Mencari Kebahagiaan Hidup
Namun, faktanya semakin manusia berusaha untuk mencari kebahagiaan hidup, justru kebahagiaan itu seakan semakin jauh dari jangkauan manusia. Banyak orang berpikir bahwa kebahagiaan itu terletak pada uang dan kekayaan yang melimpah. Itu sebabnya, manusia berusaha untuk mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya dengan menghalalkan segala cara.
Tetapi kenyataannya semakin manusia memiliki uang yang banyak dan harta yang melimpah, kebahagiaan justru mereka tidak miliki. Situasi semacam itu sudah ditulis oleh penulis kitab Pengkhotbah demikian: “Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Ini pun sia-sia” – Pengkhotbah 5:9.
Dalam perspektif yang sama, rasul Paulus dalam suratnya kepada Timotius anak rohaninya juga menjelaskan tentang hidup yang terikat kepada uang dan kekayaan. Rasul Paulus dalam pimpinan Roh Kudus menulis tentang hal itu demikian: “Karena akan segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka” – 1 Timotius 6:10. Mencari kebahagiaan hidup dengan mengejar dan memburu serta menumpuk uang, justru bukan membawa manusia untuk masuk ke dalam kebahagiaan, malah membuat manusia semakin jahat dan hidup dalam dukacita.
Berdasarkan
paparan di atas, muncul sebuah pertanyaan: “Di manakah letak kebahagiaan hidup
itu sebenarnya?” Pertanyaan ini juga mengemuka karena manusia ingin bahagia,
sehingga
mendorongnya untuk mendapatkan dan menemukan jawaban yang sebenarnya. Kitab Pengkhotbah
memberi pertanyaan atas pertanyaan yang diajukan tadi. Dalam perspektif penulis
kitab Pengkhotbah ada beberapa hal yang dikemukakannya.
1. Ragam masalah dalam hidup ini membuat kebahagiaan hidup semakin kabur.
Apa saja masalah dalam hidup ini yang membuat kebahagiaan hidup semakin kabur?
a. Ketidak-adilan ada di mana-mana. Penulis kitab Pengkhotbah menegaskan hal itu demikian: “Ada lagi yang kulihat di bawah matahari: di tempat pengadilan, di situ pun terdapat ketidakadilan, dan di tempat keadilan, di situ pun terdapat ketidakadilan” – Pengkhotbah 3:16.
b. Kematian mengancam hidup manusia – Pengkhotbah 3:19-22.
c. Penindasan oleh yang kuat ada di mana-mana. Penulis kitab Pengkhotbah menulis demikian: “Lagi aku melihat segala penindasan yang terjadi di bawah matahari, dan lihatlah, air mata orang-orang yang ditindas dan tak ada yang menghibur mereka, karena di fihak orang-orang yang menindas ada kekuasaan. Oleh sebab itu aku menganggap orang-orang mati, yang sudah lama meninggal, lebih bahagia dari pada orang-orang hidup, yang sekarang masih hidup” – Pengkhotbah 4:1-2.
d. Masalah iri hati menghambat kebahagiaan. Penulis kitab Pengkhotbah menulis demikian: “Dan aku melihat bahwa segala jerih payah dan segala kecakapan dalam pekerjaan adalah iri hati seseorang terhadap yang lain. Ini pun kesia-siaan dan usaha menjaring angin” – Pengkhotbah 4:4.
e. Masalah kesepian dalam hidup menimpa manusia – Pengkhotbah 4:7-12.
f. Ketidakcocokan dengan partner dan lingkungan
– Pengkhotbah 4:13-16.
g. Korban politik dan perang ada di mana-mana –
Pengkhotbah 5:7-8.
h. Frustrasi karena kekayaan – Pengkhotbah 5:9-19.
i. Frustrasi karena tidak dapat menikmati
kekayaannya – Pengkhotbah 6:1-3.
j. Frustrasi karena ditinggal oleh orang yang
dicintai – Pengkhotbah 7:1-5.
k. Frustrasi karena kebodohan – Pengkhotbah 7:6-7.
l. Frustrasi karena semua gagal dan kacau – Pengkhotbah 7:15-22.
m. Frustrasi karena imbalan atau upah atau gajih tidak sesuai – Pengkhotbah 8:14.
k. Frustrasi karena kebodohan – Pengkhotbah 7:6-7.
l. Frustrasi karena semua gagal dan kacau – Pengkhotbah 7:15-22.
m. Frustrasi karena imbalan atau upah atau gajih tidak sesuai – Pengkhotbah 8:14.
