Translate

RELASI IMAN KIRSTEN DAN IPTEK

IPTEK adalah akronim dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Ilmu pengetahuan adalah gabungan dari beberapa disiplin ilmu yang disusun secara sistematis dan logis dengan tidak mengabaikan sebab dan akibatnya. Teknologi adalah ilmu pengetahuan terapan. Jadi, IPTEK berarti penerapan dari beberapa disiplin ilmu.
Sejarah mencatat sering terjadi kontroversi antara iman dan ilmu pengetahuan. Salah satunya adalah kasus Galileo Galilei dengan Gereja Roma Katolik. Galileo Galilei dikenai hukuman tahanan rumah sampai akhir hayatnya karena mempertahankan pendapatnya bahwa matahari adalah pusat dari alam semesta atau heliosentris. Ia menentang teori Aristoteles yang diyakini Gereja Roma Katolik pada saat itu yaitu bumi adalah pusat dari alam semesta atau geosentris.

Apakah iman Kristen bertentangan dengan IPTEK? Apakah orang Kristen harus anti-teknologi? Tentu tidak. Bila semua orang Kristen adalah orang-orang yang anti-teknologi, sungguh menyeramkan dunia ini oleh karena kalangan cendiakawan akan dikuasai oleh  kalangan orang-orang ateis, kejam, dan tidak mengenal kasih Allah.
Sering ditemukan orang yang menjadi Kristen hanya pada Hari Minggu.

Sebagai contoh, seorang pedagang berkata, “Saya dapat menjadi pedagang yang sukses dan Kristen yang baik karena saya memisahkan keduanya. Saat saya berdagang dari hari Senin sampai dengan hari Sabtu, saya melupakan iman saya. Saat saya beribadah pada Hari Minggu, saya melupakan pekerjaan saya. Saya melakukannya karena saya tidak mungkin mencampuradukan keduanya. Bila saya berdagang menurut prinsip kasih, itu berarti saya harus mengampuni para penunggak hutang. Wah, saya bisa bangkrut.”

Apakah sikap sang pedagang benar? Tentu saja salah. Akan tetapi, bila kita mencoba untuk menganalisa lebih jauh, perkataan pedagang tersebut masuk akal. Bila kita beribadah berdasarkan prinsip dagang dan berdagang berdasarkan prinsip Kristiani, itu mustahil. Kita tidak boleh mencari untung dalam pekerjaan di gereja. Pekerjaan di gereja dilakukan untuk memuliakan Allah. Bila kita berdagang tidak mencari untung, bersiaplah untuk bangkrut.

Karena itu, bagaimana seharusnya orang Kristen menyikapi IPTEK? Apakah keduanya terpisah seratus persen seperti ilustrasi tentang sang pedagang? Kita tidak dapat memisahkan IPTEK dari kehidupan kita karena manusia diberikan akal budi oleh Allah. Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambarNya, menurut gambar Allah diciptakanNya dia (Kejadian 1:27a). Dengan anugerah akal budi tersebut, manusia mengembangkan teknologi untuk melaksanakan mandat Allah: beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi (Kejadian 1:28).
Ada dua prinsip yang harus kita pegang dengan teguh. Pertama, takut akan Tuhan apapun yang kita lakukan. Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan (Amsal 1:7a). Salaupun kita seorang ilmuwan, kita tidak mengembangkan teknologi yang menyengsarakan umat manusia, seperti senjata pemusnah massal/senjata nuklir. Bila kita menjadi pedagang, kita berdagang dengan jujur dengan tidak menipu konsumen.
Kedua,  kita tidak boleh sombong atas anugerah akal budi yang Allah berikan kepada kita. Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri (Amsal 3:5). Dari tujuh dosa utama yang dikemukakan oleh teolog Yohanes Calvin yaitu sombong, iri, amarah, malas, boros, rakus, dan nafsu, maka sombong adalah akar daripada  ketujuh dosa tersebut.

Kesombongan akan kehebatan IPTEK akan berakibat pada perasaan tidak memerlukan Allah. Dengan kata lain, menjadikan IPTEK sebagai allah kita. Dapat juga terjadi, kita tetap memerlukan Allah, akan tetapi Allah kita tempatkan hanya sebagai pembantu atau pelengkap saja . Kita menempatkan Allah sebagai ban cadangan.

Padahal, iman Kristen mengajarkan bahwa segala sesuatu adalah anugerah Allah (sola gratia). Anugerah itu hanya dapat diterima oleh karena iman (sola fide). Karena itu, selain takut akan Allah, kita juga tidak boleh sombong dengan IPTEK yang kita telah kembangkan, karena IPTEK itu sendiri adalah anugerah dari Allah. IPTEK bersifat netral, tergantung bagaimana  seseorang menanggapinya. IPTEK bersifat netral oleh karena bukan ilmu yang berasal dari iblis untuk menghancurkan iman percaya kita. IPTEK bisa menjadi sesuatu yang baik apabila digunakan dengan baik, dan menjadi sesuatu yang buruk apabila digunakan dengan buruk.

Internet adalah teknologi yang sangat berguna untuk bidang sosialisasi, edukasi, komunikasi, pemerintahan, pertahanan, keamanan, dan lain-lain. Namun, apabila disalahgunakan, internet dapat digunakan untuk melihat gambar dan film porno.
Nuklir adalah pembangkit tenaga listrik yang sangat efisien. Nuklir juga lebih ramah lingkungan dibandingkan batubara. Namun, bila dibuat menjadi senjata nuklir, akan menjadi senjata pemusnah massal yang sangat destruktif.

Karena itu, Iman Kristen dan IPTEK  tidak bertentangan. IPTEK adalah salah satu anugerah Allah untuk umat manusia yang tidak dapat dikembangkan oleh mahluk ciptaan Allah yang lain. Bila kita hanya memandang IPTEK dari sisi negatif, itu ibarat memakai kacamata hitam, pandangan kita gelap, akan tetapi matahari yang kita salahkan. Jadi, mari kita memanfaatkan dan mengembangkan IPTEK dengan tetap takut akan Tuhan dan tidak sombong dalam setiap tindakan kita.

Sumber: http://www.lucassebastian.net/christianity/iman_kristen_dan_iptek/.


Post a Comment for "RELASI IMAN KIRSTEN DAN IPTEK"