Hidup Orang Kristen Sejati
Hidup
orang Kristen sejati ~ Landasan firman Tuhan untuk tema tersebut
diambil dari surat rasul Paulus kepada jemaat di kota Kolose, yaitu dalam Kolose
1:11-20. Dalam Kolose 3:12, rasul Paulus dalam pimpinan Roh Kudus, menulis: “Karena
itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya,
kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemah lembutan dan
kesabaran”.
Melalui
doa Paulus ingin mengajak kita saat ini menyadari bahwa kita memiliki Allah
yang begitu mengasihi kita yaitu Yesus Kristus. Dengan kasihNya itu “Melayakkan
kita untuk mendapat bagian dalam kerajaanNya sebagai orang-orang kudus”.
Dia “melayakkan – melepaskan
– memindahkan – menebus – mengampuni”, bahwa Allah di dalam Yesus Kristus
berbuat untuk keselamatan kita. Itulah Allah yang kita imani dan yang kita
kenal.
Maka dari itu, dengan
pengenalan seperti itu kita diarahkan untuk dapat memahami apapun kondisi
kehidupan yang sedang kita hadapi dan apapun yang akan terjadi, kita pasti akan
menanggungnya dengan “Tekun, Sabar, bersyukur dan bersukacita” (ay.11-12).
Bahwa
sukacita seorang Kristen itu adalah sukacita di dalam setiap keadaan.
Iman
akan semakin kuat dan bertumbuh ketika kita mengandalkan iman atas setiap
situasi hidup yang kita lalui. “Tekun, Sabar, bersyukur dan bersukacita” harus
nyata bagi kita dalam menjalani kehidupan ini.
Sebab tidak ada alasan untuk
tidak berbuat seperti itu karena iman kita kepada Allah yang memberi jaminan
atas keselamatan kita. Maka apapun kondisi dan situasi yang kita hadapi
ke-empat hal di atas akan tetap bergelora dalam kehidupan kita. Dalam nas kita
ini, Paulus menerangkan bagi kita untuk mengenal Allah yang kita imani melalui
Yesus Kristus.
Dia
adalah Allah yang menciptakan kita dan yang menjadikan segala sesuatunya.
Kita
(manusia) yang diciptakan oleh Allah adalah menurut gambar dan rupaNya (Kej.
1:26), dan kehadiran Allah di tengah-tengah kehidupan manusia melalui Yesus
Kristus memperlihatkan bagaimana Allah itu menyatakan diriNya dalam rupa
manusia.
Supaya
melalui Yesus manusia dapat melihat bagaimana kuasa atas kehidupan ini ada
dalam Yesus Kristus Tuhan kita, bahwa seluruh kepenuhan Allah ada di dalam Dia.
Melalui Yesus Kristus kita dapat melihat dan mengimani kuasa atas kehidupan ada
padaNya, bahwa Dia adalah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang
mati.
Maka disini Paulus
mendefenisikan hubungan kita dengan Allah adalah hubungan yang organik, yaitu
Kristus adalah kepala dan kita tubuhNya. Menandakan hubungan yang begitu erat
yang ‘tak terpisahkan.
Sebagaimana Paulus
menuliskannya di Roma 8: 35 “Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup,
baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang,
maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di
bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari
kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita”.
Tidak ada yang dapat
memisahkan kita dari Tuhan, sekalipun itu maut sebab dengan kesatuan kita
dengan Kristus, sebagaimana Kristus bangkit dari antara orang mati demikian
juga kita akan dibangkitkanNya dari kematian. Sehingga nas ini mengarahkan kita
bahwa selama kita masih hidup dalam dunia ini, tetaplah untuk:
“Tekun” di atas dasar iman
yang telah terbangun dalam diri kita, walau apapun yang akan terjadi ‘tak akan
memisahkan kita dari Tuhan. “Maka
demi nyawamu, bertekunlah mengasihi Tuhan Allahmu” (Yosua 23:11).
“Sabar” menahan diri tidak
gegabah, tetap menguasai diri dalam terang Firman Tuhan, sebab akan tiba
waktunya kita menerima buah dari kesabaran kita.
“Orang
yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi
orang yang merebut kota” (Amsal 16: 32)
“Bersyukur” atas apapun yang
ada dalam hidup kita, sebab bersyukur akan membuat kita mampu melewati hal yang
sukar, bersyukur akan membuat kita senantiasa memandang Allah dan menjauh dari
ketakutan, sebagaimana Paulus mengatakan: “Mengucap syukurlah dalam segala hal”
( 1 Tes. 5: 18).
“Bersukacita” adalah sikap
kita merespon atas apapun yang terjadi, sebab sukacita tidak datang dari
perasaan atau pikiran kita tetapi sukacita adalah sinar dari iman yang
menyinari hidup kita. “Bersukacitalah senantiasa di dalam Tuhan, sekali lagi
kukatakan: bersukacitalah” (Filipi 4:4)
Demikianlah kita
mempertahankan dan menjaga pemberian Allah yang berharga yaitu keselamatan dari
kuasa dosa, sehingga pada saatnya kita dilayakkan dalam kerajaanNya.
Post a Comment for "Hidup Orang Kristen Sejati"