Miliki Kehausan Akan Firman Tuhan
Miliki
kehausan akan firman Tuhan ~ Landasan firman Tuhan untuk tema
tersebut diambil dari kitab Amsal 2:1-11. Dua ayatnya menegaskan demikian: “Jikalau
engkau mencarinya seperti mencari perak, dan mengejarnya seperti mengejar harta
terpendam, maka engkau akan memperoleh pengertian tentang takut akan TUHAN dan
mendapat pengenalan akan Allah” – Amsal 2:4-5.
“Manusia hidup bukan saja dari roti, tetapi dari setiap firman Tuhan yang datang dari Allah”. Kebenaran tersebut ditegaskan oleh Tuhan Yesus dalam pengajaran-Nya selama ada di dunia ini. Pengajaran tersebut menegaskan bahwa memang roti itu penting, namun sifatnya hanya sementara saja tidak permanen.
“Manusia hidup bukan saja dari roti, tetapi dari setiap firman Tuhan yang datang dari Allah”. Kebenaran tersebut ditegaskan oleh Tuhan Yesus dalam pengajaran-Nya selama ada di dunia ini. Pengajaran tersebut menegaskan bahwa memang roti itu penting, namun sifatnya hanya sementara saja tidak permanen.
Sangat berbeda dengan firman
Tuhan yang memberi hidup yang sifatnya bernilai kekal. Tidak berakhir hanya di
dunia ini saja tetapi berlangsung sampai kekekalan. Firman Tuhan menolong kita
untuk hidup sesuai dengan rencana dan kehendak Allah dalam hidup di dunia ini.
Dengan demikian, firman
Tuhan bertahan selamanya. Itulah sebabnya Yesus menegaskan pentingnya kehausan
akan firman Tuhan dalam hidup kita. Firman Tuhan merupakan pandu bagi kehidupan
kita yang tidak pernah gagal dalam hidup kita.
16 Desember 1784, di sebuah
desa daerah Welsh, Inggris, seorang bayi perempuan bernama Mary Jones terlahir.
Ia tumbuh menjadi anak yang mencintai firman Tuhan. Ketika berumur sembilan
tahun, ia bertekad untuk memiliki Alkitabnya sendiri, supaya ia bisa membaca
firman setiap harinya.
Saat itu, Alkitab dalam
bahasa Welsh sangat langka dan mahal, selain itu Mary tidak dapat membaca dan
keluarganya pun tidak memiliki uang lebih. Tak lama kemudian, sebuah sekolah
dibuka di desa sebelah yang berjarak dua mil dari rumahnya. Setiap hari, Mary
berjalan kaki pulang-pergi sendirian untuk belajar membaca.
Ia percaya, Tuhanlah yang
sudah menjawab doanya, sehingga ia bisa mempersiapkan dirinya. Pada saat ia
siap, Tuhan akan memberikannya Alkitab. Setelah lancar membaca, kerinduannya
untuk memiliki Alkitab semakin kuat. Saat anak-anak seusianya bermain setiap
hari, Mary bekerja serabutan untuk menabung.
Setelah enam tahun, akhirnya tabungannya cukup. Sayangnya, untuk memperoleh Alkitab, Mary harus pergi menemui Pendeta Charles di kota Bala yang jauhnya 26 mil. Namun tekad Mary sudah bulat. Ia berjalan melalui bukit dan lembah serta menyeberangi sungai-sungai.
Setelah enam tahun, akhirnya tabungannya cukup. Sayangnya, untuk memperoleh Alkitab, Mary harus pergi menemui Pendeta Charles di kota Bala yang jauhnya 26 mil. Namun tekad Mary sudah bulat. Ia berjalan melalui bukit dan lembah serta menyeberangi sungai-sungai.
Perjuangan panjangnya selama
bertahun-tahun pun akhirnya terbayar ketika Mary bisa memeluk Alkitab miliknya
sendiri. Kemudian Pendeta Charles menyampaikan kisah Mary ini dalam pertemuan
pemimpin gereja pada tahun 1802, yang menyebabkan terbentuknya British and
Foreign Bible Society, yang selama dua ratus tahun setelahnya telah menyediakan
Alkitab untuk sekitar dua ratus tempat di seluruh dunia.
Berbeda dengan saat itu, kini Alkitab mudah didapatkan dengan harga yang terjangkau, bahkan tersedia aplikasi Alkitab dalam ponsel. Meski demikian, seringkali kita tidak memiliki kehausan untuk membaca Alkitab. Kita seolah tidak lagi menyadari bahwa firman Tuhan sebenarnya sangat berharga bagi kita. Padahal, jika kita dapat menyadarinya, seperti Mary yang memahami pentingnya firman Tuhan bagi hidupnya, kita juga akan memiliki kehausan akan firman. Tergantung tingkat kehausan kita, komitmen kita akan berbeda, dan akibatnya, kedalaman pewahyuan yang kita terima juga pasti berbeda.
RENUNGAN
Berbeda dengan saat itu, kini Alkitab mudah didapatkan dengan harga yang terjangkau, bahkan tersedia aplikasi Alkitab dalam ponsel. Meski demikian, seringkali kita tidak memiliki kehausan untuk membaca Alkitab. Kita seolah tidak lagi menyadari bahwa firman Tuhan sebenarnya sangat berharga bagi kita. Padahal, jika kita dapat menyadarinya, seperti Mary yang memahami pentingnya firman Tuhan bagi hidupnya, kita juga akan memiliki kehausan akan firman. Tergantung tingkat kehausan kita, komitmen kita akan berbeda, dan akibatnya, kedalaman pewahyuan yang kita terima juga pasti berbeda.
RENUNGAN
TINGKAT KEHAUSAN kita akan
firman menentukan TINGKAT PENGERTIAN dan juga PENYINGKAPAN FIRMAN yang kita
terima
APLIKASI
APLIKASI
Apa yang Anda rasakan ketika
membaca Alkitab? Sudahkah Anda merasakan kehausan akan firman Tuhan? Mengapa
kita perlu memiliki kehausan akan firman?
Komitmen apa yang dapat Anda
ambil untuk dapat membaca Alkitab setiap harinya?
Post a Comment for "Miliki Kehausan Akan Firman Tuhan"