Menjadi Duta Misi Kasih Allah
Menjadi duta misi kasih Allah ~ Landasan firman Tuhan untuk tema tersebut diambil
dari kitab Yesaya 6:8. Penulis kitab Yesaya dalam pimpinan, tuntunan, arahan,
bimbingan dan ilham Roh Kudus, menulis: “Lalu aku mendengar suara Tuhan
berkata: “Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?”
Maka sahutku: “Ini aku, utuslah aku!”.
Secara
etimologi, kata “misi” dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, memiliki beberapa arti, yaitu: “Satu, perutusan yang dikirimkan
oleh suatu negara ke negara lain untuk melakukan tugas khusus dalam bidang
diplomatik, politik, perdagangan, kesenian, dan sebagainya; Dua,
tugas yang dirasakan orang sebagai suatu kewajiban untuk melakukannya demi
agama, ideologi, patriotisme, dan sebagainya;
Tiga, kegiatan menyebarkan Kabar Gembira (Injil) dan
mendirikan jemaat setempat, dilakukan atas dasar pengutusan sebagai kelanjutan
misi Kristus”.[1]
Istilah “misi” berasal dari bahasa Latin “missio” yang diambil
dari kata dasar “mittere” berkorelasi dengan kata “missum” yang artinya: “mengirim/mengutus”.[2] “Di sini, yang
dikirim diutus dengan otoritas dari yang mengirim, untuk tujuan khusus yang akan
dicapai”.[3]
Jadi, gereja dan para
wisudawan melihat dan menemukan diri sebagai pribadi dan komunitas yang diutus
oleh Allah dengan otoritas penuh untuk memberitakan dan membagikan kasih Allah
Tritunggal kepada sesama dan segenap ciptaan.
Yakob Tomatala, dalam
bukunya Teologi Misi, menulis bahwa: “Tekanan penting dari “misi atau
pengutusan Allah” berbicara tentang Allah sebagai pengutus dimana Ia adalah
sumber, inisiator, dinamisator, pelaksana dan penggenap misi-Nya. Sebagai
sumber misi, landasan bagi rencana Allah yang kekal ini beranjak dari hati-Nya,
dan Ia sendiri berinisiatif untuk melaksanakan misi-Nya, ditunjang oleh dinamikanNya
(kekuatan/kuasa) guna melaksanakan dan mencapai misiNya tersebut”.[4] Sejalan dengan itu,
Bagus
Suryantoro dalam bukunya Misi Dari Dalam Krisis mengatakan
bahwa: “Allah sangat serius
dengan misi karena
sesungguhnya misi adalah
isi hati Allah”.[5]
Puncak dari misi Allah tergenapi dalam dan melalui inkarnasi Yesus Kristus,
Sang Firman yang menjadi manusia – Yohanes 1:1, 14. Rasul Paulus dalam Filipi
2:5-8, memberikan penekanan yang tegas dan jelas tentang esensi dan relevansi
inkarnasi Yesus Kristus yang menjadi manusia sejati dan menjadi seorang hamba
yang mau melayani dan menyelamatkan manusia dan segenap ciptaan dari hukuman
dosa.
Di dalam dan melalui inkarnasi Yesus Kristus, misi Allah (Missio Dei)
menjadi jelas dan sempurna. Inkarnasi Yesus Kristus adalah rancangan kekal
Allah yang merupakan perwujudan dari misi-Nya.
Inkarnasi Yesus Kristus juga menunjukkan keseriusan Allah akan misi-Nya
untuk menyelamatkan manusia dan segenap ciptaan dari hukuman dosa. Oleh karena
keseriusan Allah akan misi-Nya, maka pengutusan gereja (Missio Ecclesiae)
dilakukan agar Injil Yesus
Kristus disebarluaskan ke seluruh dunia dan segenap ciptaan.
Berdasarkan arti misi
sebagai sudah dijelaskan, maka dapatlah dikatakan bahwa:
Satu,
misi berpusat dan berasal dari Allah (missio
Dei) yang merupakan inti dari rencana-Nya yang kekal bagi manusia dan
segenap ciptaan-Nya. Dua, misi adalah “pengutusan” Allah
sebagai bahagian dari pernyataan diri dan karya-Nya yang utuh kepada dan
melalui umat-Nya (missio Ecclesiae).
Tiga,
misi memiliki motif dan tujuan primer, yaitu membawa rahmat shalom (missio Gratiae), sehingga misi yang
satu (utuh) beroperasi dengan dinamika yang holistik dalam mewujudkan shalom
Allah (dalam segala aspek dan bidang kehidupan) yang ditandai oleh “summum bonum” (kebaikan tertinggi)
bagi umat-Nya dan segenap ciptaan-Nya.
Empat,
gereja ada karena misi yang merupakan isi hati, jantung dan nafasnya Allah
Tritunggal. Dengan demikian, sudah seharusnya misi menjadi isi hati, jantung
dan nafasnya gereja. Misi harus menjadi isi hati, jantung dan nafasnya setiap
hamba Tuhan. Setiap kali kita menarik dan menghembuskan nafas, maka itu merupakan
tarikan dan hembusan nafas misi. Karenanya aroma nafas kita adalah aroma misi
bukan aroma jengkol. Bersambung...!
Post a Comment for "Menjadi Duta Misi Kasih Allah"