Kebangkitan Yang Menghadirkan Kehidupan
Kebangkitan
yang menghadirkan kehidupan ~ R.A. Kartini yang lahir pada tanggal
21 April 1879 meninggalkan sebuah maha karya yang menginspirasi dan motivasi
hidup manusia secara kaum perempuan. Maha karya yang dimaksud adalah sebuah
buku dengan judul: “Habis Gelap
Terbitlah Terang”.
Buku tersebut berisi
surat-surat yang ditulis oleh R.A. Kartini kepada teman-temannya yang ada di
Eropa. J.H. Abendanon mengumpulkannya dan membukukannya serta diberi judul
dalam bahasa Belanda, yaitu: Door Duisternis Tot Licht. Ini dilakukan sesudah
R.A. Kartini meninggal dunia.
Jabatan yang dijabat oleh Abendanon
pada waktu itu adalah sebagai Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan Hindia
Belanda. Buku itu diberi judul Door Duisternis tot Licht yang secara harafiah
artinya dalam bahasa Indonesia adalah “Dari Kegelapan Menuju Cahaya“. Tahun 1911,
secara resmi semua surat yang ditulis oleh R.A. Kartini diterbitkan.
Secara filosofis judul buku
karya R.A. Kartini yaitu “Habis Gelap Terbitlah Terang” ingin menuntun kita
kepada fakta empiris bahwa perjalanan hidup kita selalu diisi dengan hal-hal
yang gelap (buruk, duka, susah, gagal, sakit dan lain sebagainya), tetapi juga
dibarengi dengan adanya hal-hal terang (suka/senang, bahagia, diberkati,
sukses, naik jabatan, sehat, motivasi, harapan dan lain sebagainya).
Dua sisi itu (gelap dan
terang) hadir silih berganti dalam perjalanan hidup yang kita tempuh di dunia
ini. Harapannya adalah kita harus bersikap secara bijak dan benar ketika
hal-hal itu (gelap dan terang) hadir dihidup kita. Salah satu sikap yang harus
kita lakukan adalah mengucap syukur senantiasa dalam semua situasi dan kondisi.
Sejalan dengan firman Tuhan
yang disampaikan atau ditulis oleh rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat
yang ada di kota Tesalonika. Secara lengkap saya kutip demikian: “Mengucap
syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam
Kristus Yesus bagi kamu” – 1 Tesalonika 5:18.
Kutipan firman Tuhan di
atas, mengajarkan kepada kita dan memotivasi kita agar selalu belajar memahami
dan mengerti keadaan yang sedang dihadapi tanpa harus mengeluh, putus asa,
marah dan menghindar dari kenyataan, melainkan harus mampu menerima semua apa
adanya sembari berserah kepada Allah Tritunggal. Tentu saja di tengah
pembelajaran tersebut tidak pernah lupa untuk mengisinya dengan aktivitas
positif, yaitu senantiasa fokus kepada Tuhan (doa, pembacaan firman Tuhan,
bersekutu dan memuji Tuhan) juga menyempatkan diri untuk berbagi kasih kepada
sesama lewat pelajaran dan pekerjaan yang ditekuni setiap harinya.
Setiap hari kita harus merayakan
Paska (pesach atau pascha) yang artinya melewati atau menyeberangi,
mengingatkan kita kepada Paska Yahudi, yaitu peristiwa pembebasan umat Israel
dari tanah Mesir oleh tangan Tuhan. Kemudian diberi makna baru yang sejajar
yaitu pembebasan umat Tuhan dari kuasa dosa melalui kesengsaraan, kematian, dan
kebangkitan Kristus. Paska adalah hari kebangkitan Yesus Kristus.
Melalui kuasa kebangkitan-Nya,
kita menjadi manusia yang mempunyai relasi yang baik dan benar di dalam
persekutuan dengan Allah. Manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak
Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya - Efesus 4:24. Manusia baru
yang diperdamaikan dengan Allah dan yang menjadi pembawa damai di dunia ini.
Melalui manusia baru inilah,
kehidupan diberikan dan dihadirkan di dalam dunia dan sesama manusia. Sebagai
umat yang telah ditebus oleh darah Kristus dan diperdamaikan dengan Allah,
dengan penuh keberanian, mari kita menghadirkan kehidupan di tengah situasi
dunia saat ini sebagai realitas langit yang baru dan bumi yang baru di masa
kini.
Post a Comment for "Kebangkitan Yang Menghadirkan Kehidupan"