2. Ragam hal yang dianggap sumber kebahagiaan
hidup padahal bukan.
Apa saja hal-hal yang dianggap sumber
kebahagiaan hidup, padahal bukan?
a. Hikmat dan kepandaian dari dunia ini
Pengkhotbah 1:16-18;12:12.
b. Kemewahan – Pengkhotbah 2:11: “Ketika aku meneliti segala pekerjaan yang telah dilakukan tanganku dan segala usaha yang telah kulakukan untuk itu dengan jerih payah, lihatlah segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin; memang tak ada keuntungan di bawah matahari”.
b. Kemewahan – Pengkhotbah 2:11: “Ketika aku meneliti segala pekerjaan yang telah dilakukan tanganku dan segala usaha yang telah kulakukan untuk itu dengan jerih payah, lihatlah segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin; memang tak ada keuntungan di bawah matahari”.
c. Kekayaan kebun anggur, buah-buahan, rumah dengan taman yang indah – Pengkhotbah 2:4, 5, 6.
d. Memiliki ternak dan sahabat yang banyak – Pengkhotbah 2:7.
e. Memiliki kekayaan emas, perak, batu akik, batu giok yang banyak dan istri -istri yang cantik dan dayang-dayang yang banyak – Pengkhotbah 2:8-11.
3. Ragam kebahagiaan hidup sejati.
Apa saja sumber kebahagiaan hidup yang
sesungguhnya? Sumber kebahagiaan hidup yang sesungguhnya menurut penulis kitab
Pengkhotbah ialah terletak pada beberapa hal berikut, yaitu:
a. Mengakui bahwa hidup ini berasal dari dan milik Tuhan – Pengkhotbah .2:24-25; 3:12-13, 5:17-19.
b. Memuliakan Allh Penciptamu dalam kehidupan – Pengkhotbah 3:14-15.
c.Takut dan hormat akan Tuhan – Pengkhotbah 12:13.
d. Mentaati firman-Nya – Pengkhotbah 4:7.
e. Menerima dengan sukacita perubahan yang Allah telah tetapkan – Pengkhotbah 3:1-8.
f. Rajin bekerja – Pengkhotbah11:3-6.
g. Kejujuran dan kesalehan dalam hidup – Pengkhotbah 11:7-8.
a. Mengakui bahwa hidup ini berasal dari dan milik Tuhan – Pengkhotbah .2:24-25; 3:12-13, 5:17-19.
b. Memuliakan Allh Penciptamu dalam kehidupan – Pengkhotbah 3:14-15.
c.Takut dan hormat akan Tuhan – Pengkhotbah 12:13.
d. Mentaati firman-Nya – Pengkhotbah 4:7.
e. Menerima dengan sukacita perubahan yang Allah telah tetapkan – Pengkhotbah 3:1-8.
f. Rajin bekerja – Pengkhotbah11:3-6.
g. Kejujuran dan kesalehan dalam hidup – Pengkhotbah 11:7-8.
Pengkhotbah menegaskan bahwa kekayaan, kesenangan (pesta pora), kesakitan, kebodohan, kepandaian, petualangan dibidang seks, kesepian (menyendiri), kemiskinan, wanita (menghimpun wanita cantik) tidak bisa membri kebahagiaan dalam hidup ini.
Pengkotbah menegaskan bahwa kebahagiaan hidup
diperoleh dari hidup yang takut akan Tuhan, menaati kehendak dan firman Tuhan
di dalam Alkitab bagik Perjanjian Lama mupun Perjanjian Baru, hidup dalam
kekudusan dan beribadah hanya kepada Tuhan saja.
Baca juga: CARA MENDIDIK ANAK YANG BAIK.
Baca juga: CARA MENDIDIK ANAK YANG BAIK.
Post a Comment for "Mencari Kebahagiaan Hidup"