Ini Penyebab Utama Ahok Kalah Dalam Pilkada Dki Jakarta
Ini
penyebab utama Ahok kalah dalam pilkada DKI Jakarta ~
Tanggal 19 April 2017 merupakan momentum penting bagi masyarakat ibu kota
Jakarta. Dikatakan momentum penting karena pada tanggal tersebut seluruh warga
DKI Jakarta memberikan hak suara politiknya untuk mencari dan mendapatkan
pemimpin baru DKI Jakarta lima tahun ke depan.
Dua pasangan calon Gubernur
dan Wakil Gubernur telah mengakhiri kompetisinya. Dan berdasarkan hasil
hitungan cepat, maka pasangan Anies-Sandi dipastikan menjadi pemimpin baru di
ibu kota Jakarta lima tahun ke depan. Ini sesuai dengan prediksi sebelumnya
yang dirilis oleh berbagai lembaga survey bahwa Anies-Sandi akan terpilih
menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta untuk memimpin ibu kota selama
lima tahun ke depan.
Ahok-Djarot yang berdasarkan
kinerja mereka, sesungguhnya masyarakat Jakarta 70% menyatakan puas dengan
kinerja mereka. Namun, fakta hari ini Ahok-Djarot kalah telak dimana perolehan
suaranya sangat rendah dibandingkan dengan suara yang diraih oleh Anies-Sandi.
Tentu ada banyak pihak yang
bertanya-tanya mengapa tingkat kepuasan warga Jakarta terhadap kinerja
Ahok-Djarot yang begitu tinggi 70%, namun tidak diinginkan untuk memimpin ibu
kota Jakarta lima tahun ke depan.
Nah, berikut ini hal-hal
yang membuat Ahok – Djarot kalah telak dalam Pilkada DKI Jakarta yang
berlangsung hari ini. Saya mengumpulkan hal-hal yang menyebabkan Ahok-Djarot
kalah dari berbagai sumber.
1.
Akibat isu kebijakan publik (penggusuran dan reklamasi).
Hal pertama yang membuat
Ahok-Djarot kalah dalam Pilkada DKI Jakarta putaran ke dua yang berlangsung 19
April 2017 ialah kebijakan publik yang dianggap tidak memihak kepada rakyat
kecil.
Tim
peneliti Lembaga Survey Indonesia (LSI) menyatakan bahwa salah satu penyebab
kekalahan Ahok-Djarot ialah terkait dengan kebijakan publik. Dikatakan demikian:
“Akibat isu kebijakan publik (penggusuran dan reklamasi) yang tak
disukai," kata Adjie di Kantor LSI, Jakarta.
2. Menyangkut karakter Ahok yang kasar dan
arogan.
Hal
kedua yang membuat Ahok-Djarot kalah telak dalam Pilkada DKI Jakarta putaran
kedua ialah faktor personalitas Ahok. Dalam perspektif publik, Ahok itu kasar
dan arogan. Dan ini dipandang sebagai tidak layak sebagai pemimpin
publik yang akan memimpin Jakarta.
“Menyangkut karakter Ahok yang kasar dan arogan. Sikap
mantan Bupati Belitung Timur itu dianggap bukan tipe pemimpin yang layak
memimpin Jakarta. "Belum lagi sikapnya yang dinilai tidak
konsisten, suatu ketika mencerca partai politik dan hanya ingin maju lewat
jalur independen. Namun selanjutnya ia berjuang mencari dukungan partai
politik," ujar dia.
3. Isu penistaan agama.
Tidak dapat dipungkiri bahwa kasus penistaan
agama yang disematkan kepada Ahok menjadi hal ketiga penyebab Ahok kalah dalam
Pilkada DKI Jakarta.
Tim peneliti LSI mengatakan bahwa: “Alasan ketiga
dari hasil riset LSI sekitar 40 persen pemilih yang beragama muslim di DKI
tidak bersedia dipimpin oleh Ahok yang beragama non muslim. Mereka berupaya
keras agar Ahok kalah dan tidak memimpin Jakarta”.
4. Adanya kompetitor baru.
Hal terakhir penyebab kekalahan Ahok-Djarot dalam
Pilkada DKI Jakarta putaran kedua yang berlangsung hari ini 19 April 2017 ialah
adanya Anies-Sandi sebagai kompetitor baru yang hadir dalam pesta demokrasi
Pilkada DKI Jakarta.
Sementara alasan terakhir lantaran adanya
kompetitor baru atau pasangan bakal calon baru yang bisa dipilih warga Jakarta.
Pasangan Anies
Baswedan- Sandiaga
Uno dan
Agus Harimurti Yudhoyono- Sylviana
Murni menjadi
alternatif pemilih yang pro atau pun kontra Ahok.
"Hadirnya kompetitor yang fresh, Agus Harimurti dan Anies Baswedan dua figur ini belum dibicarakan dua bulan lalu. Kehadiran mereka kini bisa mengambil banyak pemilih yang dulu pro Ahok," pungkas Adjie.
"Hadirnya kompetitor yang fresh, Agus Harimurti dan Anies Baswedan dua figur ini belum dibicarakan dua bulan lalu. Kehadiran mereka kini bisa mengambil banyak pemilih yang dulu pro Ahok," pungkas Adjie.
Post a Comment for "Ini Penyebab Utama Ahok Kalah Dalam Pilkada Dki Jakarta"