Translate

Berjumpa Yesus Hidup Pasti Berubah

Berjumpa Dengan Allah Dalam Keluarga.
Kisah tentang Zakheus yang terdapat dalam Injil Lukas merupakan salah satu peristiwa yang sudah lama kita baca dan dengar. Bahkan kisah tersebut sering diajarkan dalam kelas-kelas Sekolah Minggu. Namun, kisah tersebut selalu relevan dalam setiap zaman dan generasi.

Tentang Zakheus
Siapakah sesungguhnya Zakheus yang diceritakan dalam Injil Lukas 19:1-10? Menurut catatan Lukas, Zakheus berprofesi sebagai pemungut cukai. Menurut id.wikipedia.org, dijelaskan bahwa "Pemungut cukai dibenci oleh sesama orang Yahudi, yang melihat mereka sebagai pengkhianat yang bekerja untuk bangsa penjajah yaitu orang Romawi. Pada zaman Zakheus, kota Yerikho menjadi pusat produksi dan ekspor untuk "Balsam Mekkah" (bahasa Inggris: balsam of mecca, atau juga balm of Gilead), sehingga kedudukan Zakheus sebagai kepala pemungut cukai di kota itu tentunya sangat penting dan menghasilkan kekayaan besar".

Menurut catatan Injil Lukas, dalam perjalanannya yang terakhir kali menuju Yerusalem, Yesus masuk ke kota Yerikho dan berjalan terus melintasi kota itu. Zakheus berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya pendek. Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ.

Di sisi lain, Zakheus sama seperti kebanyakan orang lainnya bahwa ia adalah seorang berdosa yang membutuhkan keselamatan. Di mata masyarakat Yahudi, Zakheus adalah seorang pendosa. Dan sebagai pendosa, ia tidak layak mendapat tempat dalam masyarakat. Pantasnya bagi Zakheus adalah harus dikucilkan, dijauhi dan tidak boleh bergaul dengannya. Itulah sanksi sosial yang layak diterima seorang pendosa seperti Zakheus. Tentu Zakheus tahu betul stigma negatif masyarakat Yahudi terhadap dirinya. Ini adalah sebuah penderitaan. Secara psikologi jiwanya tertekan dan batinnya tersiksa. Dan sebagai manusia normal, ia ingin keluar dari problem psikologis yang begitu menyiksa batinnya. 


Misi Yesus ke Yerikho
Dalam Lukas 19:10: "Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang". Dalam misinya yang terakhir ke Yerikho, Yesus tetap berusaha untuk mencari dan menyelamatkan yang berdosa. Di Yerikho ada seorang yang bernama Zakheus. Kehadiran Yesus di kota Yerikho memiliki misi penyelamatan. Inilah tujuan kedatangan Yesus ke dalam dunia ini dan secara khusus kedatangan-Nya ke kota Yerikho. Yesus ingin menyelamatkan Zakheus seorang pendosa yang dijauhi dan dikucilkan oleh bangsanya sendiri. Misi Yesus ke Yerikho adalah misi penyelamatan jiwa sebelum Ia mati di atas kayu salib.

Berjumpa dengan Yesus dalam Keluarga
Natal tahun 2014 mengusung tema: Berjumpa Dengan Allah Dalam Keluarga. Tema ini mengajak kita untuk melakukan refleksi kembali tentang cara Allah menjumpai umat-Nya dalam rangka menyelamatkan kita. Mengapa harus keluarga? Karena dosa terjadi di dalam dan melalui keluarga. Dari keluarga, dosa itu menjalar kepada masyarakat, menyebar kepada bangsa dan akhirnya meluas hingga kepada bangsa-bangsa. Kendati demikian, Allah dalam kemurahan-Nya yang besar telah berjanji bahwa keselamatan akan dialami oleh manusia melalui keluarga. Mesias - Juruselamat dunia datang melalui keluarga. Kalau kita cermati silsilah Yesus, maka kita menemukan ada keluarga Adam, Nuh, Sem, Abraham, Ishak, Yakub, Daud, Yusuf dan Maria. Menurut catatan Alkitab secara khusus dalam Matius 1:1-17, kita menemukan ada 42 generasi dipakai oleh Allah untuk menjadi alat memenuhi janji-Nya.

