Keagungan, Kejatuhan Dan Pemulihan Manusia
1. Manusia karya Allah – Kejadian 1-2.
Setelah menciptakan makhluk lainnya, selanjutnya Allah menciptakan manusia sebagai karya agung-Nya. Berbeda dengan ciptaan yang lain, manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Manusia diciptakan menurut gambar Allah, memiliki beberapa makna, yaitu: a) Menjadi wakil Allah di bumi (Kej. 1:26). b) Berkuasa atas makhluk lainnya (1:26). c) Diberi nafas hidup (Kej. 2:7). d) Memberi nama kepada ciptaan lainnya (Kej. 2:19). e) Hidup dalam kesucian (Kej. 2:25). Manusia diciptakan menurut rupa Allah, memiliki makna, yaitu: a) Memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan Allah (Kej. 1:28). b) Memiliki kemampuan untuk bersekutu dengan Allah (Kej. 2:16,17).
2.Manusia tidak taat kepada Allah – Kejadian 3.
Karena manusia menanggapi perkataan yang bertentangan dengan firman Allah, maka ketaatannya kepada Allah menjadi goyah. Manusia akhirnya mengabaikan ketentuan Allah. Dampak pemberontakan manusia terhadap ketentuan Allah, yaitu:
Karena manusia menanggapi perkataan yang bertentangan dengan firman Allah, maka ketaatannya kepada Allah menjadi goyah. Manusia akhirnya mengabaikan ketentuan Allah. Dampak pemberontakan manusia terhadap ketentuan Allah, yaitu:
a) Manusia
mengalami kematian rohani (lih. Kej. 2:17), maknanya ialah: 1) Hubungan yang
sangat akrab antara Allah dan manusia rusak oleh karena ketidaktaatan manusia. 2) Sekarang ada sekat dan jurang
antara kedua belah pihak.
b) Manusia bersembunyi dari hadapan Allah; terjadi
konflk vertikal (Kej. 3:8), maknanya ialah: 1) Kehadiran Allah tidak lagi
memberi sukacita, tetapi rasa takut. 2) Meskipun hubungan manusia dengan Allah
sudah rusak, namun dalam diri manusia ada kerinduan akan kehadiran Allah. 3) Manusia mendirikan agama untuk
mencari Allah. 4) Pola peribadatan umat Perjanjian
Lama membuktikan tidak ada yang layak mendekat kepada Allah.
c) Manusia dihinggapi rasa takut; terjadi masalah dalam internal dirinya (Kej.
3:10), yaitu: 1)
Karena struktur
dalam diri manusia mengalami masalah, maka sekarang manusia dihinggapi rasa
takut. 2) Dalam perjalanan sejarah umat
manusia, muncul gangguan psikis yang mengerikan. 3) Manusia berusaha mencari
jalan keluar untuk lepas dari rasa takutnya.
d) Manusia
saling menyalahkan; terjadi konlik horizontal (Kej. 3:12), yaitu: 1) Pelanggaran
terhadap firman Allah menghadirkan sifat mementingkan diri sendiri dalam diri
manusia. 2) Manusia menjadi saingan bahkan musuh terhadap manusia lainnya. 3) Dalam perjalanan selanjutnya, sifat
ini menghadirkan konflik mengerikan yang menelan jutaan korban.
3. Yesus Kristus datang
membawa pemulihan – Kejadian 3:15; Yohanes 10:10.
Keadaan manusia yang terpisah dari Allah tidak dapat diselesaikan oleh usaha dari pihak manusia; tidak seorang pun yang dapat menghampiri Allah dalam keadaannya yang berdosa. Maka Allah berinisiatif untuk menyelesaikan persoalan terbesar tersebut. Sebelum penyelamatan oleh Yesus Kristus dikerjakan, sudah ada berita dan gambaran tentang hal itu (Kej. 3:15,21).
Keadaan manusia yang terpisah dari Allah tidak dapat diselesaikan oleh usaha dari pihak manusia; tidak seorang pun yang dapat menghampiri Allah dalam keadaannya yang berdosa. Maka Allah berinisiatif untuk menyelesaikan persoalan terbesar tersebut. Sebelum penyelamatan oleh Yesus Kristus dikerjakan, sudah ada berita dan gambaran tentang hal itu (Kej. 3:15,21).
a) Memulihkan Hubungan
Allah Dengan Manusia (Yoh. 14:6; Rm. 6:23b; 2 Kor. 5:19), yaitu: 1) Kasih
karunia Allah dalam Yesus mengembalikan manusia kepada tujuan semula, yaitu
memiliki persekutuan dengan Allah. 2) Orang percaya adalah anak-anak Allah. 3) Orang
percaya dapat menghampiri Allah dengan bebas.
b) Memulihkan kehidupan dalam diri manusia (Luk. 2:10, 11; Yoh. 14:27;
20:19-21), yaitu: 1) Ketakutan dalam diri manusia hanya bisa disingkirkan
dengan kehadiran damai sejahtera yang dari surga. 2) Hal yang paling ditakuti manusia
justru disukai orang percaya (lih. Flp. 1:21).
c) Memulihkan hubungan antar
manusia (1 Kor. 12:20,27; Ef. 2:11-15; Flp. 2:1-4), yaitu: 1) Segala upaya
dunia untuk mendamaikan konflik antar manusia tidak pernah berhasil. 2) Hanya kasih dari surga yang dapat
memulihkan semua perseteruan. Yesus Kristus adalah Raja damai (sarsyalom) yang
dapat memulihkan semua relasi (Yes. 9:5). Amin
Sumber: Pdt. Asi
Hutabarat, M.Th.