Allah supaya kita dapat belajar percaya kepada-Nya bahwa Dia sanggup mengatasi persoalan hidup kita.

Itu sebabnya dengan tegas saya katakan bahwa melalui persoalan hidup yang kita alami pasti ada kebahagiaan bagi kita yang belajar percaya kepada Allah. Jadi, kalau Allah menunda untuk menjawab doa kita, bukan berarti Dia tidak peduli kepada kita. Tetapi Allah menunda dengan maksud untuk memperkuat iman kita dan mendidik kita supaya sabar menanti serta belajar percaya kepada-Nya karena firman-Nya mengatakan bahwa orang-orang yang menaruh harapannya kepada Allah tidak akan pernah dikecewakan. Amin

Biarlah melalui firman Tuhan hari ini kita dihibur dan dikuatkan bahwa persoalan yang kita alami bukan untuk menghancurkan hidup melainkan akan menyatakan kemuliaan Allah dan Tuhan Yesus dipermuliakan di dalamnya. Lalu melalui persoalan yang kita alami, ada penundaan pertolongan dari Allah bagi kita, bukan berarti Allah tidak peduli kepada kita, melainkan penundaan pertolongan dan penundaan jawaban doa yang Allah lakukan bertujuan supaya kita diberi ruang untuk dapat belajar percaya sepenuh-penuhnya kepada Dia.

Post a Comment for "Meraih Kebahagiaan Melalui Persoalan Hidup"