Proses Perjumpaan Yesus dengan Zakheus dalam Keluarga
Perjumpaan dengan Yesus secara pribadi merupakan keajaiban yang tidak akan pernah terlupakan oleh siapa pun yang sudah mengalaminya. Ini merupakan pengalaman rohani yang membekas dan tidak akan pernah terhapus oleh apa dan siapapun. Tentu masing-masing kita memiliki pengalaman yang berbeda-beda bertemu dengan Yesus secara pribadi. Ada beberapa proses yang bisa kita temukan dalam cerita Lukas tentang Zakheus.

1. Mendengar berita tentang Yesus
Berita tentang Yesus sudah tersebar di seluruh Yerusalem termasuk di kota Yerikho. Dan berita tentang Yesus inipun sampai ke telinga Zakheus. Secara fisik, Zakheus belum melihat Yesus. Kendati demikian, pemberitaan tentang Yesus Sang Kebenaran Sejati dan Firman Hidup Yang Menjadi Daging, selalu membangkit dan menghidupkan iman. Itulah yang terjadi pada diri Zakheus. Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di kota Roma menulis: "Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus" - Roma 10:17.

2. Ada penghambat
Tidak mudah bagi Zakheus untuk berjumpa dengan Yesus. Walaupun ia memiliki hasrat dan passion yang luar biasa untuk melihat Yesus, namun ia dihambat oleh situasi dan kondisi. Dokter Lukas menulis hambatan itu demikian: "Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya pendek" - Lukas 19:3. Dua penghambat yang harus diatasi oleh Zakheus, yaitu orang banyak dan fisiknya yang pendek. Mungkin fisik kita tidak pendek, namun pikiran kita yang pendek, sehingga menghambat kita untuk hidup menyenangkan Yesus. Kita ambil jalan pintas untuk memperoleh kekayaan dengan cara yang salah. Tidak berpikir panjang. Zakheus walaupun badannya pendek, tetapi pikirannya panjang. Zakheus tidak menyerah, tidak putus asa, tidak menyesali dirinya pendek dan tidak membiarkan dirinya dikuasai oleh penghambat itu.

3. Mengatasi penghambat
Dokter Lukas menceritakannya demikian: "Maka berlarilah ia mendahului orang banyak lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ" - Lukas 19:4. Zakheus tidak bisa mengikuti irama penghambatnya. Ia punya irama sendiri, yang berbeda dengan irama penghambatnya. Zakheus menolak untuk mengikuti arus irama orang banyak. Ia melakukan sesuatu yang melampaui kekuatan penghambatnya. Selain itu, Zakheus juga harus mengatasi penghambat fisiknya. Caranya ialah dengan memanjat pohon ara. Zakheus cakap mempergunakan sumber daya yang tersedia untuk mewujudkan tujuannya. Zakheus tampil sebagai pemenang.

4. Usahanya tidak sia-sia
Dokter Lukas mengabadikan kisah ini demikian: "Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: "Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang menumpang di rumahmu". Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita" - Lukas 19:5-6.Yesus yang adalah Allah berjumpa dengan Zakheus dalam keluarga. Baca juga artikel ini: Keluarga Tempat Allah Menjumpai Umat-Nya.

5. Perubahan hidup
Dokter Lukas menulisnya demikian: "Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat" - Lukas 19:8.
Pengakuan yang sebenarnya akan dosa dan iman sejati yang menyelamatkan pada Kristus akan menghasilkan kebulatan tekad untuk mengubah kehidupan lahiriah. Itulah yang dilakukan oleh Zakheus. Siapapun yang berjumpa dengan Yesus secara pribadi dalam keluarga, pasti menghasilkan perubahan hidup. Zakheus mengalami sukacita besar. "Kata Yesus kepadanya: "Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang inipun anak Abraham" - Lukas 19:9. 

Apa yang Yesus maksudkan dengan "...orang inipun anak Abraham?" Pertama, Yesus menunjuk kepada Kejadian 12:1-3, bahwa Zakheus menerima dan mengalami janji Allah kepada Abraham; kedua, bahwa Zakheus menjadi bagian dari umat yang dipilih dan dipanggil oleh Allah untuk menjadi umat kembalaan-Nya - Imamat 26:12; ketiga, bahwa Zakheus memiliki iman yang zama dengan Abraham. Baca juga artikel ini: Cara Tuhan Memperlakukan Kita.

   

Post a Comment for "Berjumpa Yesus Hidup Pasti Berubah"