Translate

Deklarasi Iman Yang Menyelamatkan

Deklarasi iman yang menyelamatkan ~ Landasan firman Tuhan untuk tema deklarasi iman yang menyelamatkan diambil dari kitab Rut 1:1-18. Dalam Rut 1:16, penulis kitab Rut dalam pimpinan, arahan, bimbingan, tuntunan dan ilham Roh Kudus, menulis: Tetapi kata Rut: Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku”.

Kisah kehidupan keluarga Elemelekh dan Naomi merupakan kisah nyata yang terjadi dan diabadikan oleh Allah dalam firman-Nya yang tertulis. Kisah ini tentu bukan sekedar kisah yang hanya berkaitan dengan Rut dan Kilyon. Ada desain besar Allah yang begitu konsisten memelihara janji penebusan-Nya bagi manusia berdosa.

Bukanlah hal yang heran lagi jika seorang istri yang ditinggal mati suaminya kembali ke rumah keluarganya. Apalagi ketika sang mertua sendiri yang memintanya. Namun Rut tidak mau meninggalkan Naomi. Bahkan, ia berani mengatakan,
Biarlah TUHAN menghukum aku jika aku meninggalkan Ibu karena apa pun, kecuali kalau kematian memisahkan kita” – Rut 1:17 versi terjemahan firman Allah yang hidup.


Pernyataan kuat ini menunjukkan bahwa bagi Rut, ikatan pernikahannya dengan Kilyon, anak lelaki pasangan Elimelekh dan Naomi, adalah ikatan dalam segala hal. Ketika Kilyon meninggal dunia, bukan berarti hubungan dengan keluarga suaminya selesai. Terlebih di saat Naomi hanya tinggal seorang diri tanpa suami dan anak-anaknya, Rut semakin merasa tidak sepatutnya meninggalkan ibu mertuanya.

Hati yang tulus mengasihi membuat Rut rela melupakan keluarga kandungnya, meninggalkan kampung halaman, menjagai ibu mertuanya, dan mengiringnya ke mana pun ia harus pergi. Sungguh kesetiaan yang luar biasa. Kualitas hati seperti inilah yang membuat Tuhan menuntun langkah Rut. Dari seorang wanita keturunan Moab, bangsa yang dianggap jauh dari Tuhan, Tuhan mengangkat Rut menjadi nenek moyang Yesus, Juruselamat dunia.

Bagaimana dengan kita? Di saat badai kehidupan menerpa dan kesulitan menantang hidup kita, apakah kita bisa tetap setia? Janganlah hanya setia ketika keadaan berjalan lancar dan menyenangkan. Apa pun posisi kita saat ini dan di mana pun Tuhan tempatkan kita masing-masing, mari kita belajar setia. Setia pada Tuhan; setia dengan pasangan kita; setia dengan panggilan kita; setia mengasihi orang-orang yang Tuhan sudah percayakan pada kita saat ini.

Kesetiaan kita ketika badai pencobaan menerpa membuktikan ketulusan kita. Ketulusan inilah yang Tuhan perhitungkan, seberapa besar Dia dapat memakai kita dalam rencana besar-Nya untuk mendatangkan revival. Sebab, tugas itu tidaklah mudah dan hanya orang-orang yang buah Roh kesetiaannya bertumbuh lebat yang akan mendapatkan kepercayaan-Nya.

RENUNGAN
Jika kita TULUS MENGASIHI, maka kita akan KOMIT TETAP SETIA dalam keadaan SUKA maupun DUKA. Relasi iman dalam pernikahan tetap terpelihara secara khusus relasi dengan keluarga mertua. Ini penting untuk kita jaga dan pertahankan sekalipun kematian telah memisahkan kita dengan yang kita kasihi.

APLIKASI
1. Apa hubungannya tulus mengasihi dengan kesetiaan? 
2. Mengapa kita perlu tulus mengasihi orang-orang yang Tuhan tempatkan dalam hidup kita?
3. Bagaimana Anda dapat menerapkannya dalam hidup Anda?

DOA UNTUK HARI INI
“Tuhan, ampuni kami apabila selama ini kami masih belum tulus dalam mengasihi orang-orang di hidup kami. Biarlah kasih-Mu melimpahi hati kami, sehingga kami memiliki ketulusan untuk tetap setia kepada mereka dalam suka maupun duka. Di dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin.”

Post a Comment for "Deklarasi Iman Yang Menyelamatkan"