MENGELOLA KEUANGAN KELUARGA
Keluarga dan uang adalah dua hal yang tidak bisa
dipisahkan. Keluarga seakan tidak berdaya, bila tidak ada uang. Roda ekonomi
keluarga seakan tersendat, jika tidak ada uang. Dari sini, kita melihat bahwa
uang bagaikan mesin yang menggerakkan keluarga. Kita juga harus mengerti bahwa
bukan uang yang mengendalikan keluarga, tetapi keluargalah yang mengendalikan
uang.
Agar keuangan rumah tangga dapat terkendali, sebagai
orang percaya, kita harus menghindari beberapa hal berikut ini:
1. Mengejar harta sebagai
tujuan hidup.
Yesus mengecam orang kaya yang dicatat dalam Lukas
12:16-21 dan menyebutnya bodoh, karena dia mengutamakan materi tapi mengabaikan
perkara rohani. Uang memang adalah hamba yang baik tapi tuan yang jahat.
Sayangnya banyak orang diperbudak oleh uang karena tujuan hidupnya terutama
mengejar harta. Banyak suami dan istri yang sibuk bekerja, sehingga waktu dan
tenaga yang seharusnya digunakan untuk kesejahteraan keluarga tersedot habis.
Cinta sejati pun berubah menjadi cinta materialistik. Apakah
tujuan/visi keluarga Anda?
2. Pertengkaran suami-istri
karena penggunaan uang.
Pernikahan adalah proses
berpadunya dua pribadi yang berbeda menjadi satu. Walau sudah menikah namun
pendapat, minat dan urutan prioritas suami dan istri bisa berbeda. Mungkin
istri suka perhiasan, suami suka barang elektronik. Istri suka barang murah
tapi banyak, suami suka beli barang yang mahal asal bagus dan awet. Itu
sebabnya penggunaan uang perlu dibicarakan bersama selaku proyek keluarga.
Tentukan keperluan apa saja yang harus dibeli demi kepentingan seluruh keluarga
secara musyawarah. Bahkan perlu berdoa dulu, khususnya untuk keperluan yang perlu
dana besar. Misalnya: mobil, rumah, atau perabot rumah tangga yang mahal.
3. Hutang dalam jumlah yang
besar.
Hutang menumpuk antara lain
karena disebabkan: a) Gaya hidup terlalu mewah. Contoh: Sering makan di luar,
menikmati hiburan yang mahal-mahal, punya hobby yang perlu banyak dana. b)
Menginvestasikan uang secara tidak bijaksana. Gara-gara ingin cepat
kaya/serakah, justru rugi banyak karena tidak minta bimbingan Tuhan (Ams.
28:20,22). c) Tak bijaksana dalam berbelanja. Gara-gara terpikat oleh iklan
akhirnya membeli barang tanpa pikir panjang. Biasanya ini disebabkan karena
dorongan keinginan hati secara emosional dan lupa akan biaya rutin yang wajib
dikeluarkan.
Post a Comment for "MENGELOLA KEUANGAN KELUARGA"