Translate

Hidup Bersama Sebagai Keluarga Allah 1

Hidup bersama sebagai keluarga Allah – Keluarga merupakan gagasan, desain dan karya nyata Allah bagi manusia. Dengan demikian, Allah adalah segala-galanya bagi keluarga dan keluarga adalah segala-galanya bagi Allah serta keluarga adalah segala-galanya bagi kita. Inilah esensi, hakikat dan implikasi dari tema kita tentang hidup bersama sebagai keluarga. Dimensi tersebut mencakup relasi vertikal (dengan Allah), relasi internal (dengan suami, istri, dan anak) dan relasi eksternal (dengan keluarga besar dan sesama). Hidup bersama sebagai keluarga Allah harus nyata dalam totalitas interaksi dan aktivitas hidup kita. 

Pertanyaan penting yant harus diajukan ialah: “Apa prinsip utama hidup bersama sebagai keluarga Allah?” Prinsip hidup bersama sebagai keluarga Allah yang dapat kita diambil meliputi: kasih, kesatuan, kesediaan untuk menerima perbedaan, kesamaan dan kesejajaran. Semua elemen prinsip tersebut akan dijelaskan secara lengkap di bawah ini.


1. Hidup dalam kasih.
Allah adalah kasih. Sifat Allah inilah yang harus ditumbuh-kembangkan dalam totlitas relasi hidup sebagai keluarga Allah. Dikatakan demikian, karena keadaan hidup di akhir zaman ini cenderung kasih kebanyakan orang semakin dingin, semakin pudar dan semakin menurun kualitasnya. Kasih kepada Allah tidak lagi menjadi prioritas keluarga hari-hari ini. Tetapi justru kebanyakan keluarga lebih mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Implikasihnya keluarga pun mengalami erosi kasih. Relasi suami-istri, relasi orangtua-anak, tidak lagi dibangun di atas dasar kasih Allah, tetapi lebih kepada kepentingan diri. Sifat egois terus berkembang, sehingga masing-masing hanya memikirkan dirinya sendiri. Hanya ingin dikasihi, dimengerti, dipedulikan. Tidak lagi ada motivasi kuat untuk memberi. Selain itu, banyak orang yang tidak mengasihi lingkungannya. Cenderung dari hari ke hari merusak lingkungan dengan membuang sampah sembarangan. Perilaku ini diperlihat bukan saja oleh orang dewasa, anak-anak pun cenderung demikian. Mengapa? Karena mereka melihat perilaku orang dewasa begitu sehingga anak-anak juga mengikutinya. Artinya orang dewasa tidak menjadi contoh di dalam mempraktekkan kasih terhadap lingkungan.

Hidup bersama sebagai keluarga Allah harus ditandai dengan kehidupan kasih yang semakin mantap dalam semua relasi keluarga, baik kasih kepada Allah, kasih kepada anggota keluarga dan kasih kepada lingkungan keluarga besar dan juga masyarakat. Ini harus ditumbuh-kembangkan. Dan pelaku utamanya ialah kita sebagai keluarga Allah. Hidup bersama sebagai keluarga Allah menuntut adanya pengorbanan. Mengapa? Karena Allah sendiri dalam kasih-Nya mengutus anak-Nya yang Tunggal datang ke dalam dunia ini untuk menjadi contoh dari kehidupan kasih yang sempurna.

2. Hidup dalam keseatuan.  
Kesatuan sebagai prinsip hidup bersama sebagai keluarga Allah. Kesatuan harus menjadi landasan dalam membangun hidup bersama sebagai keluarga Allah. Hal ini memiliki dua aspek yakni kesatuan dengan Allah dan kesatuan dengan pasangan.

Pertama, kesatuan dengan Allah. Kesatuan dengan Allah  harus menjadi prioritas hidup bersama sebagai keluarga Allah. Hidup bersama dalam kesatuan dengan Allah di dalam Alkitab digambarkan dalam beberapa tipologi yakni: 1) Pokok dan ranting pada pohon anggur (Yohanis 15:1-8). Kesatuan ini adalah kesatuan yang hidup yang memberi dampak berbuah lebat. 2) Perjamuan Kudus (Yohanis 6:48-58) kesatuan yang mistik (rohani) yang memberikan jaminan akan kehidupan kekal bersama dengan Kristus. 3) Kepala dan anggota tubuh (1 Korintus 12). Kesatuan ini mempunyai makna fungsional. Kesatuan dengan Allah mempunyai dampak kehidupan yang aktif dalam pelayanan bagi pembangunan tubuh Kristus sesuai dengan karunia masing-masing.

Kedua, kesatuan relasi suami – istri (Efesus 5:31-32). Kesatuan ini mempunyai makna hubungan pribadi yang intim. Hanya maut yang memisahkan. Hubungan pribadi ini  memberi keyakinan akan kehidupan yang kekal (Yohani 17:3; Yohanis 10:28-29; Roma 8:38-39). Kesatuan dengan Allah adalah proses menerima Kristus dan terus tetap ada di dalam kesatuan dengan Dia (Kolose 2:6-7). Kesatuan ini perlu terus dijaga dalam sukacita keluarga melalui doa, firman, ibadah, pelayanan dan kesaksian hidup keluarga secara bersama-sama. Gambaran yang jelas mengenai rusaknya kesatuan dengan Allah memberi dampak yang jelas bagi rusaknya hubungan sosial dalam masyarakat yang mem-pengaruhi sukacita keluarga (baca Roma 1:18-32).

Kesatuan dengan pasangan. Kesatuan dengan pasangan bukan terbatas dalam kesatuan secara fisik, tetapi meliputi kesatuan hati, pikiran, perasaan dan kehendak. Ini ber-bicara kesatuan dalam totalitas secara pribadi yang utuh. Untuk membangun kesatuan dengan pasangan. Rasul Paulus memberikan nasehat kepada jemaat di Filipi dapat menjadi prinsip dalam membangun kesatuan antar pa-sangan yakni dalam Filipi 2:1-11.


Ada dua sikap yang disampaikan yakni sikap yang perlu dihindari dan sikap yang perlu di-kembangkan. Sikap yang perlu dihindari yakni, sikap mementingkan diri sendiri dan mencari puji-pujian yang sia-sia ( ay. 3a bandingkan Yakobus 3:16). Sikap yang perlu dikembangkan yakni, sikap memen-tingkan kepentingan bersama, sikap kerendahan hati (ay.3-4). Ini juga berhubungan erat dengan keter-bukaan dalam komunikasi dan kepercayaan terhadap pasangan. Saya pikir Anda juga butuh bahan khotbah Kristen ini: Meraih Kelepasan Melalui Kuasa Injil.

Post a Comment for "Hidup Bersama Sebagai Keluarga Allah 1"