Jokowi Gebuk: Buru Rizieq, Sasar Alfian, Matikan HTI
Jokowi gebuk: buru Rizieq, sasar Alfian, matikan
HTI ~ Tadinya Jokowi yakin bahwa seluruh
rakyatnya dapat bersatu untuk membangun bangsanya. Jokowi percaya jika semua
fokus bekerja, maka hal-hal lain dengan sendirinya akan disingkirkan. Dengan
fokus membangun, memajukan ekonomi, membangun industri dalam negeri dan
meningkatkan daya saing bangsa, maka seluruh energi dan sumber daya bangsa bisa
diarahkan ke hal-hal yang bermanfaat.
Tadinya Jokowi ingin terus mengguggah semangat rakyatnya untuk ikut
fokus membangun infrastruktur di seluruh wilayah Indonesia yang sudah
ketinggalan 25 tahun dari tetangga. Lewat aksi blusukannya, Jokowi ingin
memberi contoh bagaimana seharusnya bekerja, bekerja dan bekerja, mengejar
ketertinggalan dari bangsa lain dan tidak lagi sibuk pada tetek-bengek fitnah,
isu SARA dan saling menghujat.
Namun kini Jokowi dipaksa harus berubah. Ahok yang sibuk membangun DKI,
malah dijegal, ditembakin, dijungkalkan hingga dimasukkan ke penjara. Dan kini
sasaran tembak berikutnya adalah dirinya. Dan Jokowi amat paham hal itu.
Rupanya Jokowi baru sadar bahwa ada sebagian rakyatnya yang kerjanya dan
sumber mata pencahariannya adalah demo siang- malam, menyebarkan fitnah lewat
ceramah, menjual isu-isu SARA, membuat buku fitnah tentang dirinya, meraup pengikut facebookers satu juta lewat pembusukkan namanya
dan memanfaatkan keikhlasan senyumnya dengan proklamasi negara khilafah. Dan
itu semua sudah keterlaluan.
Tingkah laku bejat sebagian rakyatnya yang tidak mau bekerja dan hanya
sibuk menjual kapling surga, membuat Jokowi berubah. Ia kini mulai mengeluarkan
perintah ‘gebuk’ kepada aparat TNI dan Polri. Jika PKI muncul, gebuk. Jika ada
yang anti Pancasila, gebuk. Jika ada yang ingin mendirikan negara khilafah,
gebuk. Jika ada yang mau makar, gebuk. Jika ada yang macam-macam, gebuk.
Begitulah perintah Jokowi, sebagai panglima tertinggi, pemegang kekuasaan
mandat rakyat.
Rakyat yang setia pada NKRI, Pancasila dan UUD 1945, sudah lama
merindukan ketegasan seorang Presiden. Ketika keluar kata ‘gebuk’, rakyat
pecinta NKRI bukan takut tetapi mereka mendukung. Kata ‘gebuk’ ala Presiden
Jokowi, sangat cocok dipakai pada situasi saat ini yang sudah mulai tak
terkendali. Kata itu sangat cocok untuk Rizieq, Alfian Tanjung dan HTI.
Rakyat sangat setuju untuk menggebuk Rizieq yang secara jelas telah
menodai Pancasila, menghina agama lain, menghina adat lain, menghina hansip dan
terlibat chatting porno. Rizieq yang telah lari dan
terus lari dari Arab ke Malaysia, lalu ke Arab lagi, minta perlindungan di PBB
dan seterusnya perlu diburu. Namun kata ‘gebukin’ di sini tidak berarti jika
Rizieq di biarkan lari dan tidak diburu.
Gebukin ala Jokowi baru mendapat arti yang pas jika Rizieq di Arab sana
diburu dan ditangkap Interpol lewat red notice dari Polri. Polri harus mengumumkan
perburuan Rizieq, membekukan Passportnya, dan aktif menyusupkan intel ke
wilayah Arab untuk ikut menangkap Rizieq, sosok pelanggar hukum nomor wahid di
negeri ini. Jika Rizieq ditangkap, ditahan, disidang dan dihukum di penjara,
maka barulah kata ‘gebukin’ sempurna artinya.
Gebukin juga harus diterapkan kepada Alfian Tanjung. Sosok yang satu ini
sangat gencar memfitnah istana sebagai bungker PKI. Alfian kerap menuduh Teten
Masduki sebagai orang PKI yang mengkoordinir rapat-rapat PKI di istana. Menurut
Alfian, kader-kader PDIP penuh dengan orang-orang PKI. Polri perlu memeriksa
otak Alfian Tanjung apakah waras atau tidak, apakah gelar akademisnya hanya
kacangan atau kualitas teri.
Setelah pada panggilan pertama, Alfian mangkir, maka Polisi segera
memanggil Alfian untuk kedua kalinya. Jika ia mangkir, maka Alfian perlu
ditangkap, ditahan, disidang, dan dibuktikan segala tuduhan dan fitnah kejinya
selama ini. Jika itu hanyalah bualan Alfian, maka sangat cocok jika ia
digebukin, dimasukan ke penjara.
Lalu bagaimana dengan HTI? Pasca pengumuman pembubaran dari
Menkopolhukam Wiranto, HTI kini mati suri. Aktifitas di kantor pusat mereka
sudah sangat berkurang. Itu berarti HTI kini telah mati suri. Namun ingat hanya
mati suri dan belum mati benaran. Sangat mungkin HTI hidup lagi dengan roh yang
lebih menggelora. Artinya Jokowi perlu menggebuk HTI dengan sempurna lewat
Perpu. Itu cara yang paling cepat. HTI yang sudah mati suri, perlu digebukin
sampai tidak berkutik lagi.
Rakyat pun menunggu dan mendukung keputusan tegas seorang Presiden untuk
membubarkan HTI dan FPI lewat Perpu. Jika pembubaran dilakukan lewat Perpu,
maka kata ‘gebukin’ mendapat arti yang pas. Sebaliknya jika lewat pengadilan,
arti ‘gebukin’ hanya seperlima gebuk, mungkin tak mempan. Jadi rakyat lebih
mendukung ‘gebukin’ ala Jokowi lewat Perpu. Sikap itu memang otoriter. Namun
otoriter itu sebanding dengan efek kerusakan yang telah ditimbulkan oleh kaum
HTI, FPI di negeri ini.
Jika kata gebuk saja, Rizieq sudah lari pontang-panting, Alfian Tanjung
mangkir dengan mata melotot, HTI mati suri, maka ke depan, publik menginginkan
Jokowi memakai kata yang lebih keras ‘habisin’. Dengan kata habisin, maka
gerombolan anti Pancasila, para pemfitnah, kaum makar bisa dimatikan di negeri
ini. Kita tunggu realisasi kata ‘gebukin’ ala Jokowi.
Sumber: seworddotcom.
Post a Comment for "Jokowi Gebuk: Buru Rizieq, Sasar Alfian, Matikan HTI"